"Loh, kok mati sih?" Kamu memasang raut cemberut memandang layar ponselmu yang sudah beralih dari layar panggilan. Mila yang asik membaca novel yang baru saja ia belinya menoleh sebentar ke arahmu.
"Kenapa?" Tanya nya. Kamu mengendikan bahumu pelan "gak tau nih, panggilannya keputus gitu aja." Jawabmu.
"Sinyal nya jelek kali."
"Iya kali. Tapi biasanya enggak, kok."
"Yaudah, coba telpon aja lagi!" Kamu mengangguki saran Mila, lantas mengotak-ngatik ponselmu, menempelkannya di samping telinga menunggu panggilannya tersambung. Beberapa saat berlalu, kamu menghela napas seraya menurunkan ponselmu.
"Gak aktif, Mil." ucapmu. Raut wajahmu berubah sedikit sendu,ada rasa penasaran dan khawatir di benakmu. Mila yang mengerti perasaanmu lantas menghentikan aktivitasnya lalu meraih tanganmu menyuruh untuk duduk.
Kamu pun terduduk di sampingnya, Mila menepuk bahumu pelan. " Yaudah, sih. Mungkin jaemin tiba-tiba aja ada urusan, kayak lo gak tau jaemin siapa aja. Dia pasti punya alasan nya sendiri, kok. Lo yang tenang aja, ya." Katanya. Yang namanya resah, ya mana bisa tenang gitu aja. Kamu pun malah mengerucutkan bibir yang segera mendapat tepukan pelan dari tangannya Mila.
"Gak usah cemberut, lo! Makin jelek tau," Ejeknya.
"Yaudah lah udah sore juga, nih. Balik kuy!" Ajakmu. Berniat segera beranjak dari duduk namun tangganmu lebih dulu di cekal oleh mila. "Kok langsung pulang, sih. Gak mau ke mcd dulu gitu?" Tanyanya. Kamu menepis tangannya sedikit kasar.
"Dih, makan mulu pikiran lo." Cibirmu. Mila terkekeh kecil "kayak lo gak tau kapasitas perut gue aja." Katanya sembari menyenggol bahumu pelan.
"Makan di rumah aja, Mil. Udah deh, ayo!" Ujarmu. Kamu menarik tangannya sedikit kasar agar ia mau melangkah.
"Bentar dong!" Pekiknya. Kamu merotasikan matamu dengan malas "apa lagi, Mil?"
"Jadi gini, sebenarnya gue udah dari dulu pengen ngomong ini ke lo," Mila menjeda kalimatnya seolah tengah menimang-nimang perkataannya. "Gue pengen minta sesuatu sama lo." Lanjutnya. Kamu menghadap ke arah mila, menatap orang di depan mu yang terlihat cukup serius.
"Minta apa?" Tanyamu. Sedikit takut dia minta yang aneh-aneh.
"Minta kontak nya renjun dong!" Mila memekik membuat orang-orang melihat ke arahnya dengan tatapan aneh dan kamu yang terkejut di tempat.
"Boleh, ya? Plisssss!" Mila merapatkan kedua telapaknya di hadapanmu dengan wajah memelas mencoba membujukmu. Bukannya kasihan kamu justru mendecak kesal lalu melipat kedua tangan di dada.
"Ya minta dong sama orang nya. Emang nya gue emaknya gitu," Cibirmu. Mila menegak kan kembali tubuhnya.
"Kalo bisa langsung ke orang nya, ya gue juga gak bakal minta sama lo kali!"
"Pliss, minta dong! Jangan pelit lah sama temen sendiri." Ucapnya kembali memohon.
"Apaan sih, Mil. Gue gak punya kontak dia tau,"
"Ya, lo minta lah sama Jaemin. Tenang, gue gak bakal macem-macem kok, cuma mau nyepam injun aja hehe," Mila nyengir lebar.
"Kuker, lo. Yang ada lo langsung di blok kali sama dia." Ucapmu. "Ehh, awas ya jangan coba-coba minta kontaknya Nana."
"Nih, kalo misalkan gue bisa jadi pacarnya renjun, kan kita bisa tuh pergi bareng ke korea nemuin mereka. Abis itu kita double date, seru kan?" Ucapnya penuh kegirangan. Kalo bisa dilihat nih, atas kepalanya mila pasti di penuhi pelangi sama bunga-bunga berjatuhan.
"Udah ya, halu nya simpen dulu buat entar di rumah. Sekarang kita pulang dulu, gerah banget nih denger lo ngehalu gitu jadi pengen buru-buru mandi." Ujarmu sembari mengibas-ngibaskan tanganmu ke leher seolah kipas. Mila mengikuti langkah mu sambil menghentak-hentak kakinya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nana (Jaemin X You) - [✓]
أدب الهواةPacaran sama orang yang di sukai banyak orang itu emang berat, dan disinilah kamu bakal nyeritain suka duka pacaran jarak jauh dengan seorang idol. ⚠️ This is just a fanfiction Started (12-08-2019) Ended (31-07-2021)