sudah hampir satu minggu lusi berhenti dari Jatayu Group, harinya yang selalu sibuk dengan tumpukan pekerjan mendadak kosong dan sepi, sebetulnya sebagai mantan sekretaris Arjuna muis mudah bagi lusi mendapatkan pekerjaan baru, namun ia memilih untuk istirahat sejenak sambil menenangkan diri, inge sedang berada di new york untuk liputan fashion week praktis lusi tak punya banyak kegiatan selain tidur dan menonton televisi, lusi baru saja selesai memasak saat bel apartemennya berbunyi
.............
arjuna luar biasa panik saat tau lusi tak lagi bekerja kepadanya, kepala personalia di buat banjir keringat saat di berondong pertanyaan tentang lusi yang di izinkan mengundurkan diri tanpa persetujuannya. Baru arjuna sadari sikapnya sudah keterlaluan, kecemburuannya justru menjauhkannya dari lusi, kemarahannya membuat perempuan yang setegar karang itu menyerah, tak henti arjuna merutuki sikap kekanak kanakannya berharap lusi masih mau kembali padanya ia melesat begitu mendapatkan alamat tempat tinggal lusi. kurang dari setengah jam arjuna tiba di lobi apartemen itu, namun tiba tiba nyalinya menciut kesadaran bahwa lusi bukan siapa siapanya mendera secara tiba tiba, arjuna belum siap dengan penolakan.
............
lusi terkejut mendapati alex berdiri di depannya, sungguh alex adalah orang terakhir yang ia harapkan muncul di hadapannya, laki laki berengsek yang pernah hadir lalu hilang begitu saja saat undangan pernikahannya sudah siap di sebarkan
"lusi apa kabar?"
sapanya dalam senyuman yang seperti tanpa dosa.
"kenapa kamu bisa di sini"
lusi menatap tajam penuh amarah
"saya sudah gak butuh kamu ada di sini, hubungan kita sudah selesai saat kamu menghilang tanpa kabar dan meninggalkan saya dengan semua omong kosong tentang pernikahan sialan itu"
jemarinya sudah memutih dalam kepalannya tangannya yang begitu keras, sungguh saat ini ia butuh tempat bersandar karena rasanya lututnya pun sudah tak sanggup lagi menopang rasa marahnya.
"lusi kasih saya kesempatan kedua, beri saya waktu untuk menjelaskan semuanya"
"semuanya sudah terlambat alex, saya sudah gak butuh penjelasan apapun lagi, saya minta kamu sekarang pergi dan jangan ganggu hidup saya lagi!"
teriak lusi, ia sudah tidak perduli bila tetangga satu lorongnya terganggu dengan keributan ini, rasa marahnya sudah tak terbendung, kepalanya terasa mengembang dan siap meledak, lusi lunglai tak sadarkan diri.
.............
hangat batin lusi, ia merapatkan tubuhnya kepada sumber hangat itu, menyusupkan hidungnya pada rahang yang di tumbuhi bulu bulu kasar yang menggelitik pipi halusnya, nyaman fikirnya, jemarinya tak sadar menyusuri wajah itu, garis matanya yang indah lekuk hidungnya yang terpahat sempurna hingga bibir yang lembut menggoda, kesadarannya terhentak ini bukan mimpi ini kenyataan ia ada dalam rengkuhan tangan besar seorang lelaki, tapi ini bukan alex tubuhnya tak sama, tapi bukan berarti asing, lusi mengenalnya bahkan sangat mengenalnya perlahan ia buka matanya memastikan siapa pemilik bibir yang membuatnya terlena bahkan dalam mimpi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
fated to be with you (TAMAT)
Storie d'amorelusi: aku mencintainya sepenuh hati namun latar belakang keluarga yang berbeda membuatku tak berani menaruh mimipi terlalu tinggi, arjuna terlalu jauh untuk diraih, dicintai oleh lelaki yang menjadi mimpi banyak wanita sudah lebih dari cukup. arjuna...