"Living Platform maybe ..." (Mungkin di Living Platform ...) Lim dengan santainya melewatiku dan kembali keluar menuju jalan utama.
Segera aku meraih tanganya "Slowly ..." (Pelan-pelan ...) ucapku, sambil menutup mulutku dengan jari telunjuk agar kita tidak berisik.
Lim langsung gugup ketika melihatku menutup mulut dengan jari telunjuk. Aku menyuruhnya untuk bergerak perlahan.
Kemudian kami kembali menggeliat keluar, kembali ke koridor utama. Di koridor utama Generator-Compressor Platform, kami melihat beberapa pekerja tengah berjalan melintas. Mereka tidak melihat kami yang masih berada di jalanan di antara mesin-mesin, namun kami dapat melihat tiga orang pekerja itu berjalan begitu lambat. Dibelakang mereka ada seorang perempuan cantik yang nampak kesal karena pekerja didepannya itu berjalan sangat lambat.
"Julia!"
Kami berdua begitu lega ketika melihat Julia, segera kami menghampirinya. Para pekerja itu nampak acuh, dan terus berjalan kearah Well-head Platform.
"Where is Gagan?" (Di mana Gagan?) Tanya Lim.
"I dunno Lim, I just get back from Toilet to change my clothes ..." (Nggak tau, Lim. Aku baru dari toilet, ganti baju...) Nampaknya Julia pun baru saja sampai kemari.
"Haha, that's why the floor are wet" (Haha, Pantes lantainya basah) sindir Lim.
"Eh?! Damn!" (Eh?! Sial) jengit Julia sambil melirik ke lantai
Aku ikut melihat kearah lantai. Memang benar-benar basah, tetapi bukan hanya dari sepatu Julia saja. Aku melihat beberapa jejak kaki basah yang mengarah maju dari arah Julia datang, HAH??!!
Segera aku menarik tangan mereka berdua, aku langsung mengajak mereka masuk kembali sela-sela mesin. Julia dan Lim kaget, bahkan hampir jatuh terjungkal.
"Hey-hey-hey! Why so sudden..." (Hey-hey-hey! Kenapa...)
"Dimas! Wa-Waaiitt!" (Dimas! Tu-Tunggu!)
"SSSSHHH You two!" (SSSSHHH Kalian berdua!!) Bentakku.
Aku tidak memperdulikan celotehan mereka, aku terus menarik mereka berdua hingga sampai ke tempat tikar Gagan. Lalu, aku menoleh kearah mereka dengan wajah panik.
"T-Those three ... the workers in front of you ... their foot are backward! Twisted!" (T-Tiga orang tadi ... Pekerja yang berjalan didepanmu ... Kaki mereka terpelintir! Terbalik!)
"HAAH?!"
"W-wa-wait ... how can you know?!" (T-Tu-Tunggu ... kok kamu tau?)
"The footstep! That wet footstep are back toward where they coming, not where they going! You wanna take a look again, Lim?" (Jejak kakinya! Jejak kaki basah itu mengarah kearah mereka datang, bukan kearah mereka pergi! Kamu mau lihat, Lim?)
Lim menelan ludahnya dalam-dalam, begitu juga Julia yang langsung terduduk lemas di tikar Gagan. Ia mungkin tidak menyangka bahwa tadi ia berjalan di belakang rombongan Pretni.
"THIS IS INSANE! Three Pretni at once! How can we deal with them?" (INI GILA! Tiga Pretni sekaligus! Bagaimana cara kita menghadapi mereka?) bentakku panik.
"B-but ... they didn't aware of us?" (T-tapi... Mereka nggak lihat kita?)
"I-I Think ... what do you think, Julia?" (K-Kayaknya... Bagaimana menurutmu, Julia?)
Julia nampak melamun menatap mesin sambil menggigit jari telunjukknya.
"Julia!"
"Uh-oh ... umm ... I-I don't think they aware of me too, When I'm out from toilet, they just pass by... not even look at me..." (Uh-oh ... umm ... A-Aku pikir mereka tidak menyadariku, ketika aku keluar dari toilet, mereka cuman lewat begitu saja ... bahkan tidak menoleh kearahku...)
KAMU SEDANG MEMBACA
Iblis Kaki Terbalik
HorrorDimas, seorang Insinyur Pertambangan yang baru bekerja di sebuah Anjungan Lepas Pantai. Harus menghadapi kasus seorang pekerja yang tiba-tiba melompat ke laut. Kemudian, muncul makhluk mengerikan yang membunuh pekerja Anjungan satu per satu. Misteri...