side story 1

11.2K 1.3K 85
                                    

"Lan Zhan, jangan pergi." Wei Wuxian menggenggam tangan suaminya erat, wajah pucatnya terkadang meringis, lalu tersenyum kecil ketika memandang mata teduh Lan Wangji.

"Wei Ying, aku disini." Pria Lan menciumi tangan yang ia genggam erat.

Wei Wuxian menggigit bibir bawahnya ketika rasa dingin terasa dikulit perutnya. "Ssttt, semuanya baik-baik saja." Bisik Wangji, ia mencondongkan wajahnya untuk mencium dahi istrinya yang dibanjiri peluh.

Saat ini mereka tengah berada di ruang operasi, Wei Wuxian sedang dalam proses persalinan.

Setelah insiden menghebohkan dihari kelulusan mereka, Lan Wangji dengan sigap membawa Wei Wuxian ke rumah sakit.

Anggota keluarga lainnya menunggu di ruangan lain, sedang dirinya berada disini, disisi Wei Wuxian yang sedang berjuang melahirkan buah hati mereka.

"Lan Zhan, apa mereka masih lama?" Wei Wuxian merasa tak sabaran, ia hanya ingin operasinya cepat beres agar ia bisa segera menggendong bayinya.

"Wei Ying, ini bahkan baru lima menit."

Dokter yang menangani operasinya terkekeh, baru pertama kalinya mereka mendengar pasien se-tak sabaran Wei Wuxian.

"Dokter, jangan tertawa. Nanti operasinya semakin lama dan bayiku pasti akan bosan didalam perutku terlalu lama!"

kini giliran Lan Wangji yang tertawa kecil, istrinya ini kenapa jadi meracau tidak jelas? Apa karena efek bius? Mungkin saja.

Dokter dan perawat disana menggeleng geli mendengar ucapan pasien mereka. Wei Wuxian memang jauh berbeda dengan pasien yang pernah mereka tangani.

Biasanya mereka akan berteriak bahkan hingga menjambak pendampingnya, tak jarang juga ada yang minta dibius total meski dengan resiko besar.

Berbeda dengan Wei Wuxian yang malah mengoceh tidak jelas seperti itu.

"Bayi kita tak akan bosan, dia merasa hangat didalam sana." Ujar Lan Wangji.

Wei Wuxian kembali meringis saat sebuah sayatan kecil terasa diperutnya, dibagian bawah sana terasa sangat kebas dan terkadang diselingi sensasi dingin yang menembus epidermis. Meski sudah mendapatkan anestesi tapi tetap saja ia masih bisa merasakan sedikit ngilu ketika sayatan demi sayatan terasa diperutnya, tidak sakit, hanya saja ia tetap meringis ketakutan.

Wangji mengusap dahi Wei Wuxian yang mengeluarkan keringat dingin, rambutnya sudah lepek dan wajahnya semakin pucat, membuat hati Lan Wangji seperti diremas.

Ia tak tega melihat Wei Wuxian kesakitan begini.

Apa saat melahirkan Xiao Yu dulu ia juga seperti ini? Atau lebih buruk dari ini?

Wei Wuxian melahirkan Xiao Yu tanpa satupun keluarga disisinya, pasti sangat menyakitkan.

Lan Wangji membuang napas berat, ia lalu memeluk Wei Wuxian yang sedang mengatur napasnya. "Wei Ying, aku disini. Aku mencintaimu."

Wei Wuxian tersenyum sambil sesekali meringis, "Lan Zhan, kenapa suaramu terdengar sedih? Nanti bayi kita jadi ikut sedih."

"Aku tidak sedih, aku merasa bahagia." Balas Wangji.

"Apa terasa sakit?"

Wei Wuxian menggeleng, "tidak, rasanya geli." Ia terkekeh melihat Lan Wangji yang merengut kecil.

"Tidak terasa sakit karena kau disini." Ujar Wei Wuxian kemudian. Lan Wangji mengusap kepalanya lembut.

"Lan Zhan, sudah sampai mana?" Tanya Wei Wuxian penasaran, ia sangat ingin melihat proses kelahiran bayinya, namun dokter dan Wangji tak mengizinkannya, bagaimana jika dia tiba-tiba pingsan disayatan pertama?

A Boy Named Wei WuxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang