Namun ketika tinjuku hendaku kulontarkan ke wajahnya, tiba-tiba sebuah tendangan dari belakang menghantam keras kepala Pretni itu. Pretni itu langsung jatuh tersungkur ke lantai. Seolah belum puas, laki-laki cina yang menendang itu langsung mengangkat badan kurus iblis itu dan melemparkannya kembali ke laut.
"LIMM!!" Teriakku begitu senang.
Aku tidak tahu apa tujuan Lim menyusuluku. Dibelakang Lim aku melihat Julia dan Gagan, hatiku kemudian kembali khawatir. Kerumunan pretni dibelakangku semakin mendekat, Julia langsung memapahku bergabung dengan mereka. Kami berempat kini berhadapan dengan ratusan iblis berkaki terbalik.
"I'm running out of ammo! Listen guys, hear my plan..." (Aku kehabisan peluru! Dengarkan, aku punya rencana...)
"No more shit again, okay? No more solo run again! We will confront them, together!" (Tidak ada lagi rencana-rencana, okay? Tidak ada lagi yang sendirian! Kita hadapi mereka bersama) Ketus Lim, wajahnya nampak begitu kesal.
"Hey! Are you crazy?!" (Hey! Kalian gila?!)
"I'm crazy ... crazy for believing his plan" (Aku memang sudah gila... gila karena percaya dengan rencananya)
"His?" (Rencananya?)
Ketika kami berdua sibuk berdebat tiba-tiba Gagan melangkah maju menghadang kerumunan itu. Aku terkejut, aku berusaha menarik Gagan mundur kembali, namun Julia menghalangi dengan menggenggam erat tanganku. Julia menatapku dengan yakin, mengisyaratkan bahwa aku harus percaya pada Gagan, percaya apa? Gagan terus berjalan maju, meski wajahnya begitu ketakutan dan langkahnya-pun pelan nampak ragu. Aku begitu bingung apa yang sedang ia lakukan menantang maut seperti itu, namun yang lebih membuatku bingung adalah Lim dan Julia yang mempercayainya.
Setelah beberapa saat, Lim lalu berteriak kegirangan menunjuk ke arah kerumunan Pretni itu. Aku tercengang, aku tidak bisa percaya apa yang kulihat, Pretni-Pretni itu mundur ketakutan. Beberapa bahkan nekat melompat dari jembatan, seolah begitu ketakutan melihat Gagan... WTF!
"Pretni... afraid kid ... Dimas" (Pretni ...Takut anak kecil ... Dimas) ucap Gagan seraya menoleh padaku.
Aksi Gagan itu langsung membuatku mengingat kejadian-kejadian yang pernah terjadi. Kejadian saat Mr.Dennis yang menghilang dihadapanku itu; kejadian saat kami berempat melihat Pretni Mr.Xoliza; kejadian tiga Pretni yang hanya berteriak setelah aku memeluk Gagan di Living Platform tadi. Disemua kejadian itu, Pretni-Pretni itu tidak berani menyerang, mereka langsung kabur melompat dari jembatan atau hanya diam meraung menatapku, bukan... mereka hanya diam dan ketakutan karena melihat Gagan!
Benar saja, mengapa aku tidak berpikir sejauh itu? Pretni-Pretni itu membunuh Abeba dan semua pekerja Anjungan lain dengan sadis. Tetapi, mereka tidak menyerangku, saat aku menabrak Mr.Dennis dan menjatuhkan bohlam lampunya, begitu juga saat kami berempat bertemu Mr.Xoliza yang sudah menjadi pretni. Bahkan saat aku duduk dilantai setelah kelelahan menghajar pretni yang membunuh seorang wanita di Living Platform, mereka hanya diam ketakutan bahkan melompat kembali kelaut. Tetapi, mengapa mereka takut sekali dengan Gagan, dengan seorang anak kecil... OH!
Seketika aku teringat mimpiku tadi, mimpi di mana Khrisna kecil berambut keriting, perwujudan Dewa Wisnu, menyegel mereka semua untuk pertama kali. Kemudian peristiwa ketika aku hendak kembali ke ragaku, aku sempat ditahan oleh Khrisna lagi dan ia berubah menjadi wujud masa kecilnya. Dengan tersenyum ia lalu menjentikan jarinya dan berubah menjadi Gagan. Mungkin saat itu ia berusaha memberitahuku tentang ini, bahwa Pretni takut dengan anak kecil. Terlebih anak kecil ini juga orang India yang masih keturunan dari Khrisna dan leluhur-leluhur mereka dimasa lalu, semuanya menjadi masuk akal! Bila seperti ini, masuk kedalam ruang monitor, menembus kerumunan Pretni itu tidak lah mustahil!
KAMU SEDANG MEMBACA
Iblis Kaki Terbalik
HorrorDimas, seorang Insinyur Pertambangan yang baru bekerja di sebuah Anjungan Lepas Pantai. Harus menghadapi kasus seorang pekerja yang tiba-tiba melompat ke laut. Kemudian, muncul makhluk mengerikan yang membunuh pekerja Anjungan satu per satu. Misteri...