8. SAH!

3.8K 245 21
                                    

8. SAH!

Tepat hari ini adalah hari dimana Senja dan Alaska melepas masa lajangnya. Menjadi seorang istri diusia 17 tahun tidak pernah terbayangkan sekalipun di benaknya.

Tidak bisa dipungkiri kalau ia merasa bahagia, namun disisi lain Senja merasa takut dan khawatir. Entah karna takut tidak bisa menjadi istri yang baik untuk Alaska, atau karna... Jingga..

Senja menatap pantulan dirinya di depan cermin, gaun pengantin putih yang sudah tante Aisyah siapkan. Dan juga makeup pengantin yang menambah kadar kecantikan seorang Senja.

“Sedikit lagi selesai.” Ucap Mbak Tusi— Perias pengantin yang saat ini tengah merias Senja.

Senja hanya tersenyum menanggapi ucapan Tusi. “Nikah muda itu seru loh, neng.” Ucap Tusi sambil membereskan sedikit makeup di wajah Senja.

“Kenapa gitu, Mbak?” Tanya Senja.

“Seru karna pacaran setelah nikah. Jauh dari perkara perkara yang tidak di inginkan. Apalagi banyak remaja remaja yang pacaran kelewat batas, neng— Sip, udah selesai.”

Senja kembali melihat pantulan dirinya, dalam hati ia mengucap kalau dirinya cantik sekali hari ini. Senja terkekeh kecil.

Meuni pangling Mbak, teh.” Puji Tusi dengan logat sundanya.

“Ah, Mbak Tusi bisa aja.” Balas Senja dengan terkekeh. Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka menampilkan mama, dan Lintang tercintanya. Renata yang mengenakan kebaya senada dengan warna gaunnya, sedangkan Lintang mengenakan Jas yang senada dengan jas Alaska.

“Anak mama cantik sekali.” Renata berdecak kagum melihat putrinya ini. Renata lalu menggenggam erat tangan Senja.

“Mama pesen sama kamu, Jadi istri yang baik untuk Alaska. Nurut sama suami, kalau kemana mana minta izin. Kalau gak di izinin jangan keluar. Kamu masih inget kan pesan mama waktu itu?” Kepala senja memutar memori saat dirinya dengan sang mama berdua di kamar.

Ah, Senja akan merindukan momen momen itu. Karna setelah menikah, tidak mungkin mamanya akan menemaninya saat ia sedang maskeran.

Senja mengangguk, tanpa diduga setetes air mata turun dari pelupuk matanya. Senja langsung memeluk sang mama. “Jangan nangis dong, nanti jadi jelek.” Kekeh Renata sambil menghapus pelan air mata Senja dengan ibu jarinya.

“Papa mana, Ma?” Tanya Senja yang tersadar kalau tidak ada Erik di tengah tengah mereka.

“Papa mu kan ada di bawah sama Alaska, dia yang akan menikahkan kamu.”

“Mau peluk gak?” Tawar Lintang yang sudah merentangkan tangannya. Tanpa ba bi bu Senja langsung masuk kedalam dekapan Lintang. Mungkin cukup sulit bagi keduanya untuk berpisah nanti, karna keduanya terbiasa bersama sejak lahir sampai sekarang.

“Lo cepet nyusul gue.” Ucap Senja yang melerai pelukannya dengan Lintang.

“Gausah ngeledek.” Balas Lintang datar. Membuat Senja, Renata, juga Tusi tertawa. Lintang... lintang...

“Inget ya apa kata mama tadi. Duh, neng Senja sudah mau jadi istri orang.” Goda Mbak Tusi.

Senja mengulum senyum, lalu telinga nya mendengar suara yang menggema karna memakai mikrofon menandakan acara ijab kabul akan segera di mulai.

Senja meremas tangannya yang sudah dingin, namun Renata dengan cepat menggenggam tangan putrinya. Seketika Senja merasa tangannya menghangat di dalam genggaman mamanya.

“Bismillahirrohmanirrahim, Saya nikahkan dan kawinkan kau, Alaska Argantara bin Rangga Megantara dengan putriku, Senja hafzalifia Syaharan binti Erik Alga Syaharan dengan mas kawin emas seberat 24 gram dan seperangkat alat sholat di bayar tunai.”

SENJALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang