1

235K 4.4K 123
                                    

..

Happy reading 💞


****

Agler pov

" Agler.. Bangunin adikmu sana. Mama nanggung nih ntar gosong rotinya "

Aku mendongak dari dudukku menatap Mama. Aku mendengus pelan.

" Kenapa harus Agler sih mah? Dia kan udah ada istrinya. Harusnya itu tugas istrinya yang bangunin Aldari dong. " jawab ku ketus

Aku mengambil gelas susu lalu meminumnya hingga habis setengah. Menahan emosi di pagi hari, benar-benar merepotkan.

Mama menoleh kearahku " Iya mamah tahu, tapi ini udah siang loh. Mungkin Dyra kecapean makannya ikut kesiangan" ucap Mama

Aku benar-benar muak mendengar nama perempuan yang mama sebut barusan. Jalang, benar-benar jalang. Dan sialnya aku menginginkan jalang itu! Bangsat! Padahal dia sudah menjadi adik iparku semenjak semalam.

" Ya biarin aja sih ma. Itu kan udah jadi tanggung jawabnya sebagai istri. Kalo nggak bisa ngurus suaminya dengan baik kenapa---

" Agler! " Mama memotong ucapanku dengan nada menekan.

Aku diam. " Kamu kenapa sih sama Dyra? Dari awal kamu selalu saja bersikap ketus sama dia. Dia kurang apa sih? " tanya mama heran padaku.

Dia kurang apa?

Tidak! Dia  tidak kurang apa-apa!  Dia itu sempurna! Jalang itu sempurna, hingga dapat menjerat adikku dan-- diriku kedalam pesonanha. Sialan!

"

Hah!.  Tentu aja dia kurang banyak! Gadis kampungan yang sok suci. Aku yakin ma dia cuma mau ngambil harta keluarga kita lewat Aldari! " jawabku. Tentu saja aku berbohong, aku tahu sosok Dyra tak seperti yang kuucapkan.

" Hus! Kamu itu, jangan berprasangka buruk sama dia Agler. Mama tahu betul sifat menantu mama itu" Ucap mama yang terus saja membela jalang itu.

" Terus saja bela dia" decak ku

Mama menoleh heran padaku "kamu benar-benar aneh ag, kamu selalu aja ngetusin Dyra. Mama jadi curiga kalian udah saling kenal" mama memicingkan matanya padaku

Jantungku benar-benar dag-dig-dug tak karuan mendengar penuturan mama. Aku--- tentu saja aku takut sebuah kisah di masa laluku tercium oleh mama.

" Ck udahlah ma. Debat sama mama makin panjang aja. Aku mau bangunin mereka " aku akhrinya terpaksa menaiki tangga untuk membangunkan adikku dan istrinya yang mungkin saja masih tidur pulas disana.

Hingga aku sampai didepan pintu, aku tak segera membukanya. Aku menatap dengan perasaan gelisah pintu itu.

Aku takut ketika membuka pintu itu, dan aku akan melihat pemandangan yang membuat hatiku ngilu.
Ketika tanganku terangkat akan mengetuk pintunya, tiba-tiba saja pintu terbuka.

Nampaklah adik iparku yang cantik. Dengan baluran dress kuningnya yang menempel Indah di tubuh sexy nya.

Wajah segar khas orang habis mandi, dan Wangi yang sangat ku kenal dan ku rindukan. Begitu ingin ku tarik dirinya kedalam pelukanku lalu membantingnya di ranjang. Dan menggempurnya habis-habisan dengan panas sampai ia tak bisa berjalan.

Wajah nya nampak kaget melihatku, lalu ia segera menunduk tak mau menatapku.

"P--pa pagi kak" cicitnya menyapaku.

Aku tak menjawabnya, aku masih menikmati moment seperti ini dengannya. Wajah malu-malu nya. Dan suara lembutnya benar-benar sangat kurindukan.

" Pagi" jawabku dengan suara serak. Ya tentu saja aku mati-matian menahan sesuatu dibawah sana yang ingin meminta di puaskan.

" Kamu cantik hari ini" ucapku dengan memajukan langkahku sengaja menggodanya. Tapi dengan cekatan ia segera memundurkan dirinya. Sangat menggemaskan!

Aku segera meraih satu lengan kecilnya, ia tersentak kaget. Lalu berusaha meronta namun aku dengan cepat menutup mulutnya.

" sssttttt,  lihat suamimu. Dia bisa terbangun jika mendengarmu berisik Dyra. "

Berhasil. Aku berhasil membuatnya diam. "Kamu tahu kan apa yang akan terjadi jika suamimu itu bangun dan langsung menatap ke posisi kita sekarang ?" bisikku di samping telinganya.

Dengan sengaja kuhirup Wangi rambutnya. " Atau kamu mau adikku tahu yang sebenarnya diantara kita berdua Dyra sayang? " ucapku lalu menjulurkan lidahku ke telinganya.

Tubuhnya mengejang sedikit. Lalu aku dengan segera melepaskannya. Aku tak mau permainan ini cepat selesai.

" Kamu di tunggu mama di bawah. Bangunkan suamimu untuk sarapan" ucapku setelah menjauhkan diri darinya.

Kita sama-sama diam. Seakan saling menunggu apa yang akan diucapkan dari mulut kita berdua.

Aku kembali memajukan langkahku lalu---

Chup!

Kukecup bibir merah alaminya. Sebelum kutinggalkan jilatan ringan disana. Oh aku begitu merindukan bibir ini.

" Sejauh apapun kamu menghindar dariku. Kamu nggak bakal lepas Dyra!"

Lalu aku melangkah pergi, meninggalkannya yang masih mematung dalam berdirinya.



*****

Lanjooottt????

Menarik nggak????

😂 komen dong gaiisss

And yeah ini baru awal² jd maaf klo absurd.

Tapi aku yakin otak kalian akan berfikir kalo kedepannya bakalan rumit iyakan?

Dia Jodohku?  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang