25. ALWAYS YOU

3.9K 234 41
                                    

25. ALWAYS YOU.

“Gausah mikir macem macem. Hati aku isinya cuma kamu,”

— Dari Alaska untuk Senja

****

Senja kini sedang repot membantu Bu Diah untuk merekap nilai. Cukup kewalahan karena harus merekap nilai dari tiga kelas sekaligus sementara Senja hanya di bantu dengan Bulan dan Caca.

“Gila ini si Rifqi pinter banget nilai fisika nya 9,8. Bisa kobam gua karena belajar rumus rumus fisika yang naudzubillah itu supaya bisa dapet nilai segini,” Decak Caca kagum.

“Lo kayak baru kenal Rifqi beberapa hari aja deh? Juara paralel seangkatan. Wajar aja,” Imbuh Bulan. “Jodohin gue sama Rifqi dong, Ja, Lan...” Caca menggoyang goyangkan lengan Senja dan Bulan.

Senja berdecak. Pasalnya ia sedang sibuk menulis nilai. “Kayak yang mau aja Rifqi sama lo. Secara Rifqi kan ganteng banget, Pinter, Sifat nya boyfriendable banget. Tapi yang namanya jodoh gak kemana sih Ca...” Balas Senja.

“Halah lo niatnya mau bantuin gue atau mau ngata ngatain gitu?” Tanya Caca sinis. Senja menunjukkan cengirannya. “Damai, Ca! Bercanda kok. Ya kalau suka deketin lah,”

“Alah Ca lo mah semua cowok lo klaim suka. Heran gue,” Ucap Bulan tak habis pikir. “Gue juga kadang heran sama diri gue sendiri. Gue suka sama Alan, Suka sama kak Alaska, Suka sama Rifqi juga,” Ujar Caca yang langsung mendapat tatapan menikam dari Senja. “Gak usah ya bawa bawa kak Alaska! Dia udah punya gue!” Ucap Senja, Posesif.

“Tapi Rifqi udah punya kandidat pacar kali. Mampus lu,” Timpal Bulan. “Belum nikah kan? Minimal tunangan lah. Kan bisa menjaga perasaan,” Ucap Caca dengan santai.

“Sahabat kekeyi banget lo,” Ucap Senja sambil terkekeh pelan. “Dasar anak jaman sekarang. Bahasan nya laki laki terus,” Sambar Bu Diah yang entah sejak kapan sudah berada di samping mereka.

“Mantap lah Bu, Artinya kita kita tuh normal. Kan gak lucu kalau kita bahas nya perempuan,” Sergah Caca. “Kayak yang mau saja Rifqi sama kamu. Kalau sama Senja dan Bulan sih masih bisa dipertimbangkan,” Ujar Bu Diah yang membuat Caca mendengus.

“Astagfirullah, Bu! Gak boleh gitu lah! Saya kurang apa emang? Main mobile legends bisa! Main free fire bisa! Ngendarain motor gede juga saya bisa, Bu!” Ucap Caca dengan bangga. Bu Diah memijit pelipisnya pusing. “Budak ajib kamu teh,”

“Bu, Permisi.. Saya mau mengkonfirmasi, apa benar jadwal bimbel nanti sore di liburkan dulu?” Rifqi datang bersama Fateh. Teman sebangkunya.

“Ah, Benar, Qi. Nanti sore di liburkan dulu, baru besok kita sambung lagi bimbelnya,” Jawab Bu Diah dengan ramah. Caca mencibir dalam hati. “Sama yang ganteng aja ramah, giliran gue? Nada ngomong nya aja udah kayak mau ngajak baku hantam,”

“Kalian sedang jam kosong?’

Rifqi dan Fateh mengangguk bersamaan. “Kalau gitu, Ibu kau minta tolong. Bantuin tiga anak ini ngerekap nilai ya. Ibu tambah dua kelas lagi,” Kata Bu Diah yang membuat Senja, Caca, Dan Bulan sudah ingin pingsan di tempat.

Setelah berlalu, Rifqi pun memilih membantu Senja karena dilihat cukup banyak yang Senja kerjakan. Sedangkan Fateh bergantian membantu Bulan Dan Caca. “Terakhir kali kita ngobrol kapan sih?” Tanya Rifqi. Membuka percakapan.

SENJALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang