Part 9

20 1 0
                                    

Sikap mu dari hari ke hari semakin berubah, aku kangen sikap kamu yang lembut yang bisa meluluhkan hati ini, bukan kasar seperti ini

***

"Kamu gak bosan apa, pacaran sama aku" tanya Dirga.

"Kamu kok ngomong gitu si" ucap Rachel

"Buktinya kamu masih aja peduli sama Kenan, bukannya udah aku larang, bahkan sangat jelaskan aku bilang jauhi laki-laki manapun kecuali aku dan keluargamu" Rachel lelah mendengar kata-kata ini "Kenan laki-laki kan?" Sambung Dirga lagi.

"Sayang aku cuman ngobatin dia doang, lagian itu sebagai minta maaf aku atas perbuatan kamu, aku peduli juga karena dia sahabat kita" sekarang Rachel takut banget melihat mata Dirga yang memandangnya tajam.

"Tapi aku gak rela bodohh" perkataan Dirga berhasil membuat Rachel tak kuat lagi membendung air matanya.

"Kamu kok kasar kayak gini sih hiks.." Dirga bangkit dari duduknya.

"Karena Lo gak bisa dibaikin lagi, mulai sekarang jangan pernah berani untuk Deket sama laki-laki lain, DENGER"

Tak kuat untuk menjawab Rachel hanya mengangguk kan kepalanya.

***

Semakin hari Rachel berubah menjadi sosok yang pendiam, tak pernah mau untuk berhubungan sama namanya laki-laki sesuai apa yang telah diperintah oleh Dirga.

"Hel..."

Rachel berbalik saat mendengar namanya dipanggil, dan dia menemukan Alex yang tersenyum kepadanya.

Rachel mengecek keadaan, takut jika Dirga datang dengan tiba-tiba, sungguh dia tak mau lagi bertengkar dengan Dirga.

"Ba..bang Alex ada apa?" Tanya Rachel.

"Kenapa kok ketakutan gitu, kayak dikejar setan aja" tanya Alex yang bingung dengan sikap Rachel.
Ni
"Ah eng..enggak kok bang, cuman aku lagi buru-buru" alibi Rachel.

"Gitu ya, tadi aku cuman mau nanyak jadi gak dengan tawaran kemaren" ujar alex.

"Tentang olimpiade itu ya, kayaknya gak bisa deh, sorry bang" ucap Rachel.

"Sayang banget hel kalo gak diambil, Abang aja iri denger hadiahnya, Abang denger kalo juara 1 hadiahnya dapat biaya siswa di Prancis" seketika Rachel menjadi dilema saat mendengar tentang hadiahnya.

"Rachel gak bakalan ikut lomba itu" ucap seseorang yang langsung saja menggenggam lengan Rachel dengan kuat dan menyeretnya pergi.

"Dir lepas dong, tangan aku sakit" bisa dilihat kini lengan Rachel memerah.

"DIAMM" Dirga terus menyeret Rachel

Kini mereka sudah berada di dalam mobil, dimana Dirga menyetir dengan brutal, membuat Rachel ketakutan.

"Sa..sayang b berhenti, kita bisa kecelakaan kalo seperti ini"

Dirga tak menggubris perkataan Rachel dan tetap menyetir. Dan sampai lah mereka dirumah Dirga.

"Kok kerumah kamu" lagi-lagi Dirga tak menjawab pertanyaan dari Rachel, Dirga keluar dari mobil dan membawa Rachel masuk kedalam rumah.

Sampai di dalam rumah Dirga mengunci pintu "kok kamu kunci si" tanya Rachel panik.

"Duduk" perintah Dirga menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu. Rachel hanya menurut setelah itu Dirga berjalan menuju kamarnya.

Setelah itu dia kembali datang sembari membawa laptop, entahlah apa yang akan diperbuat nya.

Dia duduk dekat Rachel sambil mengerjakan apa yang ada di laptop itu. Rachel hanya melihat kegiatan Dirga tanpa berniat untuk mengganggu.

***

Selesai sudah perkejaan Dirga, di alihkan perhatian kearah Rachel yang tertidur di sofa itu. Dirga membelai rambut hitam yang terurai itu.

"Kenapa sih kamu suka banget liat aku marah, aku sayang sama kamu, aku takut kamu pergi, maaf aku sering nyakitin kamu, bikin kamu nangis, aku gak rela kalau punya aku diambil sama orang lain, kamu hanya milik aku cel" dikecupnya pelipis Rachel, dan kembali memperhatikan wajah cantik itu.

***

Rachel terbangun saat melihat di jendela langit sudah gelap dan saat mengecek jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Rachel melihat Dirga yang juga tertidur, Rachel berjalan mengendap-endap berniat untuk pulang.

Namun saat berada di pintu keluar, pintu tersebut dikunci oleh Dirga, tak mungkin dia ambil kunci itu yang ada di kantong celana Dirga, bisa-bisa Dirga bakalan terbangun dan niat pulang nya batal lagi.

Dirga tak suka jika banyak orang dirumahnya dan alhasil tak ada pembantu dirumah ini, ada pun hanya pagi hari dan satpam yang biasanya berkeliling didepan rumah pun malam itu tak terlihat.

Rachel menghembuskan nafas beratnya memikirkan bagaimana cara untuk keluar, pintu lainya juga terkunci dan jendela sudah dilindungi oleh teralis.

Tiba-tiba ada dua tangan melingkar di pinggangnya "mau kemana" tanya Dirga yang pemilik tangan tersebut.

"Di.. Dirga a..aku aku mau pulang, udah malam" ucap Rachel yang kini sudah berhadapan dengan Dirga.

"Gak boleh" ucap Dirga dingin. " Jangan egois dong sayang, kasian orang tua aku dirumah khawatir sama aku.

Tiba-tiba saja wajah itu berubah tersenyum saat melihat wajah Rachel yang panik terlihat lucu.

"Gak boleh kalau bukan aku yang ngantar" ucap Dirga dan mengacak rambut Rachel. "ihh ngeselin kirain aku bakalan dikurung dirumah ini" ujar Rachel.

"Idihh siapa juga yang mau ngurung kamu yang ada kita digerebek sama warga terus dinikahin aku sih mau-mau aja biar kamu gak bisa ganjen sama cowok lain lagi" ucap Dirga dan tertawa membayangkan ucapnya barusan.

"Sembarangan kalau ngomong, ayo antar aku pulang" Dirga pun akhirnya mengantar Rachel pulang.


***


Segini dulu ya, maaf pendek dan terimakasih sudah membaca cerita aku, dan jangan lupa harus menjadi pembaca yang baik, yang tidak lupa memberikan vote nya.


POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang