Part 10

25 1 0
                                    

Merelakan bukan berarti berhenti untuk peduli, rela bukan berarti membiarkan dirinya menyakitimu.


***

Mobil itu pun berhenti didepan sebuah rumah.

"Kita udah sampai" ucap Dirga saat melihat ke samping, ternyata dia mendapatkan Rachel yang tertidur dengan wajah yang begitu manis di mata Dirga.

Diulur kan tangganya untuk membelai pipi lembut Rachel, seketika saja Rachel terbangun dari tidurnya.

"Maaf aku buat kamu terbagun" ucap Dirga.

"Kita sudah sampai yah" tanya Rachel sambil merenggangkan otot nya yang tegang.

"Iya kita udah sampai" Rachel mengambil tasnya dan ingin membuka pintu.

"Tunggu dulu dong, kasi kek bayaran kan aku udah ngantar kamu" ucap Dirga menahan pergerakan Rachel.

"Kok kamu hitungan gitu sih sayang" ujar Rachel.

"Ini loh maksud aku" sambil menunjuk arah pipinya.

"Enak aja, enggak aku gak mau" ucap Rachel.

"Entar aku tebus kalau kita udah halal" sambung Rachel membuat senyum Dirga mengembang.

"Cieee ada yang ngarep nikah sama aku" goda Dirga.

"Tau ah" Rachel pun menutupi rasa malunya dengan cepat-cepat masuk kedalam rumah.

***

Keesokkan harinya, kelas begitu sepi karena semua murid bolos ke kantin, termasuk Kenan dan Dirga.

Hanya tinggal beberapa saja yang ada di kelas.

"Haiii Rachel" sapa salah satu temannya yang kebetulan duduk di depannya.

"Apaan" ucap Rachel.

"Ketus banget sih, chel gue minta bantu dong, bentar lagi gue disuruh ulangan ni, gara-gara kemarin gue gak masuk" ujarnya.

"Masak" ucap Rachel.

"Iya Rachel Abang Ray gak bohong"

"Masak bodoh maksud gue" lanjut Rachel sambil cekikikan.

"Kurang asem Lo hel"

Seketika Rachel ingat pesan Dirga, namun dia tahu Dirga lagi tidak ada di kelas.

Ray yang melihat raut wajah Rachel yang berubah pun bisa menebak.

"Lo takut Dirga marah" ucap Ray.

"Ah...eng..ngak" ucap Rachel.

"Semua orang udah tau kalian pacaran, kenapa masih sembunyi" ucap Ray.

"Apaan sih" ujar Rachel kesal.

"Kalau gue gini, dia bakalan gimana" ucap Ray sembari menggenggam tangan Rachel.

"Lo apa-apaan sih Ray" ucap Rachel berusaha melepaskan tangan Ray.

"Cuman Pegang doang"

Namun terlambat Dirga sudah berada di ambang pintu, niat untuk masuk ke kelas pun batal.

Saat Rachel ingin mengejar tiba-tiba guru masuk.

"Hufff..." Rachel hanya dapat menghela nafas panjang nya.

"Sorry chel" ucap Ray dan mendapat tatapan tajam dari Rachel.

***

Susana riuh selalu menghiasi kantin ini, apalagi jika yang mengisinya adalah teman-temannya Dirga.

Candaan bahkan makian seringkali terlontar kan.

Namun, dari banyaknya orang kedua pasang mata itu tak lepas dari dua insan yang asik ngobrol, bahkan sang laki-laki tak sungkan untuk mengelus rambut cewek itu.

Tak ingin memperburuk suasana hati yang memang sudah kacau akhirnya dia beranjak pergi.

Setelah beberapa langkah berjalan, langkanya terhenti saat lengannya ditahan oleh seseorang.

"Kenapa enggak jadi ke kantin" tanya Dirga yang ternyata sadar akan keberadaan Rachel sedari tadi.

Kalau dia sadar kenapa dia tetap lakukan itu, gumamnya dalam hati.

Dirga pun menyeretnya kembali ke kantin, Rachel kira mereka bakalan duduk di tempat yang berbeda dari cewek tadi, tapi sayang kini bokongnya sudah duduk tepat berhadapan dengan cewek tadik.

"Mang baksonya 1 ya" teriak Dirga kepada mamang bakso.

"Ohh iya lanjut yang tadi dong sel, lucu banget sih, masa kamu bisa salah masuk mobil sih" ucap Dirga.

Aku kamu, Rachel hanya bisa membuang pandangannya.

"Iya, soalnya mobilnya mirip banget, lagian aku pakai mobil baru jadi enggak terlalu ingat, udah gitu, yang punyanya malah om om pula, ganjen lagi, masak dia bilang gini, mau ikut om yah sayang, kan geli" tutur Seli.

"Beneran, andaikan kalau ada aku disitu udah aku tonjok tu om om, ganjen banget mau ganggu orang yang gue sayang" ucap Dirga.

Tak sadarkah Dirga bahwa ada pacarnya di sana, ucapannya barusan sangat melukai hatinya, ditambah dengan sikapnya yang seperti ini.

Kenapa sih aku harus disini, ujung2 nya cuman di jadikan kambing congek, lagi lagi Rachel bergumam, menahan rasa sakit hatinya.

Tapi Seli menyadari perubahan Rachel. Dan akhirnya dia memilih untuk pergi.

Saat bakso yang di pesan tadi sampai, Rachel tak menyentuhnya, dia sibuk dengan pikirannya.

"Kenapa ?, Cemburu" tanya Dirga yang sedikit membentak walau tidak keras.

"Terus apa kabar dengan gue, enak dipegang tangannya sama cowok, udah ngerasa cantik banget, sampai mau main dibelakang gue, iya" perkataan Dirga benar-benar membuat hati Rachel sakit, bahkan untuk menahan air mata yang sedari tadi ingin keluar pun, Rachel tak sanggup.

"Hikss...kamu ngomong apa sih hikss.. bukan aku yang mulai, tapi Ray yang mulai, aku udah berusaha ngelepaskan tangganya, sedangkan kamu dengan sengaja membelai rambut perempuan lain" Rachel tak sanggup dan akhirnya pergi dari tempat itu.

***

Kenan berjalan dengan tangan terkepal menuju Dirga yang kini sedang duduk di kantin setelah ditinggal oleh Rachel.

BUKKK... Satu tinjuan melayang ke wajah Dirga.

"Gue udah BILANG JANGAN SAKITI RACHEL, gue rela di sama Lo karena gue pikir Lo bisa bikin dia bahagia, TAPI APA LO SELALU BIKIN DIA NANGIS"

Bukk....bukkk

"DIAM LO, LO GAK BERHAK IKUT CAMPUR, dia pacar gue, gue berhak ngatur dia" Dirga mencengkram kerah baru Kenan dan meninjunya.

"Lo gini karena Lo cinta kan sama pacar gue, seharusnya elo sadar, dia lebih memilih gue dari pada elo" lanjutnya.

Bukkk satu pukulan melayang ke wajah Dirga "gue gak peduli anjing"

"STOPPP gue mohon stopp" Rachel berhamburan melerai mereka berdua.

"Kenan gue mohon berhenti" menahan Kenan untuk berhenti memukul Dirga.

"Lo belain dia chel, dia udah nyakitin Lo chel" ucap Kenan sembari menunjuk ke arah Dirga.

"Gue mohon sama Lo hikss..berhenti buat ikut campur, berhenti buat peduli lagi sama gue hiksss" Rachel tak ingin melihat kejadian ini lagi.

"Kenapa chel? Gue sahabat Lo, gue kenal Lo lebih lama, tapi Lo belain dia, Bahkan dengan tega Lo bilang jangan peduli lagi" ujar Kenan kecewa.

"Karena gue cinta sama dia Ken please berhenti"

***

Segini dulu ya, maaf pendek dan terimakasih sudah membaca cerita aku, dan jangan lupa harus menjadi pembaca yang baik, yang tidak lupa memberikan vote nya.

POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang