13 장 (Why)

1.1K 49 1
                                    

Willy menghampiriku dan menghentikan motornya tepat di depanku.

"Sorry ya lama." Katanya sambil memberiku helm.

"Ia gak apa2 kok." Sahutku

Aku meraih helm yang diberikan Willy. Tapi, Willy justru menarik helm tersebut.

Kemudian ia turun dan menatapku sejenak. Lalu memakaikan helmnya padaku.

Aku hanya menatapnya seolah tak mengerti maksudnya.

* Gile ini orang kesambet apa ya? Kok bisa jadi beda banget sih ya?* gumamku dalam hati.

"Udah yuk. Kita berangkat." Katanya

"Tunggu, tunggu. Lu beneran Willy yang gue kenalkan?"

"Ya iyalah, emangnya siapa lagi? Udah yuk cepetan naik. Mumpung ujannya mulai reda."

"Iya sudahlah lupakan. Oke gue naik."

Aku dan Willy hanya terdiam sepanjang perjalanan. Hanya saja, udara dingin dan ditambah motor yang berpacu kencang. Membuatku memegang bahunya dengan erat.

"Willy! Ih pelan2 ajalah bawa motornya. Gue masih pengen idup!"
Akhirnya aku tak tahan untuk menahan rasa takutku.

"Haha iya deh iya. Gue pelanin. Ini bukan karna lu mau lama2an sama gue kan di motor?" Ledeknya padaku.

"Gila kali lo ya. Males amat gue lama2 sama lu. Mana dingin banget lagi!"

"Oh! Jadi lu males. Ya udah, gue percepat deh. Biar lu gak ngerasa males lagi."

Tiba2 saja Willy menambah laju kecepatan motornya. Spontan, aku langsung memeluk Willy dengan sangat erat.

Bukannya memperlambat laju motor, Willy malah menambah kecepatan. Aku semakin takut dan akhirnya akupun berteriak.

"Oke. Oke sorry Will. Sebenernya gue gak bosen. Gue cuma gak mau aja lo GeEr." Tanpa disengaja aku malah berkata jujur.

Perlahan Willy mulai memperlambat laju motornya. Aku pun tanpa sadar terisak-isak.

Tiba2 saja Willy menggenggam tanganku yang masih memeluknya.

"Udah lu jangan nangis ya. Cengeng ih. Tenang aja, gue jamin lu pasti pulang ke rumah dengan selamat. Malah tanpa lecet sedikitpun."

Entah kenapa kata2nya itu membuatku merasa tenang.

"Lu tau gak sih! Sebenernya gue takut naik motor."

"Loh kenapa?"

"Karna dulu gue pernah kecelakaan dan karna itu gue hampir aja mati."

"Terus? Kenapa lu mau gue ajak naik motor? Kan lu bisa nolak!"

"Soalnya.. Soalnya..."

"Soalnya apa sih?"

"Soalnya itu lo! Maka nya gue percaya. Tapi lu malah buat gue skot jantung gini!"

"Jadi... Lu percaya dong sama gue?"

"Ih. Lu apaan sih?! Udah deh, gak usah dibahas."

Willy hanya tertawa kecil dan kembali menggenggam tanganku.

"Udah lu jangan takut. Sorry ya tadi gue emosi. Gue janji deh, lu pasti baik2 aja sampe rumah."

Aku hanya diam dan melepaskan tanganku dari genggamannya.

Akhirnya kami tiba di rumahku. Aku segera turun dan mengembalikan helmnya.

"Thanks ya Will."

"Oke. Your well"

"Bye, see you school"

"Oke. Udah gih masuk."

Aku pun tersenyum dan berbalik masuk ke halaman rumahku.

"Ka!" Tiba2 saja Willy memanggilku.

Aku pun berbalik ke arahnya.

"Thanks ya. Buat bunga and anduk."

"Oh itu. Oke. Your Well."

"Good night"

"Night."



It's My SizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang