7// Kehidupan Kuaci

21 4 0
                                    

Jangan lupa vote dulu hehe.
Tandain juga kalo ada typo.

Kita hanya berjeda, bukan berhenti.


Seperti malam-malam biasanya, setelah makan malam, yang dilakukan Aina sekarang berdiam diri di kamar dan berkutat di meja belajarnya. Kehidupannya begitu monoton.

Ditengah kesibukannya dengan buku, dering ponselnya berbunyi. Menandakan ada pesan yang masuk. Aina berhenti sejenak untuk melihat siapa yang mengirimi pesan. Ternyata Angga.

Memang, akhir-akhir ini mereka sering menghabiskan waktu untuk chatingan. Tak hanya itu, bahkan sering menghubungi lewat telepon maupun videocall.

Dari awal masuk kelas 10, mereka juga sering saling kirim pesan, dan juga membahas hal-hal intens. Akhir semester 2 kelas 10 hubungan mereka merenggang, entah sebab apa dan siapa yang menjauh, mereka tak tahu.
Kali ini di awal semester kelas 11 mereka kembali dekat. Tak ada yang tahu tentang kedekatan mereka. Aina tak memberi tahu kepada siapapun. Angga juga kerap kali dekat dengan siapa saja.

Namun berbeda dengan Aina. Angga mendekatinya seakan remaja yang sedang kasmaran.

Aina dengan segera membalas pesan tersebut dan kembali belajar. Namun beberapa menit, ponselnya kembali berdering.

Angga Pratama: Na

Cempaka Aina: Oit

Angga Pratama: Sibuk ga?

Cempaka Aina: Sibuk pake banget

Angga Pratama: Oh yaudah kalo gitu

Cempaka Aina: Emang kenapa?

Angga Pratama: Gue belum makan. Di rumah gada siapa siapa

Cempaka Aina: Ya urusannya sama gue??? Makan tinggal makan sik. Apa perlu gue suapin?

Angga Pratama: Temenin gue makan yuk

Cempaka Aina: Ha???

Angga Pratama: 10 mnt lagi gue jemput.







Ha








Haaaaa?









Di tempatnya Aina melongo dengan mulut yang terbuka lebar. Lantas gadis itu cepat-cepat mempersiapkan diri. Walaupun masih setengah bingung. Tak lama untuk mempersiapkan diri, Aina pun keluar dari kamarnya dan menuju orang tuanya.

Aina bukan dari keluarga yang menuntut berlebihan. Jadi, selama Aina tidak melewati batas, boleh-boleh saja jika hanya keluar sebentar. Lagi pula Aina bisa menjaga diri.

Terlihat Angga yang sedang duduk di atas motornya sembari memandang jalanan yang lumayan sepi. Aina menghampiri dengan hati yang berdebar seperti beberapa bulan lalu. Walaupun hubungan mereka tak seintens itu.

Angga tersenyum melihat Aina yang sedang berjalan menujunya. "Langsung berangkat? Gue nggak pamit dulu?"

"Nggak usah, udah ayo, keburu malem."

--------


Gadis yang kini sedang berdiri di depan pintu kelas menanti-nanti kedatangan temannya untuk bercerita banyak hal. Namun, teman yang ditungguinya tak kunjung datang walau bel tanda masuk akan segera berbunyi.

"Nunggu siapa lo?" Ganen yang baru saja tiba di depannya pun bertanya dan menatapnya bingung.

"Nunggu jodoh gue! Puas lo?! Lagian apaansi tanya-tanya nggak kayak biasanya. Aneh lo."

ABU-ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang