2 : Yoshinori

674 75 4
                                    

|Ong Seongwu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Ong Seongwu

Niel, kapan balik kampus?

|Kang Daniel

Udah sampe kos dari kemarin malam

😁

|Ong Seongwu

Eh gila, ngapain dah balik sekarang? Bersihin kampus?

|Kang Daniel

Eh buset, masa gua yang terdaftar di instagram gantengYG dikatain tukang bersih-bersih

Mau perwalian gua

|Ong Seongwu

Rajin bener anak Kang satu ini

Gua bawain jelly yang banyak pas balik kosan entar

|Kang Daniel

Jelly ❤️❤️

Cepet balik Ong, tanggung jawab bikin gua ngiler



"Sudah nunggu lama, Niel?" ucap dosen yang datang dengan tas selempang coklat khasnya.

"Tidak Pak, baru datang kok."

"Ayo, masuk." Ucap dosen bernama Yoshinori ke Kang Daniel.

Daniel pun masuk ke ruangan Pak Yoshi. Aroma wangi vanilla langsung tercium saat memasuki ruangan tersebut. Meja Pak Yoshi dihiasi foto keluarganya serta gambar grafiti namanya di dalam pigura kayu. Meskipun ia sudah beberapa kali kesini, tetapi ia tidak pernah membahas mengenai foto dan gambar grafiti tersebut.

"Setiap kali masuk ruangan, kamu selalu memperhatikan foto dan grafiti saya." Ucap Pak Yoshi ketika melihat Daniel menatap intens ke dua pajangan mejanya.

"Maaf Pak, cuman jarang-jarang dosen pasang foto keluarga di ruangan. Jadi saya langsung reflek melihat. Dan juga ekspresi seluruh keluarga sangat manis, ikut senang lihatnya,"tutur Daniel sambil duduk di hadapan Pak Yoshi.

"Iya, sayangnya Tuhan sudah menjemput duluan ayah saya. Foto tersebut adalah foto terakhir keluarga bersama ayah serta grafiti ini adalah pemberian ayah saya."

"Maaf, Pak, jika saya mengungkit masa lalu," ucap Daniel tidak enak. Ia tidak pernah melihat sisi sendu dari dosen walinya tersebut. Pak Yoshi terkenal akan senyum manis dan sifat lembutnya. Tidak heran banyak yang menyebutnya Malaikat Departemen Matematika.

"Tidak apa," ucap Pak Yoshi sambil mengetikkan sesuatu di komputernya, "Nilai semester lalumu sangat bagus. Apa kamu ambil full SKS semester ini?"

"Iya, Pak. Benar. Mata kuliah saya sudah fix jadi bisa langsung diverifikasi" ucap Daniel.

"Baik kalau begitu," ucap Pak Yoshi sambil menekan tombol verifikasi. "Jika tidak ada permasalahan mata kuliah, apa ada yang ingin kamu diskusikan dengan saya?"

"Menurut bapak, setelah saya lulus, lebih baik nikah dulu atau kuliah S2 dulu?"

Dosen yang tergabung dalam rumpun mata kuliah aljabar ini berpikir kira-kira jawaban apa yang tepat untuk pertanyaan out of the box anak walinya. Baru pertama kali ia mendapat pertanyaan ini.

"Kalau bapak boleh tahu, apa Daniel sudah punya kekasih?"

Daniel hanya tersenyum malu.

"Di lab, kakak kelas saya suka berdiskusi bahwa jangan menunda menikah. Kemudian masih banyak stereotipe di masyarakat bahwa tidak boleh menikah di usia tua. Saya ingin tanya dari presepsi Pak Yoshi." Ucap Daniel.

"Daniel, mau fokus karier di pekerjaan atau menjadi akademisi seperti saya?" ucap Pak Yoshi.

"Akademisi, Pak. Makanya saya berniat lanjut kuliah."

"Baik. Saya tidak membahas mengenai finansial karena saya yakin berkat pasti bisa dicari asal kita bersungguh-sungguh berusaha. Tapi saya concern di masalah tanggung jawab. Kalau seandainya kamu nikah dulu baru lanjut S2, kamu memiliki tanggung jawab lebih yaitu keluarga serta kuliahmu. Dengan keinginan menjadi dosen, maka pasti tuntutan perkuliahanmu lebih tinggi dibandingkan yang lanjut karena peningkatan karir. Kamu butuh fokus lebih ke perkuliahan. Apalagi jika kamu diberkati Tuhan mendapatkan anak dalam waktu cepat, maka kamu juga memiliki tanggung jawab sebagai ayah. Perhatian di usia muda anak sangat penting untuk kedepannya, jadi hal tersebut tidak boleh dikesampingkan. Jika kamu merasa sanggup, maka tidak apa jika menikah dulu." tutur Pak Yoshi lembut.

Daniel terkesima dengan jawaban Pak Yoshi. Ia tahu Pak Yoshi masih di usia muda, tetapi jalan pikirannya sungguh amat dewasa. Ia merasa beruntung memiliki dosen wali sepertinya.

"Baik Pak, saya sungguh dapat pencerahan dari jawaban bapak. Saya beruntung dapat bapak menjadi dosen wali saya."

"Makasih apresiasinya, Daniel. Tapi saya yakin dosen lain pasti memberikan jawaban terbaik untuk mahasiswanya."

"Iya, Pak Yoshi. Kalau begitu, saya pamit dulu." Ucap Daniel.

"Oh iya, Daniel, saran dari bapak kalau memang serius menjadi dosen, bisa mencari program kuliah yang fasttrack seperti S2 lanjut S3. Jika kamu mau bertanya lebih, bisa diskusi lagi di lain waktu dengan saya." Ucap Pak Yoshi.

"Siap, Pak." Ucap Daniel sambil melipat tangan dalam posisi hormat. Kemudian, Daniel meninggalkan ruangan.

"Saya doakan yang terbaik untuk kamu ya, Daniel." gumam Pak Yoshi.

-----------------------------------

Next Chapter

"Jawaban kamu sesuai halaman ini sedangkan pertanyaan saya adalah halaman selanjutnya." ucap beliau. "Tunggu, Pak. Berarti maksud bapak jawaban saya salah?" ucap Ryujin. "Apa harus saya pertegas lagi?" ucap dosen tersebut. "Tidak perlu, Pak. Terima kasih sebelumnya. Selamat pagi," ucap Ryujin tanpa lupa mengucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.

Apa ada member Treasure yang terlintas di benak kalian?

[Treasure YG] Treasure as LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang