"lusi jangan tinggalin saya"
Arjuna hanya bisa bersimpuh di atas kedua lututnya menatap punggung lusi yang pergi menjauh.
Arjuna terbangun peluh membanjiri tubuhnya, mimpi yang sama dalam dua malam terakhir, masih jam 2 dini hari tapi arjuna memutuskan menemui Lusi, di raihnya kunci mobil dan kunci apartemen Lusi.
Semuanya kosong, hanya beberapa helai pakaiannya sendiri yang menggantung di sudut lemari, tak ada jejak Lusi lagi, beberapa furnitur tertutup plastik putih dan mulai berdebu, tanda sudah cukup lama tak berpenghuni, Arjuna lemas wanitanya telah benar benar pergi bahkan nomornya tak bisa dihubungi dan semua karena kebodohannya sendiri.
..........
Arjuna menatap nanar surat pengunduran diri Lusi yang teronggok di atas mejanya, lalu di lemparkannya ke dalam tempar sampah.
marah dan kecewa ini adalah hukuman atas ketidak mampuannya menjaga Lusi, semua staff dan rekan kerja lusi sudah ia introgasi, tapi semuanya tetap bungkam bahkan tak mengidahkan ancaman pemecatan, Kartika bahkan terang terangan menyalahkannya
"bapak keterlaluan memperlakukan Lusi seperti mainan yang tak punya hati, dia menangis hampir setiap hari, kalau bukan karena rasa tanggung jawabnya, Lusi pasti sudah pergi sejak awal menyisakan semua pekerjaannya yang tak bisa di handle orang lain"
Arjuna mencari Lusi hampir di semua sudut Jakarta, namun semuanya terasa sia sia,Lusi menutup jejaknya rapih.
"belum ada kabar dari Lusi bang?"
tanya Shanti yang di jawab arjuna hanya lewat gelengan kepala, Shanti merutuki kebodohan ayahnya yang menyeret orang lain dalam masalah besar. Arjuna jelas mencintai Lusi dan tak ada ruang sedikitpun untuk Shanti bertanggar, Shanti sadar diri dan membatasi rasa kagumnya atas Arjuna hanya sampai kepada hubungan patner kerja dan kakak adik.Acara ulang tahun berjalan lancar, meleset dari gembar gembor banyak orang, tak ada berita pertunangan antara Shanti dan Arjuna, pengunduran diri Lusi yang tiba tiba pun membuat banyak spekulasi di antara karyawan Jatayu.
Arjuna sama sekali tak menampakan batang hidungnya setelah memberikan pidato singkat, ia kembali mengurung diri berkutat dengan tumpukan pekerjaan demi membunuh rasa sakit akibat kepergian Lusi.
Pintu ruang kerjanya terbuka, ayahnya yang semenjak tadi sibuk dengan para undangan tiba tiba masuk dan duduk di hadapannya.
"Jun sepertinya papa terlalu membebani kamu dengan perusahaan"
Arjuna menghela nafas panjang, lalu mencoba tersenyum ke arah lelaki yang rambutnya sudah memutih dihadapannya.
"Ini tugas saya pa, saya bisa"
"tapi kamu tidak bahagia Arjuna, ambil cuti satu atau dua bulan, papa sanggup menggantikan posisimu di sini, kejar Lusi dia ada di Global Tech, kamu bisa hubungi Ramli untuk minta bantuannya, sampai sekarang Lusi belum tau ia bekerja sebagai sekretaris sepupumu"
..............Langit Nusa dua masih sama indahnya, sejenak Lusi terbuai oleh kenangan tentang Arjuna sudah lebih dari sebulan ia meninggalkan Jatayu dan bergabung di Group Global, semuanya berjalan sesuai rencana, apa lagi dengan bantuan Wulan di sampingnya, dan kini saat Wulan meminta bantuannya untuk mengurus pernikahannya di Bali Lusi tak kuasa menolaknya, Wulan sudah terlalu baik selama ini.
pekerjan yang ia hadapi ternyata tak sulit, semua acara bahkan vendor sudah tersusun rapih di tangan WO entah apa yang membuat Wulan merasa Lusi perlu mengecek kembali semua persiapannya.
Angin malam berhembus cukup kencang membawa lamunan Lusi semakian jauh menuju Arjuna, dari Wulan Lusi tahu tak ada pesta pertunangan antara Arjuna dan Shanti malam itu, Lusi gamang menyerahkan dirinya lagi kepelukan Arjuna sama dengan membuka pintu kemungkinan ia terluka lagi, dan mungkin nanti ia tak akan setegar ini menghadapinya.
perlahan sebuah pelukan merengkuhnya dari belakang, aroma yang sungguh ia tak akan pernah bisa lupakan, rasa rindunya terhadap sosok Arjuna makin membuat khanyalannya semakin nyata, bahkan kecupan dalam di ujung rambutnya sama sekali tak seperti khayalan kosong.
"saya rindu Lusi, saya gak akan pernah sanggup melepas kamu"
Lusi tersentak suara itu bukan berasal dari kepalanya, dan lengan yang merengkuhnya semakin kencang bukan sekedar halusinasinya semata.
pertahanan yang sudah Lusi bagun runtuh seketika, lelaki itu berdiri di hadapannya, terlihat berantakan, sorot matanya lelah, rambut rambut halus tumbuh di sekitar wajahnya. di raihnya wajah itu di usap dan di belainya dengan sayang dan rasa rindu yang membuncah.
tanpa kata kata, hanya air mata yang membasahi pipi halus Lusi, Arjuna merengkuhnya lebih dalam, mengencangkan pelukannya seolah olah Lusi akan menghilang kapan saja. dan saat Lusi membalas pelukannya keduanya hanyut dalam tangis yang mendalam.#hai aku sudah terbitin cerita baru ya, judulnya Bukan Karena Cinta, ceritanya tentang pria dan wanita yang terpaksa menikah, buat kamu penikmat cerita cerita cinta yang casual boleh di baca ya. jangan lupa masukannya aku seneng kok di keritik asal itu gak dengan cara yang menyakitkan
Love
beka
KAMU SEDANG MEMBACA
fated to be with you (TAMAT)
Любовные романыlusi: aku mencintainya sepenuh hati namun latar belakang keluarga yang berbeda membuatku tak berani menaruh mimipi terlalu tinggi, arjuna terlalu jauh untuk diraih, dicintai oleh lelaki yang menjadi mimpi banyak wanita sudah lebih dari cukup. arjuna...