Zelvin mencondongkan tubuhnya mendekati Alexa, gadis itu menahan nafas ketika jarak mereka benar benar dekat bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.
"Gue penasaran..."
"Sebenernya geng apa yang lo pimpin"lanjut Zelvin berbisik.
Alexa mengacak rambutnya kala ingatan itu berputar putar didalam kepalanya, apa ia harus memberi tahu Zelvin bahwa dirinya adalah pemimpin FRIFOR atau tidak. Gadis itu melajukan mobilnya dengan cepat karena sebetulnya ia sudah sangat telat hari ini dan juga Gavin tidak menjemputnya karena sedang ada urusan.
Dengan penuh waspada gadis itu memanjat tembok belakang sekolah dan melakukan pendaratan dengan mulus. Alexa memperhatikan keadaan sekitar memastikan bahwa tidak ada yang melihatnya dan saat dirasa sudah aman, ia segera bergegas pergi menuju kelas namun sialnya saat hendak menaiki tangga ia melihat bu Nani. Sepertinya guru itu sedang berpatroli.
Alexa mundur perlahan-lahan namun ia tidak sengaja menginjak botol plastik dibawahnya. Gadis itu mengumpati seseorang yang membuang sampah sembarang seperti ini, ia merasakan bahwa ada sepasang tangan yang menarik tubuhnya ke sudut bawah tangga yang minim pencahayaan.
Lelaki itu mendorong tubuhnya hingga menempel pada tembok kemudian membekap mulutnya, jujur. Alexa kaget bahkan pikirannya mendadak blank ia menatap sang pelaku dan lelaki itu juga melakukan hal yang sama.
"Zelvin!"batinnya kaget.
Terdengar derap langkah kaki seseorang yang tengah menuruni anak tangga dan dapat dipastikan bahwa itu adalah bu Nani. Zelvin menarik tubuh Alexa hingga membentur dada bidangnya gadis itu merasakan wangi maskulin menyeruak masuk kedalam indera penciumannya.
Saat dirasa sudah aman Alexa memukul pelan dada bidang lelaki itu, meminta agar dilepaskan. Zelvin menatap wajah Alexa, mukanya nampak memerah serta napas yang terengah-engah.
"Lo kenapa ?"tanya Zelvin membuat gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap tepat kearah maniak matanya.
"Gue gak bisa nafas, lo kenceng banget meluknya"balas Alexa.
"Sorry"
Gadis itu menoleh kearahnya dengan ekspresi wajah terkejut, apa lelaki ini baru saja mengucapkan kata maaf. Sudahlah lupakan ia harus segera bergegas pergi menuju kelas namun saat hendak pergi sebuah tangan melingkar pada lengannya.
"Kemana ?"tanyanya singkat untung saja dirinya paham apa maksud dari lelaki tembok ini.
"Kelas"lagi lagi tangannya kembali dicekal.
Pletak!
Zelvin menyentil dahi Alexa."Lo mau ke kelas ? setelah berhasil menghindar dari bu Nani..."
"Lo mau dihukum dateng ke kelas jam segini ? Dasar bodoh!"lanjut Zelvin yang mendapat tatapan tajam dari gadis itu.
"Gue agak tersinggung dengan kata terakhir lo"sinisnya.
"Kenapa harus tersinggung ? Kalau nyatanya lo emang bodoh"baru saja ia ingin melayangkan protes namun lelaki itu lebih dulu menarik tangannya.
Gadis itu sedikit kaget karena tanpa aba aba Zelvin menarik tangannya menuju perpustakaan, entahlah mengapa lelaki itu membawanya kemari. Mereka berdua duduk disalah satu meja dan lelaki itu hanya sibuk dengan buku bacaannya tanpa menghiraukan Alexa. Lalu untuk apa dia menyeretnya kemari hah, menjadi patung. Sungguh ia tidak habis pikir dengan Zelvin dan disaat yang bersamaan ia juga merasa jengkel dengan lelaki itu.
Dengan perasaan dongkol gadis itu bangkit dari duduknya dan berniat mencari buku yang menurutnya tidak membosankan dan layak untuk dibaca, seperti novel contohnya. Mata Alexa menerawang satu persatu rak hingga netra berwarna coklat itu tertuju pada salah satu buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangster at School [Telah Terbit]
Teen Fiction[Squel Fake Nerd Girls] DAPAT DIBACA TERPISAH Vera Alexandra gadis yang dianugerahi kecantikan bak dewi Yunani, paras cantiknya membuat semua orang mengira bahwa dirinya adalah malaikat. Namun mereka tidak tahu bahwa gadis itu adalah pemimpin FRIFOR...