3: Park Ji Hoon

474 52 1
                                    

Siapa yang tidak kenal dengan Park Ji Hoon? Dosen baru dengan senyum manis yang mampu membuat berdebar-debar para mahasiswi baru Departemen Biologi, tetapi juga membuat bergidik mahasiswa kelasnya dengan kalimat yang keluar dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Siapa yang tidak kenal dengan Park Ji Hoon? Dosen baru dengan senyum manis yang mampu membuat berdebar-debar para mahasiswi baru Departemen Biologi, tetapi juga membuat bergidik mahasiswa kelasnya dengan kalimat yang keluar dari mulutnya. Ryujin adalah salah satu mahasiswa yang terperangkap dalam kelas Pak Ji Hoon.

Malam ini, Ryujin belajar dengan fokus untuk menghadapi ujian akhir semester kelas Pak Ji Hoon. Ujiannya dalam bentuk lisan. Alasan Pak Ji Hoon mengadakan ujian lisan sangat simpel. "Biar saya bisa langsung menilai kalian lulus apa ngga," ucapnya sambil tersenyum. Senyum yang seharusnya manis tapi entah kenapa terasa mengerikan karena kalimat yang mengiringi senyuman tersebut. Saat Ryujin tengah berkutat dengan materi bahan ujian, terdengar pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Siapa?" ucap Ryujin sambal membuka pintu dan muncul teman kosnya dengan tangan yang penuh snack. "Asupan belajar," ucap Yuna, nama anak tersebut, sambil menunjukkan snack di tangannya dan menerobos masuk kamar Ryujin.

"Kau tidak ada ujian besok?" ucap Ryujin sambil memakan snack yang dibawakan Yuna. Teman satu kosnya ini adalah mahasiswa Departemen Biologi juga. "Tidak ada. Jadwal ujianku tinggal lusa." ucap Yuna sambil memakan juga snack yang dibawanya.

"Oh iya, Ryujin, masih ingat ngga kamu waktu kita ketemu Pak Ji Hoon pertama kalinya?" ucap Yuna. "Tentu saja," ucap Ryujin. Ryujin dan Yuna pun flashback ke momen waktu itu.

Hari ini adalah hari penyambutan mahasiswa baru. Ryujin dan Yuna sudah kenal satu sama lain sejak SMA dan beruntungnya mereka sama-sama diterima di departemen yang sama. Tidak hanya mahasiswa yang hadir di hari itu, tetapi seluruh dosen juga hadir. Ketika kepala departemen melontarkan jokes untuk mencairkan suasana, terlihat Pak Ji Hoon tertawa. Tawa yang mampu menghipnotis seluruh mahasiswi, termasuk Ryujin dan Yuna.

"Aku bahkan tidak lupa bagaimana kamu memanggilku Pak sangking terpukaunya ama Pak Ji Hoon" ucap Ryujin.

"Benar. Waktu itu aku berasa ketemu malaikat jatuh dari langit ketika melihat tawa renyah Pak Ji Hoon. Bahkan aku bertekad untuk masuk ke semua kelas beliau." balas Yuna.

"Masih inget juga ngga kamu nangis-nangis gara-gara ngga bisa masuk kelas bapaknya?" ledek Ryujin.

Yuna pun flashback kembali ke kala itu.

Pak Ji Hoon yang baru menyelesaikan studinya mulai mengajar sejak Ryujin dan Yuna masuk Departemen Biologi, dan beruntungnya membuka kelas untuk mahasiswa baru. Sudah bisa ditebak, para murid, terutama mahasiswi, berebutan untuk masuk kelas tersebut. Bahkan Yuna sampai menyewa laptop kakaknya, meminta handphone ibunya, dan menyita laptop ayahnya hanya untuk menaikan kesempatan mendapatkan kelas tersebut melalui sistem online. Malangnya, Yuna tidak berhasil dan Ryujin berhasil dengan hanya bermodalkan handphone miliknya untuk akses sistem. Yuna bahkan sampai nangis tiga hari tiga malam akibat gagal mengambil kelas tersebut.

"Jujur ya, aku berasa bego banget waktu itu sampai nangis tiga hari tiga malam," ucap Yuna dan dibalas tawa dari Ryujin.

"Yang bikin image-ku terhadap beliau berubah 180 derajat gegara cerita Chaeryeong dari kamu," ucap Yuna ke Ryujin dan mereka kembali flashback ke cerita tersebut.

"Baiklah, minggu depan kita ada kuis. Selamat belajar ya," ucap Pak Ji Hoon di akhir perkuliahan. Kemudian, sebelum Pak Ji Hoon meninggalkan ruangan, Chaeryeong meminta izin untuk ujian susulan dikarenakan ia harus mengikuti lomba dance di luar negeri. "Semangat untuk lombanya, Chaeryeong. Dimana memangnya acaranya?" ucap Pak Ji Hoon lembut. "Di Singapura, Pak" ucap Chaeryeong. "Saya pernah ke Singapura dan internetnya bagus. Kuis saya online jadi kamu tetap bisa mengerjakan disana. Tidak perlu susulan" ucap Pak Ji Hoon kemudian meninggalkan Chaeryeong.

"Dan yang epik adalah Chaeryeong sampai pinjam laptop dan akses internet dari panitia lomba hanya untuk mengerjakan kuis Pak Ji Hoon." ucap Yuna menahan tawa.

"Yang lebih sedih lagi sudah pinjam laptop, ngga lulus juga kuisnya," ucap Ryujin. Mereka berdua pun tertawa. Jahat memang menertawakan nasib sial temannya, hanya saja hasrat untuk tertawa tidak bisa dibendung.

"Sudah, kalau aku terus disini, bisa-bisa kita keasikan ngegosip Pak Jihoon dan kamu tidak belajar. Aku balik ke kamarku dulu," ucap Yuna meninggalkan kamar Ryujin. Ryujin pun akhirnya kembali fokus belajar.

Esok harinya

"Setelah Jackson, giliran kamu kan?" ucap Mark pada Ryujin.

Ryujin manggut-manggut sambil tetap menghafalkan materi yang dipelajarinya kemarin.

Tak selang berapa lama, Jackson keluar dengan tatapan kosong dan jalan tanpa tenaga.

"Kurasa tidak lulus" ucap Mark pada Ryujin dan dibalas anggukan dari Ryujin. Ryujin pun masuk ke ruangan Pak Ji Hoon.

"Sudah sarapan, Ryujin?" ucap Pak Ji Hoon.

"Sudah, Pak." balas Ryujin.

"Bagus kalau begitu. Saya tidak mau saja ada yang pingsan karena kurang energi akibat tidak bisa menjawab," ucap Pak Ji Hoon sambil memberikan lembar presensi untuk ditanda tangan Ryujin.

Mulai lagi mood savage-nya, batin Ryujin

"Baik kalau begitu saya mulai pertanyaannya," ucap Pak Ji Hoon. Beliau pun memberikan pertanyaan. Dengan penuh percaya diri, Ryujin menjawab pertanyaan tersebut.

"Bagus, jawabanmu sesuai materi yang saya berikan," ucap Pak Ji Hoon sambil mencari sesuatu di komputernya. Ryujin pun bernafas lega.

Kemudian, Pak Ji Hoon mengarahkan layar komputernya ke Ryujin. "Akan tetapi, jawaban kamu sesuai halaman ini. Pertanyaan saya adalah materi halaman selanjutnya." ucap beliau.

"Tunggu, Pak. Berarti maksud bapak jawaban saya salah?" ucap Ryujin.

"Apa harus saya pertegas lagi?" ucap Pak Ji Hoon tersebut.

"Tidak perlu, Pak. Terima kasih sebelumnya. Selamat pagi," ucap Ryujin tanpa lupa mengucapkan salam sebelum meninggalkan ruangan.

"Ryujin, tunggu." ucap Pak Ji Hoon saat Ryujin sudah akan meninggalkan ruangan.

"Iya, Pak?" ucap Ryujin. Semoga saja diberi kesempatan remedial, batin Ryujin.

"Jangan lupa panggilkan mahasiswa berikutnya," ucap Pak Ji Hoon.

"Baik, Pak." ucap Ryujin dengan senyum kecut. Fix aku nemenin Jackson di kelas bapaknya semester depan, batin Ryujin kembali.

-----------------------------------

Next Chapter

"Udah berjamur ya kak nunggu?" ucap Rejun pada kakaknya, Chanyeol. "Kakaknya udah baik datang ke wisuda malah disambut begitu. Oh iya, ini kakak nunggu sama mahasiswa Arsitektur juga. Sepertinya dia kenal kamu." ucap Chanyeol sambil menunjuk pria imut di sampingnya. "Pak, selamat siang. Saya berterima kasih atas bimbingan bapak untuk tugas akhir saya selama ini," ucap Rejun tidak menggubris Chanyeol dan menyalami pria yang disebut tadi. "Bimbingan? Tunggu, ini dosen pembimbingmu?!" ucap Chanyeol shock.

Who's your guess?

[Treasure YG] Treasure as LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang