Lima hari kami mendekam didalam penjara, tiba-tiba sipir melepaskan kami. Kami lalu dibawah menghadap pada kepala polisi. Ku kira hukuman kami akan diputuskan, namun ternyata kami justru dibebaskan dari semua tuduhan itu. Aku melongo tidak percaya melihat perubahan situasi yang begitu drastis. Aku berusaha bertanya pada kepala polisi itu, namun ia membenamkan kepalanya dengan kesal, lalu mengusir kami keluar ruangan.
Di luar ruangan kami semakin dibuat terheran-heran, tiba-tiba ada seseorang yang mengaku dari pihak pemerintah internasional hendak mengantar kami menuju hotel yang telah disiapkannya. Ia memberitahu pada kami bahwa besok kami akan diantar kembali ke negara kami masing-masing. Aku tidak percaya status tahanan kami berubah secepat itu, apa yang terjadi? Namun karena kelelahan mengalahkan keingintahuan kami, akhirnya kami langsung ikut menuju hotel dan beristirahat.
Malam hari itu saat di hotel, barulah kami mengetahui semuanya. Hal itu terjadi setelah kami baru bisa mengakses internet dan telepon untuk menghubungi keluarga kami masing-masing. Ternyata di dunia maya saat ini dihebohkan dengan kemunculan video yang menampakkan seluruh kejadian yang terjadi di Anjungan, saat hari tragedi itu. Video itu berdurasi puluhan jam, menampakkan seluruh kejadian mengerikan, pekerja Anjungan yang dibunuh dan dilempar kelaut oleh makhluk perempuan kurus dengan kaki terbalik, dari sudut pandang CCTV. Betapa terkejutnya kami melihat video CCTV itu, siapa yang menyebar luaskan video ini? Aku bahkan tidak terpikir untuk menggunkanan video CCTV. Tidak... Yang lebih membuatku penasaran adalah, Siapa dan Bagaimana caranya mengambil video itu?
Kami mencari lebih jauh di Internet, menggali lebih dalam informasi itu dari situs berita ataupun situs privat seseorang. Disana kami menemukan fakta bahwa video itu diupload tiga hari yang lalu secara bersamaan pada pagi hari, aneh! Bahkan yang lebih mencengangkan dan membuat bulu kuduk kami semua merinding adalah ada berita mengenai seorang pekerja Anjungan, yang lusa lalu datang ke kantor polisi, untuk menyerahkan kepingan kaset video serta sebuah laporan 'Pra-pengeboran'. Masalahnya, seluruh kantor kepolisian besar, tidak hanya di kota dwaraka, tetapi diseluruh penjuru Negara India, mengaku didatangi oleh pekerja berbeda, di hari yang sama! Pekerja yang mana?
Malam itu juga aku langsung berlari keluar hotel dan kembali ke kantor polisi tempat kami ditahan. Julia, Lim dan Gagan tentu mengikutiku karena begitu penasaran. Siapapun itu, mereka telah menyelamatkan kami, dengan mengcopy video CCTV itu dan menyebarkannya secara masal. Aku bahkan tidak berfikir sampai sejauh itu, tentu aku sangat penasaran siapa yang melakukannya.
Sesampainya di kantor polisi, kepala polisi itu memberitahu bahwa seseorang perempuan bernama Abeba lah yang membawa semua dokumen dan video itu. Aku tidak percaya... badanku begidik ngeri, terlebih Lim yang saat ini memegang ID Card Abeba dari polisi itu. Berkali-kali kami bertanya pada polisi itu dan polisi itu menegaskan bahwa memang benar orang yang mengantar video dan laporan itu adalah yang fotonya terpampang di ID Card, Abeba. Tentu kamilah yang paling tahu di mana dia sekarang. Potongan-potongan tubuhnya, kini pasti sudah terkubur di dasar laut.
Kami berempat duduk terdiam di kursi, saling bersitatap satu sama lain, masih tidak bisa melepaskan diri dari kengerian yang kami rasakan saat ini. Lim yang tidak percaya dengan semua ini lantas membuka laptopnya dan menjelajah internet lagi. Ia tentu penasaran setengah mati, tidak mungkin Abeba yang sudah menjadi mayat, yang lehernya terputus di hadapanku saat itu, kembali hidup dan mengantarkan semua video dan dokumen itu, ke seluruh kantor polisi di India? Lim berusaha menggali informasi mengenai pengirim video dan dokumen itu di kantor polisi lain.
Dari internet kami mengetahui fakta-fakta mengerikan lainnya, bahwa ada sekitar ratusan keping video dan dokumen yang tersebar diseluruh penjuru India beserta ratusan ID Card pekerja Anjungan yang telah mati dengan nama yang berbeda-beda. Seolah seluruh pekerja, yang sudah mati itu, berbondong bondong datang ke kantor polisi, demi menyelamatkan kami.
Aku tidak terlalu percaya dengan yang namanya keajaiban, tetapi aku tidak tau harus menyebut apa atas semua ini.
.......
Mobil yang akan mengantarkan kami ke bandara ini tidak kunjung berangkat, supirnya tidak kunjung masuk kedalam mobil. Aku berusaha memejamkan mataku, berharap agar otakku berhenti berfikir dan tidur lelap seperti Lim dan Julia.
Pasti ada sekelompok orang yang selamat dari Anjungan yang mengetahui semuannya dan berinisatif menyelamatkan kami. Ya, sekelompok orang, karena menurut kantor polisi lain, yang mengantar video dan laporan itu berbeda-beda orangnya. Dan lagi, ketika kami tanya, mereka juga menegaskan bahwa orang di foto ID Card itulah yang mengantar video dan laporan itu.
Ribuan kali kupikirkan pun tetap tidak akan ada penjelasan logisnya, bagimana semua itu bisa terjadi. Tidak mungkin seluruh pekerja Anjungan yang sudah mati itu hidup kembali, lalu mengantarkan video dan laporan itu ke seluruh kantor polisi di India, kan? Bahkan yang aku alami selama bekerja di Anjungan pun juga tidak logis, berhadapan dengan iblis yang kakinya terbalik, bertemu dengan Dewa orang India jaman dahulu bahkan kejadian saat ini, semuanya tidak masuk akal.
Seketika aku teringat oleh Dewa itu, Khrisna, laki-laki tampan berpakaian serba emas. Mungkin ia yang melakukan semua ini, gumamku. Ya... tidak salah lagi, meski aku tidak percaya dengan Dewa, tetapi hanya dia yang bisa melakukan semua keajabian ini, dengan jentikan jarinya. Meski aku tidak mempercayai ajaran agama di India, tapi bagiku dia adalah malaikat utusan Tuhan yang dikirim untuk menyelamatkanku.
Tok Tok
Aku terperanjat kaget, kaca tempatku bersandar diketuk oleh seseorang dari luar mobil. Aku memicingkan mataku berusaha fokus melihat kearah jendela. Sungguh aku terkejut, seorang laki-laki tampatn berpakaian kerajaan dan makhota serba emas melambai padaku dari luar mobil. Laki-laki itu tersenyum sambil menjetikkan jarinya, dan seperti biasannya keajaiban muncul. Di sekeliling mobil kami muncul ratusan cahaya putih yang mengitar. Perlahan cahaya itu berubah menjadi siluet wujud para pekerja Anjungan yang sudah meninggal.
Tangisku seketika pecah ketika melihat siluet cahaya Abeba, Mr Dennis, Pak Tua James, dan Mr. Xoliza tersenyum padaku. Jadi benar, mereka yang mengantar semua dokumen dan video CCTV itu? Tidak mungkin kan? Tetapi bila itu benar, aku... Aku... Aku memeluk erat Julia yang terlelap tidur dan terus menciumi kepalanya sambil meneteskan air mata.
"Huh ... Dimas, what happen? Why are you crying?" (Huh... Kenapa Dimas? Kenapa kamu menangis?) ucap Julia sambil meguap. Ia sepertinya terbangun karena aku terus menerus mecium kepalanya.
"Uh... ummm nothing..." (Uh... Tidak apa-apa...)
"Silly ..." (Bodoh...) Julia lalu menciumku, membuat kesedihanku seketika menghilang. "Stop being a cry baby for a second, will you?!" (Berhenti menjadi anak cengeng sedetik saja, bisa?!) Ledeknya.
Aku tertawa kecil, kata-kata yang sama yang aku bentakkan padanya saat di Anjungan itu kini ia balas lontarkan dengan senyum manisnya. Lalu cepat-cepat aku menghapus air mataku "Don't worry... It's all over, we are going home now" (Jangan khawatir ... semua sudah berakhir, kita akan pulang)
Julia tertawa kecil. "Are you going to take me to Indonesia?" (Apakah kamu akan membawaku ke Indonesia?)
Aku tersenyum bahagia "Of course... I'll introduce you to my mom" (Tentu ... aku akan kenalkan kamu ke ibuku)
IBLIS KAKI TERBALIKTAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Iblis Kaki Terbalik
HorrorDimas, seorang Insinyur Pertambangan yang baru bekerja di sebuah Anjungan Lepas Pantai. Harus menghadapi kasus seorang pekerja yang tiba-tiba melompat ke laut. Kemudian, muncul makhluk mengerikan yang membunuh pekerja Anjungan satu per satu. Misteri...