Pilihan

1.7K 221 21
                                    

SHOOT

Chapter 7.5 :

Pilihan

.

.

.

.

.

.

.

"Apa aku bisa meminta bantuanmu, Namjoon-ssi?"

Namjoon tertegun.

Bantuan? Apakah Namjoon orang yang tepat untuk membantu mereka? Apakah Namjoon bahkan bisa membantu mereka?

"Hoseok-ssi, apa maksudmu?" Seokjin bertanya. Jelas meminta penjelasan lebih dari maksud permintaan pemuda itu.

Hoseok menatap Seokjin dan Namjoon bergantian.

"Bantuan. Kami butuh bantuan Namjoon. Well, bahkan kami butuh bantuan kalian semua di sini. Jika kita ingin menyelamatkan Yoongi dari markas Taeseok dan kelompoknya, jelas kami membutuhkan tambahan jumlah orang," ujar Hoseok.

"Dan kau berharap petani dan peternak seperti kami dapat membantumu, Hoseok-ssi? Kami bahkan belum tentu bisa menarik pelatuk pistol dengan benar," ucap Seokjin datar.

"Belum bisa bukan berarti kalian tidak akan bisa selamanya. Kami bisa mengajarkan dan mengarahkan kalian dalam waktu singkat Seokjin-ssi."

"Dan sebelum kau bertanya, iya. Aku yakin dengan kata-kataku," ucap Hoseok.

Seokjin tampak ingin kembali mengatakan sesuatu, namun Hoseok lagi-lagi kembali berbicara. Bukan kepadanya, tapi kembali pada Namjoon.

"Namjoon-ssi. Kami butuh jawabanmu sekarang. Kami tidak bisa membuang-buang waktu berlama-lama lagi di sini," ucap Hoseok tegas.

Namjoon masih terdiam. Otaknya masih mencoba mencerna semua percakapan yang terjadi di hadapannya.

"Namjoon.."

Bukan Hoseok yang memanggilnya, namun Seokjin-lah yang memanggil namanya.

"A-aku...."

.

.

.

.

.

"Aku tidak percaya kita benar-benar akan menyusup ke dalam markas seorang pembunuh bayaran sekarang."

Ucapan Taehyung mengundang gelak tawa dari Hoseok, Jungkook, dan Jimin.

"Tenanglah, kau tidak sedang bermimpi sekarang," ucap Jungkook masih sambil tertawa.

"Maaf Taehyung-ah," ucap Namjoon menyesal. Enathlah, dia merasa tidak enak terhadap Seokjin dan Taehyung sekarang.

Ya, Namjoon pada akhirnya memilih untuk membantu Hoseok dan teman-temannya. Dia memilih untuk ikut dalam misi penyelamatan Yoongi. Meskipun dia sendiri tidak tahu apakah dia dapat menjadi bantuan yang berguna, namun Namjoon ingin setidaknya ikut dalam menyelamatkan Yoongi.

Seluruh pemuda itu kini tengah berada di dalam mobil hitam yang tengah dikendarai oleh Jimin sekarang. Mereka tengah bergerak menuju markas Taeseok dan anak buahnya.

"Hyung, sudah kubilang tidak perlu meminta maaf. Lagipula aku ikut juga karena keinginanku sendiri," ucap Taehyung.

"Tapi bukan berdasarkan keinginanku," celetuk Seokjin.

Taehyung memandang kakaknya malas, "Aku jelas akan ikut tidak peduli kau mengizinkanku atau tidak, Seokjin Hyung," ucap Taehyung.

"Ini berbahaya Tae," ucap Seokjin sambil menghela napas.

"Kau tahu ini berbahaya tapi tetap ikut membantu, Hyung. Padahal dulu kau curiga dan ketus sekali terhadap Yoongi," balas Taehyung tak mau kalah.

Seokjin kembali menghela napas, "Mau bagaimana, Namjoon mengatakan jawabannya dengan jelas. Aku tidak mungkin membiarkan Namjoon pergi seorang diri begitu saja," ujar Seokjin.

"Padahal ada kami bertiga," celetuk Jungkook lagi.

Seokjin memutar bola matanya, "Maksudku, dia sendirian yang awam di sini, Jungkook," decak Seokjin.

"Maaf Hyung.." ucap Namjoon lagi kepada Seokjin.

Seokjin menggeleng, "Berhenti meminta maaf Namjoon-ah. Bagaimanapun pada akhirnya ini tetap keputusanku sendiri untuk ikut denganmu," ucap Seokjin.

"Okay fellas, aku harap kalian bisa menghentika percakapan kalian sekarang karena aku akan mengajarkan kalian bagaimana cara menggunakan beberapa senjata sekarang," ucap Hoseok sambil menengok ke arah Namjoon, Seokjin, dan Taehyung.

.

.

.

.

.

Well, it's begin.

.

.

.

.

.

to be continued

.

.

.

.

.

.

.

Author's note:
Kayaknya aku memutuskan untuk merevisi work ini ketika sudah end saja deh hehe

Dan ya, ini sedikit update sebelum kita masuk ke klimaks ceritanya. Aku harap kalian suka <3🌸

SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang