Hari ini dua sekaligus ya, gak tau kenapa moodnya lagi bagus, sebenernya aku ada satu cerita lagi yg aku lagi siapin plotingnya, mungkin sebelum FTLY ini selesai aku sudah bisa posting cerita baru itu. so .... jangan lupa follow ya supaya update kapan aku release cerita itu, dan aku minta maaf banget karena lama update.
Entah sudah berapa lama Arjuna tertidur, seminggu sudah matanya tak bisa terpejam tenang, Lusi memenuhi setiap sudut benaknya, keputusan untuk menikahi Shanti bukan keputusan yang mudah, Arjuna mencintai Lusi tanpa keraguan, tapi mengindahkan kepentingan perusahaan yang menaungi ribuan orang dibawahnya merupakan beban yang tak bisa ia abaikan. Jatayu dalam masalah besar dan hanya Grup Palapa yang bisa mengeluarkannya dari masalah ini,namun harga yang harus di bayar bukan murah dan mudah, Mario sudirman menjadikan Shanti putri satu satunya sebagai syarat.
Arjuna terbangun, jantungnya berhenti saat tersadar Lusi tak di sampingnya, ia sontak berdiri mencari keberadaan Lusi, ia baru bernafas lega saat didapatiny sosok mungil itu duduk bergelung di sudut balkon apartemen, gadisnya tampak menyedihkan satu tangannya memeluk lutut dan tangan lainnya mengapit sepuntung rokok.
"Saya baru tau kamu merokok"
Arjuna menghampiri Lusi, mangambil tempat di sebelahnya, ditatapnya wanita itu dalam gelap, Lusi sangat kacau, matanya yang biasanya berbinar ceria sembab dan menghitam, rambut yang semula indah tergerai kini kusut tak karuan, lusi menghisap dalam kembali rokoknya Arjuna di abaikan, gadisnya hancur dan semua karena dia.
Lusi bangkit dan berjalan menuju kopernya, di lemparkan semua isinya lalu tersenyum saat berhasil menemukan sebotol Hibiki membukanya lalu meminumnya tanpa gelas.Arjuna mendesis marah, gadisnya menggila karen ketidak becusannya mengurus perusahaan, karena kebodohannya Lusi di korbankan, ia merutuki dirinya dan semua kebodohannya.
Dihampirinya Lusi di rengkuhnya tubuh mungil itu kedalam pelukannya, Lusi memberontak namun Arjuna tetap mendekapnya dalam pelukan, tak perlu kata kata untuk memahami rasa sakit yang ia telah toreh, dan saat Lusi sudah berhenti meronta di tatapnya mata sayu itu.
"Saya harus melepas Jatayu kalau tidak menikahi Shanti, kamu tau ada masalah dengan J steel, Mario Sudirman pemilik 40 persen saham J steel dan tanpa J steel, Jatayu pasti pincang, Mario mengajukan Shanti sebagai syaratnya, kalaulah Jatayu hanya tentang saya dan bukan ribuan karyawan di dalamnya saya pasti rela Lusi"
Lusi tiba tiba bangkit dan berjalan menuju tempat tidur, kembali menggelungkan diri di bawah selimut.
Arjuna bimbang menyadari Lusi butuh waktu sendiri untuk menerima kabar ini,namun membiarkan Lusi sendiri tanpa pengawasan adalah hal terakhir yg ia inginkan.
dan di sinilah Arjuna di tengah tengah ruang tamu yang hancur berantakan, baju baju berserakan, botol minuman yang tumpah hingga"sial"
umpatnya, serpihan kaca berlumur darah dari gelas yang pecah.
Lusi masih tertidur saat dokter selesai membalut luka di kakinya, hari sudah siang, arjuna menghubungi Kartika untuk menunda semua meeting satu minggu kedepan, lalu menghubungi apartement service untuk membereskan semua kekacauan di ruang tamu...............
Lusi terbangun dengan kapala yang berdenyut dan mengerenyit merasakan nyeri di telapak kakinya saat mencoba turun, di rabanya bagian yang nyeri dan kaget saat jarinya merasakan kasarnya kasa.
Tak lama Arjuna datang dengan nampan berisi makanan"kamu sudah bangun?"
Lusi masih diam nyeri itu tiba tiba datang lagi saat mengingat semua kejadian kemarin.
"makan dulu,buburnya keburu dingin"
benci rasanya melihat senyuman Arjuna yang seolah tak ada kejadian apapun kemarin.
"saya makan sesudah itu bapak boleh pergi".
apa perasaan kamu kalau jadi Lusi? setelah tau alasan pertunangannya dengan Shanti? dan kira kira karakter Shanti seperti apa? jawab ya di bab selanjutnya karakter Shanti akan aku munculkan
KAMU SEDANG MEMBACA
fated to be with you (TAMAT)
Romancelusi: aku mencintainya sepenuh hati namun latar belakang keluarga yang berbeda membuatku tak berani menaruh mimipi terlalu tinggi, arjuna terlalu jauh untuk diraih, dicintai oleh lelaki yang menjadi mimpi banyak wanita sudah lebih dari cukup. arjuna...