bab 15
satu minggu lusi dan tim legal berada di jepang untuk mengurus semua dokumen proyek Mr.Takeda, semua berjalan lancar membuat lusi bisa bernafas lega kecuali satu, arjuna yang tak sekalipun menghubungi atau mengangkat telpon darinya.
perjalanan tokyo jakarta yang memakan waktu hampir delapan belas jam, membuat Lusi teramat lelah, sepanjang perjalanan di habiskan Lusi untuk mempersiapkan laporan hasil pertemuan kepada Arjuna, setibanya di Jakarta, Lusi bergegas menuju gedung Jatayu dan begitu pintu kaca terbuka secara otomatis Lusi merasa semua orang menatapnya bahkan tak segan berbisik bisik di hadapannya, ia mengabaikannya dan bergegas menuju ruangan Arjuna.
Lusi mengetuk pintu di hadapannya, tanpa menunggu jawaban ia langsung mendorong dan masuk ruangan Arjuna, ada Yance di sana sedang membereskan semua perlengkapannya."ehemmm"
Lusi berdeham, sontak membuat Arjuna menoleh kepadanya, Arjuna menghampiri wanita yang sudah seminggu tak di lihatnya,mengecup kening Lusi dingin lalu kembali ke mejanya, Yance sudah keluar meninggalkan mereka berdua. Lusi menyerahkan semua laporan yang telah ia persiapkan selama di perjalanan lalu memberi laporan singkat semua progres proyek yang sedang ditanganinya, Arjuna mendengarkan semua laporan Lusi tanpa menatapnya bahkan saat Lusi keluar ruangannya Arjuna tak mengeluarkan sepatah katapun.
Masih pukul tiga sore tapi Lusi sudah menarik kopernya pulang, Arjuna pasti mengerti alasan ia pulang lebih awal, bahkan laporan hasil perjalanan dinasnya bisa saja ia serahkan keesokan harinya setelah belasan jam perjalanan bukankah ia berhak sedikit beristirahat, sebelum pulang lusi menyerahkan semua hasil perjalanan pada david dan kartika di ruang sekretaris, david menerimanya namun tatapan sedih kartika mengusik hati Lusi."kenapa tik?"
"lus, kamu ketemu Yance?"Lusi mengangguk, apa yang salah dengan Yance, bukan hal baru Yance bulak balik ke perusahaan karena ia desainer keluarga Muis.
"Yance datang untuk ukur setelan jas bos...."
Lusi makin tidak sabar dengan Kartika yang bertele tele, kehadiran Yance untuk sekedar mengukur Jas, celana, atau kemeja Arjuna bukan hal yang luar biasa.
"untuk pesta ulang tahun Jatayu bulan depan, kabarnya bos juga mau mengumumkan pertunangannya dengan Bu Santi dari Grup Palapa Steel"
Mendadak semua seperti berdengung, bahkan tangannya yang kini di genggam kartika seperti mati rasa, kepalanya seperti berhenti berfikir, yang ia tau sekarang Kartika menggengam tangannya dan menuntunnya ke area parkir basement sementara David sigap mengambil mobil untuk mengantarnya pulang.
Kamar Lusi begitu gelap, ia masih menggulung di kasurnya enggan menyalakan lampu atau bahkan mengganti pakaian yang ia kenakan semenjak ia meninggalkan Tokyo, Tak ada air mata ia, manatap kosong ke arah jendela yang menyajikan gelapnya malam Jakarta, bahkan ketika tubuhnya di rengkuh Arjuna dari belakang ia tak bergeming, langit runtuh bahkan tak cukup menggambarkan guncangan di hati Lusi.
Lengan kekar arjuna memeluknya erat, membenamkan wajahnya ke rambut panjang lusi, berbisik lirih"maaf"
Seketika tubuh lusi terguncang, air mata yang sedari tadi tak juga bisa keluar, mengalir deras tak terbendung, seperti ada balon besar yang menggembung di dadanya, menekan jantungnya hingga ia kesulitan bernafas, kepalanya memanas, marah kecewa terluka berbaur menjadi satu dan ia tak menangis sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
fated to be with you (TAMAT)
Любовные романыlusi: aku mencintainya sepenuh hati namun latar belakang keluarga yang berbeda membuatku tak berani menaruh mimipi terlalu tinggi, arjuna terlalu jauh untuk diraih, dicintai oleh lelaki yang menjadi mimpi banyak wanita sudah lebih dari cukup. arjuna...