05

12.1K 1.6K 248
                                    

"Wei Ying, kerjakan tugasmu."

Lan Wangji menatap Wei Wuxian yang lebih memilih merebahkan kepalanya diatas meja.

Saat ini ia tengah melaksanakan titah pamannya untuk mengawasi Wei Wuxian yang dihukum menulis literatur psikologi abnormal di perpustakaan.

Namun bukannya menulis, pemuda Wei itu sedari tadi hanya bermain dengan ponselnya.

"Lan Zhan, apa menurutmu aku perlu melakukannya? Lihat seberapa tebalnya buku ini? Aku tidak yakin aku sanggup menyalinnya tanpa mematahkan lenganku!" Wei Wuxian merengut sambil menyilangkan kedua tangannya. Ia sedang merajuk!

"Tanganmu tidak akan patah hanya karena menulis." Ujar Lan Wangji kalem.

Wei Wuxian memutar bola matanya. Kenapa dizaman modern ini masih ada manusia sekaku Lan Wangji, sih?

Ia tidak akan heran jika seumur hidupnya Lan Wangji akan menjomblo.

Maksudnya, orang normal mana yang akan tahan hidup bersama lemari es berjalan sepertinya? Tiga puluh menit terkurung bersama Lan Wangji saja sudah membuatnya bosan setengah mati.

Meskipun-

Wei Wuxian memangku dagunya dengan sebelah tangan.

Matanya memaku fitur Lan Wangji dalam atensi.

Laki-laki itu memiliki garis wajah yang tegas dan rahang yang tajam. Bibirnya tipis berwarna merah, kontras dengan kulitnya yang putih dan mulus.

Alisnya bagai lukisan sempurna, bulu mata yang lentik, dan bola mata sewarna emas yang menyorot dingin.

Dilihat dari berbagai sisi, Lan Wangji seperti sesuatu yang datang dari dunia berbeda.

Wajah rupawannya hampir setara dewa yunani.

Benar, mungkin ada beberapa orang yang akan mengenyampingkan sifat membosankannya demi parasnya yang luarbiasa itu.

"Ah tidak tidak, aku bisa gila jika hidup bersama manusia es seperti dia."

Wei Wuxian bergumam tanpa sadar. Ia mengetuk-ngetuk kepalanya dengan ujung pena.

"Kau sudah selesai melamun?"

Wei Wuxian tersentak, ia menatap Wangji yang masih fokus pada sesuatu yang sedang ia tulis dibukunya.

"Eh? He he." Wei Wuxian hanya bisa tertawa canggung lalu membenarkan posisi tubuhnya.

Wajah Lan Wangji memang sesuatu yang berbahaya.

Apalagi jika dipandang dalam waktu yang lama.

"Berhentilah melakukan hal tidak berguna dan kerjakan hukumanmu." Pemuda Lan itu berujar dingin.

Wei Wuxian membuka bukunya sambil merengut kesal.

Untuk beberapa saat ia bisa fokus menulis apapun yang ada dalam buku itu, namun untuk menit selanjutnya ia kembali merasa jenuh.

Wei Wuxian bukannya orang malas, ia hanya-

Apa ya?

Mungkin dia tipe orang yang gampang bosan dan suka memberontak. Wei Wuxian tidak suka sesuatu yang mengikat; peraturan, ia adalah manusia yang bebas yang akan melakukan apapun yang dia ingin lakukan.

Wei Wuxian tidak malas apalagi bodoh.

Dia adalah salah satu murid tercerdas yang bahkan saingannya selevel Lan Wangji; sang ketua disipliner sekaligus murid kebanggaan Gusu Akademi.

Yang membedakan dirinya dan wangji hanya satu,

Wangji adalah orang yang terlampau patuh aturan dan Wei Wuxian adalah biang onar.

A Boy Named Wei WuxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang