“i've told you!” pekik haechan.
aku masih gelisah. tidak tau akan mendapat berapa di tugas seni ini. iya sih kami menampilkannya dengan lancar, pak junet juga bertepuk tangan setelah penampilan kami rampung. tapi tetap saja! aku tidak tenang sebelum tau hasilnya.
“kita bakal dapat bagus, ta. jangan khawatir,” jaemin menepuk pundakku pelan.
membuatku mengangguk pura-pura yakin. sebenarnya sih enggak. ya habisnya gimana, suaraku kalau dibandingkan sama roxanne jelas tidak ada apa-apanya. katanya dia ikut seleksi gita bahana nusantara. gimana aku nggak insecure?
“kemaren lo pulang sama mark bukan?” haechan menggeser kursinya mendekat. menumpukan tangan di meja dan menatapku lekat.
“kak mark,” koreksiku.
“alah iya itu. pulang sama dia lo?”
aku mengangguk seadanya. haechan mencebik. lidahnya menekan bagian dalam mulutnya.
“anak itu udah disuruh pelan-pelan malah ngegas,” ia menggerutu sambil menendang-nendang meja.
“hah?”
“dia bilang sama gue kalo suka elo. sebenernya gue gaboleh bilang sih, tapi daripada nggak tersampaikan, yaudah lah ya,”
seketika aku teringat kata-kata yang diucapkan kak mark kemarin. kata-kata yang mampu membuat aku mogok makan malam karena terus terbayang.
“kemaren kak mark udah bilang,” cicitku pelan.
haechan menggebrak meja dengan keras lalu berdiri tegak dengan tidak santainya. kelas mendadak hening. kelompok yang tampil di depan aja sampai ikut diam.
“wah parah! gila emang itu orang!” pekik haechan.
“kamu yang gila! haechan andrea, keluar kamu dari kelas saya!”
mampus.
-sesuatu di jogja-
“ayo,”
vario abu itu berhenti tepat di depanku. yang punya motor menyambutku dengan senyum lebar. aku balas tersenyum, walau agak canggung karena diperhatikan orang banyak.
kak mark nge-line aku tadi, katanya pulang sekolah ngajak pulang bareng. ah maaf, bukan ngajak, maksa. aku udah tolak, tapi masih kukuh, yaudah deh.
“eh bentar-bentar,”
aku nggak jadi naik ke atas motor. soalnya kak mark malah turun dan membuka jok motornya.
helm hitam yang tadi di pakai kak mark, sekarang udah bertengger manis di bagasi motor.
“loh? kok dilepas?” tanyaku heran.
kak mark menutup kembali jok motornya. dia langsung naik ke motor tanpa menjawab pertanyaanku. baru setelah menghidupkan mesin, kak mark menatapku dengan senyuman.
“kamu kan nggak pake helm, biar adil nggak usah pake semua aja. hehe,”
senyumku tak bisa kutahan. kak mark emang nggak romantis, tapi nggak tau kenapa menurutku tingkahnya itu manis sekali.
“ayo naik. apa mau aku barengin haechan?”
aku menggeleng cepat, lalu segera naik ke motornya.
omong-omong, haechan benar-benar dihukum selama tiga jam pelajaran pak junet. waktu pergantian jadwal, dia misuh mulu sama aku. aku cuma bagian ketawa sambil mampusin manusia banyak tingkah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙙𝙞 𝙟𝙤𝙜𝙟𝙖
Casuale𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚘𝚝𝚊 𝚓𝚘𝚐𝚓𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚛𝚞𝚝𝚔𝚞 𝚒𝚜𝚝𝚒𝚖𝚎𝚠𝚊, 𝚖𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗? [𝚏𝚝. 마크이 - 𝚖𝚊𝚛𝚔 𝚕𝚎𝚎] ©scthy_w2020