Datangnya Sang Pengganggu

2.3K 290 10
                                    

SHOOT

Chapter 5 :

Datangnya Sang Pengganggu

.

.

.

.

.

.

.

- Seoul, Korea Selatan -

Hoseok tengah berdiri di balkon apartemennya. Ia memandang datar kondisi kota Seoul yang kini tengah diguyur oleh hujan. Pemuda asli Gwangju itu tengah melamun, menghiraukan segala suara dan kegiatan yang terjadi di sekitarnya. Jungkook, Jimin, dan bahkan suara gonggongan dari Holly ia abaikan.

Jimin melirik kekasihnya itu lirih, memandang sendu pemudanya yang biasa terlihat ceria. Jimin sadar benar atas apa yang sedang terjadi pada Hoseok. Kekasihnya itu mengkhawatirkan Yoongi, teman sekaligus orang yang sudah Hoseok anggap sebagai kakaknya sendiri. Dirinya tahu pasti Hoseok sangat khawatir sekarang.

Sudah lewat hampir seminggu dan mereka masih belum dapat menemukan keberadaan Yoongi. Jungkook sudah berusaha keras untuk melacak ponsel Yoongi, anak itu bahkan bekerja siang dan malam di depan layar komputernya tanpa henti. Namun keberuntungan belum menghampiri mereka. Mereka masih belum bisa mendapatkan sinyal apapun dari ponsel Yoongi.

Tahu bahwa pekerjaan melacak tidaklah mudah, Jimin bahkan sampai bertanya kepada kepolisian. Bertanya apakah ada laporan tentang pemuda bernama Min Yoongi. Namun nihil. Polisi berkata tidak ada laporan apapun.

"Hah...."

Jimin melirik Jungkook yang baru saja mendesah. Masih berfokus pada layar komputernya.

"Tidak ada tanda-tanda baru, Jungkook-ah?" tanya Jimin.

Jungkook menggeleng, "Belum Hyung... maaf...."

Gantian, Jimin-lah yang menggeleng sekarang. "Jangan meminta maaf Jungkook-ah, bukan kesalahanmu..." balas Jimin.

Jungkook mengerang, "Tapi Hyung, ini sudah lewat seminggu, dan kita masih belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan Yoongi Hyung. Ba-bagaimana kalau k-kita... t-terlambat..." lirih Jungkook.

Jimin menggeleng dan menghampiri Jungkook.

"Hei Kook, tenanglah. Kita tidak terlambat, kita berjalan di waktu kita. Aku yakin kita akan menemukan Yoongi Hyung tak lama lagi," ujar Jimin sambil menepuk pundak Jungkook.

"Percayalah Kook, kita tidak terlambat," lanjut Jimin lagi.

Jungkook menghela napasnya, "Aku harap...."

"Sudahlah, kau istirahat dulu. Ayo kita makan malam bersama. Kau pesan makanan dengan ponselmu, aku akan memanggil hyung-mu itu. Hah... bisa-bisanya orang itu berdiri di luar sana padahal sedang hujan.. mau sakit apa dia?" monolog Jimin.

.

.

.

.

.

"Hoammm...."

Jungkook menguap. Dirinya melirik jam di layar komputernya. Pukul tiga lewat lima.

Sial.

Sudah subuh ternyata.

SHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang