19

8.9K 1.2K 180
                                    

"A Li."

Jin Zixuan tersenyum ketika wajah istrinya muncul dilayar ponsel.

Setelah beberapa saat berperang dengan batinnya, ia memutuskan untuk mengangkat panggilan istrinya itu.

"A Xuan, kemana saja? Apa kau baik-baik saja?" Tanya istrinya khawatir, sudah berhari-hari suaminya itu mengabaikan panggilannya, untungnya Zixuan sempat mengirim beberapa pesan singkat yang mengatakan bahwa dia tengah sibuk menangani proyek sampai tak sempat sekedar menyentuh ponsel, membuat sedikit kekhawariran istrinya itu terurai.

Tanpa tau fakta sebenarnya dibalik suaminya yang menghilang.

Bagaimana lagi, Zixuan terlanjur jatuh pada pesona Wei Wuxian membuatnya gagal move on meski sudah memiliki anak istri.

Ah, berbicara tentang puteranya yang lain ia jadi merindukannya.

"Aku baru mendapat sedikit waktu senggang, bagaimana kabarmu?" Nadanya ia buat selembut mungkin, bagaimanapun, dua tahun membina rumah tangga dengan Jiang Yanli hingga menghasilkan seorang putera membuat perasaan sayang tumbuh pada wanita itu,

Meski, tak bisa menggantikan posisi Wei Wuxian yang telah merajai seluruh hatinya.

"Aku baik, tapi sejak kemarin A Ling sangat rewel."

"Hm? Kenapa? Apa A ling sakit?" raut wajah Zixuan berubah khawatir begitu mendapatkan kabar dari istrinya.

"Untungnya tidak, mungkin dia sangat merindukanmu." Jiang Yanli terkekeh kecil.

Zixuan ikut terkekeh, "aku juga merindukan kalian, apa A ling sudah tidur?"

"Dia baru saja tidur, kau ingin bertemu dengannya?"

"Apa tidak apa-apa?"

"Asal kau tidak berisik."

Keduanya lantas tertawa, mengingat tingkah bayinya yang akan mengamuk dengan tangisan kencang ketika tidurnya terganggu.

Secara fisik, Jin Ling memang tak terlalu mirip dengannya, namun dilihat dari sifatnya, sepertinya ia akan menjadi Jin Zixuan generasi kedua.

Arogan dan temperamen.

Layar berganti kearah wajah Jin Ling yang tertidur pulas, tangan lentik Jiang Yanli menyentuh pipi gembul sang putera.

Zixuan menyentuh layar ponselnya, membayangkan ia tengah menyentuh puteranya itu. Bibirnya mengulas senyum tipis.

"Apa itu adik?"

Baik Zixuan maupun Jiang Yanli merasa terkejut dengan suara Xiao Yu yang tiba-tiba.

Pria itu hampir melupakan Xiao Yu yang duduk dipangkuannya saat ini, Zixuan lalu merengkuh putera pertamanya tanpa sadar dan menciumi kedua pipinya, hatinya merasa bersalah pada Xiao Yu hanya karena masalah sepele seperti ini.

"Iya, ini adik. Lihat, bukankah dia lucu?"

Jiang Yanli merasa heran dengan suaminya. Seingatnya, Zixuan adalah tipe orang yang susah dekat dengan orang lain apalagi anak kecil,

Kecuali dengan puteranya.

"A Xuan, siapa anak tampan itu?" Wanita itu sempat tertegun, sejenak ia tampak melihat garis wajah Zixuan pada anak itu,

Juga..

Mata yang dia rindukan, mata milik adiknya, Wei Wuxian, anak itu memiliki mata yang persis seperti A Xiannya.

Hatinya mencelos, ia kembali mengingat adiknya.

Dimana dia sekarang?

"Namanya Xiao Yu, dia tampan bukan?" Pria Jin mengarahkan kamera pada wajah puteranya, bocah itu membulatkan matanya lalu menampakan cengirannya.

A Boy Named Wei WuxianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang