Jadilah terang untuk dirimu sendiri.
Suasana kelas kembali riuh karena pelajaran sedang kosong. Inilah saat-saat yang paling ditunggu-tunggu untuk semua pelajar. Dibanding libur, mereka lebih suka berada di kelas saat jam kosong.Disaat yang seperti inilah yang akan dirindukan setelah lulus nanti. Awal kelas 11 ini memang waktunya mereka menunjukkan jati diri mereka. Saat kelas 10 mereka dituntut untuk terbiasa dengan suasana SMA dan meninggalkan kebiasaan waktu SMP. Dan ketika kelas 12 nanti, mereka pasti dituntut untuk fokus terhadap ujian.
Makannya gaes kita seneng-seneng dulu mumpung masih kelas 11. Jangan ambis bangetlah, ntar aja kalo udah kelas 12.
Gitu kata Aji.
--------
Di kelas 11 IPA 2, mereka terbilang cukup kompak, solid, walaupun masih ada yang menjadi beberapa bagian tetapi mereka tetap menjaga kekompakan.
Salah satunya ketika ada acara classmeet, mereka tetap manjadi satu walau ketika istirahat berpencar.
Baginya, tak ada salahnya berpencar untuk mencari teman terdekatnya. Itu hak mereka kan? Maka dari itu mereka tak selalu bersama dalam setiap waktu.
Ketua kelas mengedarkan pandangannya saat tiba di pintu kelas. "Woi ada tugas neh, kerjain jangan?" tanyanya setengah berteriak.
Namun tak ada satu pun yang mendengarkan teriakannya. Pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya sambil berdecak, "Woi elah, dengerin gue kek!"
Nihil! Tetap tak ada yang mau mendengarkannya, seakan teriakan tadi hanya angin lalu.
Ide bagus terlintas di pikirannya, pemuda itu menghirup napas banyak-banyak dan berteriak. "Santi pingsan! Santi pingsan!"
Seketika kelas menjadi heboh dan berbondong-bondong mencari keberadaan Santi. Pasalnya si Santi ini sering sekali pingsan tanpa menunjukkan gejala apapun, terkadang ketika tertidur pun tetap pingsan.
"Tadi Santi ke toilet sama Ika!"
"Ada apaneh ribut-ribut?" terdengar suara dari arah pintu.
Seketika semuanya melongo tak percaya. Gadis yang mereka kira pingsan dan perlu diberi pertolongan nyatanya sehat-sehat saja.
"Wuahahaha goblok!" ketua kelas tertawa terpingkal-pingkal melihat kepanikan mereka tadi, "Santai santai, Santi nggak papa elah, becanda aja tadi."
Mereka semua terbelak dan melototkan matanya sambil bubar.
"Padahal udah mau menang nih ah lu sih," gerutu Athar terus melangkah dengan ponsel digenggamannya.
"Sori-sori elah, siapa suruh omongan gue ngga didengerin."
--------
Di tempat duduknya, Rini bersorak, "Woi kantin ayok!"
"Kuy," sahut Utari.
"Gue nitip tapi"
"Ngapain ngajak?!" ucap Athar sembari menoyor kepala Rini.
"Ck. Kalau lewat nggak usah noyor bisa kali," decak Rini sambil memutar bola matanya malas.
"Mau nitip nggak? Gue mau ke kantin nih," tawar Athar.
Rini mengangguk sembari berkata "Nitip, tapi pake duit lo dulu."
"Mana ada gitu."
"Ada, cepet sono lu bikin sumpek aja."
--------
Di tempatnya, mereka berkumpul untuk membahas Kakak Kelas cogan mereka yang tengah putus.
"Heh lo pada tau nggak? Kak Adnan sama Kak Abila dah putus?" Renjani memulai percakapan.
Kambuh sudah jiwa-jiwa pemburu cogannya.
"Eh serius?" tanya mereka kompak.
"Giliran cogan aja langsung semangat ya lo pada," sahut Ganen yang tengah melewati gerombolan ciwi-ciwi pemburu cogan.
Angga pun ikut menyahut sembari berdecih, "Cih! Cogan? Cowok ganjen maksud lo?"
"Sorry ya, cogan itu cowok ganteng oke!" Thina melotot seraya mendongak.
"Gantengan juga gue."
"Iri bilang bos," sembur Aina yang sudah tak tahan ingin menjambak.
Tak ada yang tahu, di tempatnya ada seorang gadis yang tengah mengatupkan bibirnya rapat-rapat.
--------
Chapter pertama jangan banyak-banyak ntar gumoh.
Oke sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABU-ABU
Teen FictionIni bukan kisah tentang badboy, coolboy maupun playboy. Ini juga bukan kisah tentang sekolah favorit maupun elit. Ini hanya kisah sederhana yang tidak melulu soal cinta. Tidak putih tidak juga hitam. Tetapi abu-abu. Gadis penyuka warna abu-abu yang...