Liburan semester satu sudah selesai. Hari ini hari pertama kami memasuki semester kedua di tahun pertama SMA. Seisi kelas sedang heboh membicarakan perolehan ranking.
"Raras ranking satu, ya? Ciee, selamat Raras." Goda Bella.
"Udah ketua kelas, pengurus OSIS, dapet first rank lagi, kurang apa sih Rastya Pramita nih?" Timpal Putri.
"Eh tapi jangan salah, Risa menempati posisi kedua. Padahal dia nggak pernah belajar." Gyna ikut menimbrung.
"Tau dari mana Risa nggak belajar?" Tanya Putri.
"Kakaknya, Kak Alana bilang kalo Risa di rumah cuma tidur-tidur nggak pernah belajar. Bahkan buku-bukunya masih rapi karena saking nggak pernah disentuh." Jawab Marsya.
"Sumpah?" Tanya Bella tak percaya.
"Bener, sih. Risa pas SMP juga gitu, telatan dan kalo ngerjain tugas selalu di sekolah pas sebelum pelajaran. Malah waktu SMP dia ranking satu terus." Jelas Kevin.
Aku hanya diam karena aku juga bingung. Mereka sedang mengejekku atau memujiku? Aku malah malu sendiri jadinya.
"Kak Aldo juga bilang gitu. Risa tiap hari cuma nonton Harry Potter kalo nggak main piano." Raras juga ikut bicara.
"Bentar?" Aku menyela perkataan Raras, "kamu kenal Kak Aldo?"
"Kita kan sepengurusan OSIS, tapi tahun ini kita nggak sepengurusan lagi." Jawab Raras dengan mimik wajah sedih.
"Apakah Raras menyukai Kak Aldo?" Goda Gyna.
"Ciee dia bingung, salah tingkah pula, berarti iya." Timpal Marsya.
Seisi kelas kemudian menyoraki Raras. Aku awalnya terkejut, namun aku juga ikut menyorakinya setelahnya. Seperti mendengar saudara sendiri memiliki pengagum, rasanya terkejut tak percaya namun juga bahagia di waktu bersamaan.
Bel masuk berbunyi memecahkan kegaduhan di kelas. Guru wali kelas kami kemudian masuk kelas dan memberikan penyuluhan tentang semester kedua di tahun ini. Pembagian jadwal kelas untuk semester ini, dan juga menyuruh untuk membersihkan kelas.
Kamipun mulai bekerja sama, ada yang menyapu, mengelap meja, mengelap kaca, dan membersihkan papan tulis. Namun ada yang malah sibuk merumpi, yaitu Gyna dan Bella yang sedang menggoda Raras. Aku sedang bersama Putri menyapu bersama anak-anak lain. Dan Marsya, ia malah menyapu halaman kelas sebelah, kelas Sains dimana kekasihnya, Brandon sedang membersihkan tempat tersebut.
Hingga bel istirahat berbunyi, membuat kami menghentikan kegiatan bersih-bersih ini dan duduk mengistirahatkan tubuh. Tiba-tiba dari kejauhan muncul sesosok anak laki-laki yang tinggi dengan tubuh ramping, berpenampilan rapi dan memakai kacamata. Meskipun wajahnya belum terlihat jelas, namun bisa kupastikan dia adalah Kak Aldo. Dan benar ketika ia semakin mendekat.
"Ada apa, kak?" Tanyaku.
"Oh, mau cari Rastya." Jawab Kak Aldo.
Bukan mencariku namun mencari Raras. Ada apa ini? Akupun langsung menyoraki Kak Aldo diikuti teman-teman yang lain. Membuat Raras salah tingkah dan terlihat begitu lucu.
"Aku mau ngomong, bisa ikut sebentar?" Tanya Kak Aldo pada Raras.
"Kemana? Kalo disini aja kenapa, kak?" Tanya Raras.
"Beneran disini?"
Raras hanya mengangguk dengan tatapan berbinar tertuju pada sosok Kak Aldo. Bersamaan dengan itu, seseorang menghampiriku dengan menepuk pelan bahuku. Aku menoleh dan mendapati Kak Reva di sampingku.
"Halo, pacarku?" Sapanya.
Membuat semua orang yang tadi terfokus pada Kak Aldo dan Raras kini melihat aku dan Kak Reva. Bahkan Raras dan Kak Aldo yang menjadi sorotan sebelumnya juga malah ikutan menyoroti kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTQUAKE
Teen FictionLet me tell you about anxiety. Rasa takut yang menghantuimu bahkan saat bernafas atau membuka mata. Lalu mengapa aku harus memiliki itu? Dan bagaimana aku berupaya menghilangkannya. Cinta? Mampukah cinta menghilangkan kecemasan itu?