Part 13

18 1 0
                                    

Kini ku berhenti berjuang, karena ku sadar semua yang ku lakukan tak pernah ternilai di matamu


***


Pulang sekolah Rachel memutuskan untuk tidak pulang bersama Dirga, dia lebih memilih menunggu taxi, namun yang ditunggunya tak kunjung datang.

"Hel nunggu siapa" tanya Kenan berhenti tepat didepan Rachel yang sedang duduk di halte.

"Oh nunggu taxi" jawab Rachel.

"Udah bareng gue aja" ajak Kenan, jujur Rachel kepengen apalagi ini sudah mau magrib taxi jarang lewat jam segini, tapi dia takut ketahuan Dirga.

"Kenap takut Dirga tahu. Rachel, Dirga bukan cenayang yang bisa lihat Lo dimana aja" ucap kenan.

"Ken gue bilang berhenti peduli sama gue, jika Lo masih kayak gini, gue gak mau liat Lo berantem sama Dirga lagi" Rachel benar-benar tak ingin melihat Dirga dan Kenan berantem lagi.

"Chel sampai kapan pun gue gak bakalan berubah, walaupun Lo larang gue buat peduli sama Lo. Tapi gue tetap sahabat Lo, gue bakalan tetap ada untuk Lo, meski Lo larang itu"

"Gue tau semua ini Lo lakuin karena Lo gak mau lihat gue terluka, tapi gue gak perduli, ayoh lah chel, hari semakin gelap, entar orang tua Lo khawatir" bujuk Kenan kepada Rachel.

"Ya udah deh, gue ikut" akhirnya Rachel pun memutuskan ikut kenan, dia pun naik keatas motor yang sudah lama gak ditumpangi nya.

***

"Hel gue jadi keinget waktu kita kayak gini terus kita teriak-teriak gak jelas ditengah jalan seperti ini, coba yuk hel" ajak Kenan.

"Ihh apaan dah, ini magrib yang ada kita yang balik diteriakin sama warga" ucap Rachel.

"Ihh azan aja belum, ni gue coba" ujar Kenan yang gak mendengar kan perkataan Rachel "DASAR RACHEL BUCIIIINNNN" ucapnya yang berhasil diberi Rachel hadiah pukulan di kepalanya.

"Apaan dah Lo ngatain gue bucin" protes Rachel gak terima dikatain bucin.

"Idih emang Lo bucin kok" ucap Kenan dengan santai.

"Dasar Lo yah" ucap Rachel dan menggelitik pinggang Kenan.

Kenan pun menggeliat " hel bahaya kita bisa jatoh, udah hel gue minta maaf"

"Lo gak marah sama gue" tanya Rachel.

"Marah kenapa?" Tanya bingung.

"Soal gue pacaran sama Dirga"

"Hhhh awalnya iya, tapi gue sadar, karena cinta gak bisa dipaksakan" Rachel tertegun mendengarnya.

Beberapa hari sebelum aku mengetahui hubungan mereka, memang aku sudah merasakan perbedaan antara mereka terutama kepada Rachel yang tak seperti dulu, seakan ada tembok membatasi kami.

Tembok itu semakin tinggi saat aku mengetahui hubungan mereka, entah apa yang membuat nya menghindari aku.

Iya aku akui saat pertama kali mengetahui hubungan itu aku kaget dan pergi, tapi setelah itu aku mendukung hubungan mereka, bagaimana pun aku adalah sahabat mereka.

Rachel tak pernah lagi duduk bersama ku apalagi untuk duduk berdekatan, Bahakan bicara pun hanya seperlunya saja.

***

Baru saja Rachel menikmati kasurnya yang empuk, tak lama handphone nya berdering.

"Pulang dengan siapa, masih menghargai aku gak sih"

POSSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang