A/n : sebelumnya terimaksih banyak bagi para pembaca yang menikmati fanfiksi ini. Thanks a lot for vote an comment.
Dan khusus untuk hari ini, aku memutuskan untuk update 4 chapter sekaligus🤪
Jujur, aku suka centrik!Wei Wuxian, dimana dia direbutin banyak cogan.
Tapi tetep, jiwa WangXianku meronta ingin banyakin momen mereka secepat mungkin wkwk (labil sih)Dan juga, selagi masih ada waktu luang sebelum kembali sibuk lembur aku ingin cerita ini cepet beres, biar gak gantung terus ujung-ujung discontinue😆
So, please be ready!
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Wei Wuxian baru saja menuruni tangga ketika pemandangan sibuk di kediaman Jiang tertangkap retinanya.
Ia melihat beberapa pekerja tengah mendekorasi beberapa bagian rumah dengan bunga dan beberapa lainnya sibuk menyiapkan vas kristal di meja ruang tengah.
"A Xian, selamat pagi." Jiang Yanli menyapanya.
Wei Wuxian tersenyum lebar dan berjalan kearah kakaknya itu lalu memeluknya. "Shijie, kenapa hari ini kau terlihat berbeda?" Ia bertanya manja.
Jiang Yanli tertawa kecil sambil mencubit ujung hidung adiknya. "Apa aku terlihat jelek?"
"Tidak!! Shijie tidak pernah jelek!! Shijie adalah orang tercantik yang pernah kutemui." Jiang Yanli kembali tertawa, "Kau ini."
Wei Wuxian ikut terkekeh.
"Shijie, apa hari ini akan ada pesta? Kenapa sibuk sekali?" Ia bertanya penasaran.
Jiang Yanli tidak langsung menjawab. Nona muda Jiang itu malah tersenyum malu-malu dengan pipi merah.
"A Xian, kau ingat soal perjodohan yang aku ceritakan waktu itu? Ibu bilang tanggalnya akan dipercepat, dan hari ini mereka akan melamarku secara resmi."
Bagi Wei Wuxian, Jiang Yanli adalah salah satu orang yang paling berharga baginya, dan mendapati kakaknya itu tengah berbahagia mana mungkin ia tidak ikut merasakan?
"Shijie serius? Aku tidak sabar bertemu dengannya! Akan kupastikan dia tidak akan pernah menyakitimu!!"
Jiang Yanli mengusap rambut Wei Wuxian, "jangan melakukan hal yang aneh-aneh."
Wei Wuxian hanya menunjukan cengirannya.
"Jiejie, kenapa masih disini? Ibu sudah menunggu di mobil." Jiang Cheng datang menginterupsi, pemuda itu tersenyum lembut pada jijie kesayangannya namun beralih dingin ketika matanya bersibobrok dengan Wei Wuxian.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Kalian jangan bertengkar ya?" Ia mengusap pipi kedua adiknya untuk menyusul sang ibu. Rencananya, ia akan ke salon dan mengambil gaun di butik langganan ibunya.
"Jiang Cheng-"
Si pemuda Jiang berlalu tanpa mengindahkan panggilan Wei Wuxian.
Ia menatap punggung yang berlalu pergi. Apakah Jiang Cheng benar-benar kecewa padanya?
Deringan ponsel mengejutkan Wei Wuxian, ia melihat caller Id si pemanggil dan menemukan nama kekasihnya disana.
Setidaknya, ia berharap bisa merasa sedikit tenang jika mendengar suara pria itu.
"Zixuan." Ia mencoba terdengar ceria, namun malah disambut keheningan cukup panjang.
"Zixuan, kau masih disana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
A Boy Named Wei Wuxian
Hayran KurguA fiction of Modaozushi Modern Alternative Universe namanya Wei Wuxian, yang berarti 'tidak iri'. ia tumbuh dibawah asuhan sahabat kental ayahnya; Jiang Fengmian, setelah kedua orangtuanya tewas dalam kecelakaan pesawat. ia tumbuh menja...