True story'.

469 18 0
                                    

True story ITS my size. So, semua cerita di episode itu adalah gabungan dari cerita hidup seorang Ika. Well, meskipun banyak nama yang disamarkan. Aku tak pernah menyangka cerita hidupku akan seperti cerita sinetron.

Kalian akan lebih terkejut di ending yang akan ku lanjutkan . Karna pada akhirnya seseorang yang kuberi nama "Willy" benar2 menjadi suami ku.

So ITS my story' thank you buat semua yang sudah setia mengikuti cerita ITS my size. This is for you guys.

______________________________________

     Setelah semua drama hidupku. Aku sampai di satu titik, dimana aku menemukan orang yang tepat. Yuph.. Dia bukan orang yang baik, bukan juga orang yang lembut, atau seperti cowok Korea yang romantis dan idaman para cewek.  Dia hanyalah seorang pria yang dapat membuatku mengalah akan segala hal.

    Kenapa? Karena setiap kali dia membuat kesalahan kami selalu bertengkar dan kata pisah pun selalu dilontarkan. Tapi pada akhirnya, akulah yang kembali meminta maaf dan melupakan semua. Kalau ada orang yang mengatakan tentang "bucin" mungkin memang betul adanya. Tapi, berbeda denganku yang pernah berfikir untuk benar2 meninggalkannya. Aku justru malah terperangkap dalam pernikahan dengan kehadiran seorang malaikat kecil yang menjadi mimpiku.

     Aku dan dia sampai pada tahap pernikahan. Namun tidak seindah drama Korea. Sebelum menikah kami sudah ribut besar, karena ternyata sifatnya begitu kasar. Dia membuatku sangat terkejut. Kemana perginya dia  yang lembut dan pengertian? Mengapa dia berubah menjadi orang lain? Namun nasi sudah menjadi bubur. Aku tak bisa mundur dari kenyataan bahwa aku telah mengandung anaknya. Betul, aku salah namun anak ini tidak pernah bersalah. Karena itulah aku mempertahankan segalanya. Meskipun sulit bagiku untuk menghadapi setiap orang yang menuding. Karena saat itu tak ad tempat bagiku untuk meluapkan apa yang kurasakan.

       Hari pernikahan pun tiba. Kami menikah lalu seperti layaknya pernikahan kami tersenyum bahagia. Walau hatiku perih dan takut namun aku terus meyakinkan diriku bahwa semua akan baik2 saja. Dia akan kembali seperti semula. Karena kemarin dia hanya panik pasti dia akan kembali setelah kami bersama. Seperti itu lah harapanku dihari pernikahan. Siapa sangka dimalam pertama kami, benar dia kembali menjadi dia yang ku kenal. Aku takkan pernah lupa kata2 pertama yang dia ucapkan setelah kami menikah "akhirnya kita bisa bersama ya sayang." Aku pun menangis dan bahagia disaat yang sama. Karena aku tau itu kata2 tulus dan jujur yang pernah dia ucapkan untuk ku.

         Kami melewati hari2 bahagia bersama. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, namun aku sangat bahagia. Aku tidak masalah dengan keadaan ekonomi kami. Karena aku pun bekerja setiap hari. Dan selalu semangat menantikan buah hati kami lahir ke dunia ini. Setiap hari kami menempuh udara pagi hari yang dingin dan udara malam dengan diiringi hujan tanpa mengeluh. Karena kami tau tak ad usaha yang sia2. Pasti akan membuahkan hasil.

       Sampai hari itu tiba. Hari dimana cintaku telah dikhianati. Tanpa sepengetahuanku dia mulai dekat dengan rekan kerjanya. Sampai akhirnya kami pun bertengkar hebat. Aku yang tak bisa menahan emosi pergi meninggalkannya. Waktu menunjukan pukul 12 tengah malam ketika aku berada di rumah keluargaku. Aku menunggunya menelpon. Namun notif itu tak kunjung datang. 3 hari lamanya kami tidak komunikasi. Sampai akhirnya aku mengalah untuk menanyakan kelanjutan hubungan kami.

    Namun kami tak bisa melanjutkan hubungan seperti layaknya pasangan. Dia memilih untuk tetap tinggal bersama orang tuanya. Dan aku bersama orang tuaku. Sambil menunggu kelahiran putra pertama kami. Seminggu sekali dia tetap mengunjungiku. Setiap hari aku selalu menunggunya untuk menghubungiku. Kami hanya bisa komunikasi lewat handphone. Aku akan menangis setiap kali dia tidak mengabariku. Aku akan marah ketika dia datang terlambat. Namun aku tetap mempertahankan pernikahan kami. Karena aku berharap dia akan segera sadar dan kembali padaku.

          Sampai hari kelahiran anak kami pun tiba. Aku menunggunya semalaman aku tidak tidur berharap pagi ini dia akan datang menemaniku untuk berjuang. Aku selalu ingat kata2nya. " Sayang kalo kamu lahiran aku pasti datang. Aku pasti pegang tangan kamu." Namun semua itu hanya kata2. Sampai aku masuk ruang operasi dia tidak juga datang. Aku menangis dan meronta ketika dokter mulai menyuntikan obat bius di punggungku. Dalam hati aku berteriak memanggil namanya. Namun aku tau dia tidak akan datang.  Setelah semua selesai. Aku mengambil gambar anak kami. Berharap dia datang, aku mengiriminya foto pertama dari malaikat kecilku. Namun tak ad balasan lain.

       Setelah aku mulai pulih aku pun mencarinya. Dan dia datang dengan segudang keluhan. Aku hanya terdiam dan menahan semua perasaanku. Dalam hati aku berkata " tidak apa. Daripada semua hancur. Aku tidak apa. Aku akan baik2 saja. " semua kembali seperti semula. Dia bekerja dan tinggal di rumah orang tuanya. Aku pun bekerja dan menjaga anak ku di rumah orang tuaku. Kami akan berkumpul setiap Minggu karena dia akan pulang mengunjungiku dan anak kami. Semua itu terjadi dan aku selalu bertahan sekalipun banyak yang mencela. Banyak cinta yang datang mendekat. Banyak kesempatan yang bisa kuambil. Namun, tak satupun kulakukan. Dalam hatiku hanya ada dia seorang. "El appa." Namun seringkali dia menyakitiku. Dan kembali aku hanya menangis dan marah lalu minta maaf.

       Sampai dia kembali padaku ketika aku mengandung anak kedua kami. Saat itu kami bertengkar hebat karena dia kembali berhubungan dengan rekan kerjanya. Aku yang tak tahan lagi mengatakan ingin pisah. Dan aku bener2 ingin berpisah. Tapi, diluar dugaan. Ternyata aku telah mengandung anak kedua kami. Aku pun menangis sejadinya. Kenapa? Kenapa selalu seperti ini? Apa salahku? Aku selalu bertahan disaat sakit, aku selalu semangat disaat susah, aku tak pernah mengeluh dengan keadaan kami. Setiap kali aku selalu bekerja keras untuk keluarga kami, siang dan malam tak ad waktu untuk ku beristirahat. Karena aku ingin keluarga kami bisa maju lalu dia takkan berpaling lagi. Tapi, yang dia beri hanya luka. Jadi bukan kah wajar bagiku untuk menyerah ketika sudah tak tahan? Tapi mengapa? Mengapa disaat aku sudah tak tahan aku justru mengandung lagi. Dan aku tak bisa mundur.

It's My SizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang