Lan wangji tidak mengerti, sejak seminggu yang lalu Wei Wuxian bertingkah aneh.
Saat ia pamit dari kediaman Wei Wuxian waktu itu, pemuda itu enggan menatap wajahnya.
Wei Wuxian terkesan menghindarinya.
Lan Wangji memperhatikan kamar Wei Wuxian yang sepi. Gordennya telah terbuka, tapi tak ada aktivitas apapun yang ia lihat.
Bahkan suara Xiao Yu pun tak terdengar.
Lan wangji menghela napas, hatinya khawatir akan sesuatu.
Namun tak tau apa itu.
Ia menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
08.00 pagi.
Hari ini ia ada kelas pagi, Lan Wangi segera mengambil tasnya dan pergi untuk menjemput Wei Wuxian.
Mereka sudah terbiasa pergi bersama.
Lan wangji menekan bel rumah itu, namun tak ada jawaban.
"Wei Ying." Ia beralih mengetuk pintu.
Namun tetap tak ada sahutan. Rumah itu terdengar hening.
"Wangji?"
Wangji berbalik dan mendapati Song Lan yang menghampirinya.
"Kau mencari A Xian?"
Wangji mengangguk, "apa dia tidak memberitahumu?"
Hati Lan Wangji mencelos. Apa? Ia merasa trauma mendengar kata itu.
Itu adalah kalimat yang ia dengar ketika hari dimana Wei Wuxian pergi tanpa pamit.
"A Xian pagi-pagi sekali datang ke cafe dan menitipkan A Yu. Katanya dia harus keperpustakaan dulu untuk sebelum menghadiri kelas pagi. Ku kira kalian pergi bersama."
Lan wangji menghembuskan napas lega. Tubuhnya terasa panas dengan rasa pening tiba-tiba menyerang kepalanya karena rasa khawatir berlebih yang baru saja ia rasakan.
Wangji mengangguk, "kalau begitu aku pergi dulu." Wangji membungkuk sebelum berlalu menuju halte biasa.
Hatinya gelisah.
Menebak perihal apa yang terjadi pada pemuda itu. Kenapa dia menghindarinya seperti ini?
.
."Wei Ying." Wangji memanggil Wei Wuxian yang memasukan barangnya terburu-buru.
Selama dikelas, mereka duduk cukup jauh dan Lan Wangji merasa kesal dengan itu.
"Ah, Lan Zhan. Ha ha, kenapa?"
Ia bisa melihat gurat canggung bercampur khawatir diwajahnya.
"Kau kenapa?"
Mata abu-abu Wei Wuxian bergulir kekanan dan kekiri, jelas sekali sedang menghindari tatapan Lan wangji.
"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja." Ia menunjukan cengiran lebarnya.
Wangji hendak kembali bertanya namun Wei Wuxian segera menyela, "ah Lan Zhan, aku duluan ya? Aku harus menghadiri kelas lainnya." Si pemuda Wei berlari menjauhi Lan Wangji.
Si pemuda Lan menatap kepergian Wei Wuxian. Sorot matanha sendu.
Ia tau Wei Wuxian berbohong.
Bukankah mereka mengambil kelas yang sama? Ia tau persis, mereka hanya ada satu kelas hari ini.
.
.Wei Wuxian menghentikan langkah kakinya. Ia mendudukan dirinya di ditaman kampus yang sepi.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Boy Named Wei Wuxian
Fiksi PenggemarA fiction of Modaozushi Modern Alternative Universe namanya Wei Wuxian, yang berarti 'tidak iri'. ia tumbuh dibawah asuhan sahabat kental ayahnya; Jiang Fengmian, setelah kedua orangtuanya tewas dalam kecelakaan pesawat. ia tumbuh menja...