16 (십육)

2.1K 214 12
                                    

"Coba jelasin semuanya tanpa ada yang di tutupi sedikit pun!" pinta Mark. Mereka berlima mulai saling berpandangan seolah bertanya haruskah mereka memberi tahu Mark

Jadi semalam mark berkunjung sekaligus menginap di dorm dreamies, ya bagaimana pun juga ia tetap bagian dari mereka. Tentu saja mereka menyambut baik kehadiran Mark tapi di balik itu, hubungan mereka berlima dengan jaemin belumlah membaik alhasil mereka pun berupaya bersikap sebiasa mungkin di hadapan Mark.

Tapi, Mark bukanlah sosok yang mudah di perdaya begitu saja, di balik suasa yang ceria nan suka ria ini ia merasa ada sesuatu yang menjanggal, ia mulai curiga. Jaemin yang penuh tawa dan kejahilan rasanya menjadi sedikit pendiam dan ia pun dapat melihat bagaimana interaksi mereka terhadap jaemin yang seperti terpaksakan.

Sepertinya kecurigaan nya pun benar dan yang membuat hati kecil Mark merasa pilu ialah saat jaemin yang jatuh pingsan di tengah-tengah latihannya, membuat semuanya panik. Suhu badannya tinggi namun ia tetap ikut latihan dan berusaha terlihat baik-baik saja. Tidak mungkin jika mereka tidak tahu Jaemin sedang tidak sehat padahal sejak kemarin wajahnya memucat. Mark meringis tak habis pikir, ini tidak seperti biasanya bahkan jika ada seorang yang flu pun yang lain akan berubah khawatir dan menyuruh untuk beristirahat saja.

"Jadi begini..."

Jeno angkat bicara. Ia mulai menceritakan semuanya tentu saja tanpa menutupi apapun sesuai permintaan Mark. Mark pun dengan seksama mendengarkannya.

Mark menghela napas berat. Aish, kalau begini sepertinya ia perlu bicara pada Pd-nim untuk men fix unit kan ia hanya di Nct Dream.

"Kalian ini benar-benar belum cukup dewasa rupanya," Mark mencibir.

"Merasa kecewa pada Nana? Lalu membalas kekecewaan dengan mengecewakannya juga, begitu?" tanya Mark menyinggung. Mereka hanya diam, membuka telinga mendengarkan apapun yang akan Mark katakan selanjutnya.

"Kita tidak bermaksud mengecewakannya. Kita hanya sedang ngambek hyung." Ucap jisung. Ia menoleh pada yang lain meminta mereka ikut menyetujui ucapannya.

"Lalu apa? Bermaksud menyakitinya begitu?" Mark kembali bertanya.

"Jaemin juga sama, dia gak bermaksud ngecewain kalian. Harusnya sebelum itu kalian pikirin juga gimana sulitnya jaemin ngambil keputusan saat itu. Dia gak bicara terus terang mungkin dia gak mau bikin kalian ikut kepikiran dan dia pasti punya alasan di balik semuanya,"

"Ayolah, jangan cuma mikir dari satu sudut pandang doang!" jelasnya

"Selesain masalahnya baik-baik. Hyung ke kamar jaemin dulu ya." Mark menepuk bahu jeno di sampingnya lalu berdiri meninggalkan mereka yang mulai bergelut dengan pikirannya masing-masing.



Renjun berdehem memecah keheningan yang tengah terjadi di antara mereka.

"Gue mau jujur sama kalian."
Mereka yang tengah diam dalam pikirannya tersendiri kini bergeming menoleh pada Renjun.

Alis mereka tertaut tak mengerti dengan perkataan Renjun. Jujur? memang nya dia berbohong soal apa?

"Sorry, sebenarnya gw ikut ngerahasiain rencana Jaemin yang mau ngelurusin masalah sama pacarnya itu, gw juga bantu yakinin Pd-nim kalau kondisi tubuh jaemin sedang buruk dan dia perlu cuti," Ungkap Renjun. Mereka sedikit melongo mendengar pengakuan dari Renjun. mereka tak tahu harus menanggapi nya seperti apa.

"Tentu aja gw juga kaget waktu denger keputusan jaemin waktu itu, gw udah coba bujuk dia supaya nyelesain masalahnya dengan cara lain. Tapi, ya dia kekeh sama keputusannya dan gw pun cuma bisa ngedukung dia. Jaemin percaya banget sama gw, karena  itu gw ngerahasiain ini dari kalian semua. Dan supaya kalian emang percaya kalo gw gak tau apa-apa soal ini, makanya gw juga pura-pura ngejauhin Jaemin kayak kalian walau sejujurnya gw khawatir banget sama dia." 

My Nana (Jaemin X You) - [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang