12

10.9K 1.4K 150
                                        

Ada banyak hal yang mengejutkan terjadi pada hidup Wei Wuxian.

Dimulai dari fakta bahwa dia bisa mengandung layaknya perempuan sampai fakta pahit tentang ayah dari putranya yang ternyata adalah kakak iparnya sendiri.

Pertemuan tak terduganya bersama Lan wangji, juga....

Fakta bahwa rumah kosong disamping rumahnya kini ditempati oleh si tuan muda kedua Lan.

Wei Wuxian merasa takjub dengan semua hal yang terjadi padanya.

Rencana hidupnya sejak awal adalah berlari dan bersembunyi dari masalalunya.

Namun kemudian Lan Wangji datang dan mengacaukan semuanya.

Ia tak ingin menebak hal mengejutkan apalagi yang akan ia temui dimasa depan.

Namun ia sangat berharap, bahwa identitas dari siapa ayah dari bayinya akan tertutup rapat. Ia tak ingin shijienya terluka dengan fakta itu.

"Mama.." Wei Wuxian menoleh pada putranya yang baru bangun. Anak itu mengucek matanya dengan kedua tangannya dengan masih duduk di dalam box bayinya.

Wei Wuxian yang tengah mengerjakan tugas kuliahnya menghampiri Xiao Yu. "Pangeran tampan sudah bangun, hm?" Mama muda itu mengangkat putranya kemudian mengecup kedua pipinya gemas.

Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi, biasanya putranya itu akan bangun pukul enam pagi. Namun sepertinya Xiao Yu terlalu kelelahan setelah kemarin bermain bersama Lan Wangji hampir seharian penuh.

"Maa, main.. dada." Xiao Yu menatap sang mama dengan mata berbinar.

"Sayang, ini masih pagi. Dan panggil Shishu, bukan dada. Okay?"

"No, dada!" Wei wuxian menghela napas lelah. Seperti halnya ia meminta anak itu memanggilnya papa, mengajari Xiao Yu memanggil Wangji dengan sebutan pamanpun akan percuma.

"Maa.. main, dada!"

Anak itu kembali meminta. Sepertinya Xiao Yu sudah sangat lengket dengan temannya itu.

Wei Wuxian mendekap Xiao Yu didadanya dan berjalan ke arah gorden kamar yang masih tertutup, "A Yu, ini masih pagi. Wangji dada mungkin masih tidur."

Sebelah tangannya menyibak gorden kamarnya dan seketika ia merasa menyesal.

Wajahnya tiba-tiba saja terasa panas saat retinanya menangkap sesuatu.

Lan Wangji yang telanjang dada dengan hanya mengenakan celana panjang berwarna hitam tengah memunggungi jendela kamarnya yang terbuka lebar.

Selain fakta bahwa rumah mereka bersebelahan, hal yang membuatnya berkali-kali melapalkan nama tuhan adalah kamar mereka yang juga saling berhadapan.

Wei Wuxian sangat mengutuk kebetulan mengerikan yang ia alami ini.

"Tu.. dada, maa!" Xiao Yu yang melihat ke arah yang sama memekik senang sambil menunjuk Wangji dengan telunjuknya.

Dadanya sudah bangun, artinya ia bisa bermain lagi sekarang.

Wangji yang mendengar suara itu langsung membalikan badan dan menemukan dua orang menggemaskan beda usia tengah memandang kearahnya.

Bayi yang satu melambai riang padanya, dan bayi yang satu lagi melotot tanpa berkedip.

Ia segera memakai kaus putih yang ia pegang kemudian mendekati teralis balkon kamarnya.

"Selamat pagi A Yu."

Wei Wuxian tersadar dari lamunannya. Diam-diam ia merutuki dirinya sendiri karena telah memandang Wangji seperti itu.

A Boy Named Wei WuxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang