"Sepertinya penampilan ini sudah cukup oke," monolog Mashiho sambil melihat ke kaca. Outfit kali ini cukup kaos berwarna abu-abu gelap, gelang dan kalung. Hari ini adalah hari spesial bagi sahabatnya, Mahiro. Mahiro sudah menyelesaikan studi S2 di Institut YG dan hari ini adalah hari wisudanya. Sekalipun Mashiho sudah menjabat sebagai dosen Arsitektur Institut YG, ia tidak berpenampilan formal karena hari ini ia ingin berpenampilan bukan sebagai dosen melainkan sahabat Mahiro.
Sesampainya di gedung wisuda, Mashiho melihat seorang pria tua menjual bunga di tengah panasnya terik matahari. Ia melihat pria tua tersebut tetap bersemangat menawarkan meskipun tidak ada yang membeli. Karena tersentuh, Mashiho pun membeli bunga di pria tersebut meskipun dia sudah menyiapkan kado untuk Mahiro. "Semoga temannya suka dengan bunganya ya, nak. Semoga juga ini jadi tanda bahwa akan ada yang beli juga selanjutnya," ucap pria paruh baya tersebut sambil memberikan bunga kepada Mashiho. Mashiho pun tersenyum dan mengatakan Amin untuk mengaminkan harapan pria tersebut.
"Sepertinya aku datang terlalu cepat," pikir Mashiho ketika ia mendengar dari luar pintu segmen acara apa yang sedang dilaksanakan. Ia pun membuka handphone-nya dan mengetikkan sesuatu untuk dikirim ke sahabatnya.
|Mashiho
Aku tunggu sebelah kiri depan pintu utama ya.
|Mahiro, my bestie
Apa? Kau sudah sampai? Aku kan bilang nanti aku beritahu kapan datang supaya kamu tidak lama menunggu
|Mashiho
Tidak apa. Lebih baik aku yang menunggu dibanding kamu yang menungguku.
|Mahiro, my bestie
Mashiho, kau tidak berbuat seperti ini ke mahasiswamu kan? Mereka bisa salah sangka nanti.
|Mashiho
wkwkwkw
Saat Mashiho sedang asik berkutat dengan smartphone-nya, tiba-tiba pundaknya ditepuk seseorang.
"Masih lama ya dik acaranya kira-kira?" ucap pria tinggi tersebut. Sepertinya ia lebih tua sedikit darinya.
"Sepertinya masih, kak" ucap Mashiho.
"Aku bukan alumni Institut YG jadi kurang tahu berapa lama waktu wisuda disini," ucap pria tinggi itu lagi.
Mashiho hanya menganggukkan kepalanya.
"Oh iya kita kenalan dulu. Namaku Chanyeol" ucap pria bernama Chanyeol sambil mengulurkan tangannya.
"Mashiho." ucap Mashiho sambil menyambut uluran tangan Chanyeol.
"Nunggu teman?" ucap Chanyeol.
"Iya. Kakak sendiri sedang menunggu siapa? Saudara?" balas Mashiho.
"Wah, tebakanmu tepat sekali. Aku menunggu adikku, namanya Rejun."
"Oh? Rejun?" ucap Mashiho.
"Kau mengenalnya? Berarti kau dari Arsitektur juga?" ucap Chanyeol.
"Iya benar." balas Mashiho.
"Wah, dunia sempit sekali. Bagaimana Rejun kalau di kampus?" ucap Chanyeol.
"Hem, dia termasuk anak yang rajin. Ia juga selalu berusaha menghubungi jika tidak bisa datang saat janjian ketemu," balas Mashiho.
"Wah, sepertinya Rejun bersikap baik denganmu ya. Jika aku dengar dari sahabat-sahabatnya, mereka pasti akan langsung menyebutkan kebiasaan Rejun yang berbicara pedas bak mie setan," ucap Chanyeol.
Mashiho hanya tertawa kecil mendengarnya.
Kemudian, handphone Chanyeol tiba-tiba berdering. Dari percakapannya, sepertinya orang tuanya yang memastikan anaknya sudah hadir di wisuda adiknya. Mashiho mengeluarkan earphone-nya dan mendengarkan lagu Going Crazy – Treasure sambil menunggu selesainya wisuda.
Tak selang berapa lama, para wisudawan dan wisudawati mulai bermuncul keluar gedung wisuda. Setiap wisudawan dan wisudawati mulai disambut satu persatu oleh orang yang menunggu di luar gedung. Kemudian, sosok bernama Rejun keluar dan menghampiri Chanyeol yang sudah melambaikan tangan daritadi.
"Udah berjamur ya kak nunggu?" ucap Rejun pada kakaknya, Chanyeol.
"Kakaknya udah baik datang ke wisuda malah disambut begitu. Oh iya, ini kakak nunggu sama mahasiswa Arsitektur juga. Sepertinya dia kenal kamu." ucap Chanyeol sambil menunjuk pria imut di sampingnya.
"Pak, selamat siang. Saya berterima kasih atas bimbingan bapak untuk tugas akhir saya selama ini," ucap Rejun tidak menggubris Chanyeol dan menyalami pria yang disebut tadi. Mashiho pun menyambut uluran tangan Rejun dan mengucapkan selamat padanya.
"Bimbingan? Tunggu, ini dosen pembimbingmu?!" ucap Chanyeol shock.
"Saya berterima kasih untuk bimbingan Bapak ke anak saya selama ini," ucap ibu Rejun memberi hormat.
"Sama-sama, Bu. Rejun juga selalu mengikuti bimbingan saya dengan baik," ucap Mashiho.
Tiba-tiba, Mashiho merasa pundaknya ditepuk seseorang. Ternyata, orang tersebut adalah Mahiro.
"Saya permisi dulu," ucap Mashiho hormat kepada keluarga Rejun sebelum meninggalkan mereka.
Setelah kepergian Mashiho dan Mahiro, Rejun mengomeli kakaknya yang sok tahu mengatakan dosen pembimbingnya adalah mahasiswa. Chanyeol pun berdalih bahwa bagaimana ia bisa berpikir itu dosen kalau melihat postur tubuh dan wajah Mashiho yang masih terlihat seperti anak-anak.
"Gimana rasanya dipanggil Bapak sama orang tua mahasiswa?" ucap Mahiro pada Mashiho.
"Dengan usia seperti ini, sebenarnya agak aneh. Tapi mengingat jalan yang kupilih adalah dosen, maka aku harus membiasakan diri," ucap Mashiho sambil menatap Mahiro.
"Wah, sejak kapan sahabatku yang satu ini menjadi dewasa begini?" ucap Mahiro sambil bepura-pura memiting leher Mashiho. Mashiho pun tertawa menanggapi reaksi sahabatnya.
-----------------------------------
Next Chapter
"Duh ngga sabar untuk ngampus besok," ucap Wonyoung pada Yuri. "Ngga sabar denger materi apa ngga sabar untuk tahu fashion dosen kita besok?" ucap Yuri. "Kamu tahulah jawabanku apa," ucap Wonyoung dan mereka berdua pun tertawa.
It's obvious who was talked about by them, isn't it?
KAMU SEDANG MEMBACA
[Treasure YG] Treasure as Lecturer
Fanfiction**Completed** Apa jadinya jika setiap member Treasure berubah haluan menjadi dosen? Story ini mengisahkan bagaimana cara member Treasure menghadapi berbagai tingkah mahasiswa dengan status mereka sebagai dosen muda. Terdapat cast-cast di luar Treas...