22

36.8K 2.3K 89
                                    

😂 Kudu vote lu pade! Jangan ngadi² lu.

***

Author Pov

"Ini apartemen ku, kamu bisa tinggal disini sementara. Dan tenang aja, nggak ada yang tahu tempat ini selain aku" ucap Agler pada Dyra

Dyra mengangguk dan memaksakan senyumnya pada Agler sebagai tanda terimakasih. Matanya sembab, dengan tubuh yang dibalut jas mahal milik Agler.

"Ayo, password nya udah kuganti pake tanggal ulang tahun kamu" ucap Agler lalu menarik Dyra masuk kedalam.

Bahkan dia masih inget tanggal ultahku? batin Dyra menatap punggung kokoh Agler didepannya.

Dyra masuk dan mengamati apartemen Agler. Nuansanya sangat cocok, begitu menunjukan siapa pemiliknya. Kuat dan tegas, wanginya khas seperti Agler dan itu membuat Dyra tenang.

"Ini kamar kamu, duduk sini ra" Agler menarik tangan Dyra agar ikut duduk di ranjang sisinya.

Agler menatap Dyra dengan sayang "Kamu tahu kan aku cinta sama kamu? Tapi untuk kali ini aku nggak mau jadi pria brengsek lagi. Aku nggak mau kamu mandang aku sebagai pria pecundang yang deketin kamu tutup. keadaan kaya gini. Aku bakal sportif sama Aldari, aku bakal tetep merjuangin cintaku dengan menumbuhkan kembali perasaan yang sama di hati kamu Dyra. Dan sekarang kamu sedang butuh waktu, emosionalmu kamu terguncang. Dan aku akan selalu ada disisi kamu sebagai penopang kalau kamu tumbang Dyra. Aku bukanlah sosok Agler dimasa remaja dulu lagi,yang nyia-nyiain kamu. Sekarang aku beda, aku nggak bakal lepasin kamu. Aku sayang kamu" ucap Agler panjang lebar.

Agler bangkit lalu memberi kecupan di dahi Dyra "Aku pergi dulu, kalo kamu butuh sesuatu telepon saja aku yah" lalu Agler melenggang keluar.

Dyra menatap kosong pintu yang baru saja Agler tutup. Hatinya berdenyut sakit bukan main dan matanya kembali memanas . Ingatannya kembali pada beberapa jam yang lalu saat dirinya masih di rumah mertuanya.

Flashback on


"Ya seperti yang kalian lihat . Aku hamil, aku hamil anak Aldari." ucap Indah enteng.

BRAK!!  Aldari menggebrak meja didepannya lalu merampas testpack yang berada ditangan mamahnya.
Ia menatap tajam pada garis dua yang terpampang jelas di matanya.

Lalu Aldari menoleh, menatap Indah dengan marah.

"Apa yang kamu rencanain Indah?! Kamu pasti bohong! " teriak Aldari

Indah menjawab dengan santai namun masih ada nada sinis disana "Cih, kamu mau menolak darah dagingmu sendiri Al?"

"Nggak mungkin! " Aldari menggelengkan kepalanya

"Loh apanya yang nggak mungkin? Kita main kan nggak pernah pake pengaman!" tekan Indah

Aldari bangkit mendekati Indah lalu menunjuk wajah Indah "Ngaku kamu! Kamu pasti sengaja kan bikin sandiwara kaya gini! Itu pasti anak pria lain diluar sana! Cukup sampai sini kamu bikin rumah tanggaku hampir hancur Indah!"

Indah menatap tak suka pada Aldari "Aku berani tes DNA buat bukti kalo kamu nggak percaya. Dan jangan salahkan aku tentang hancurnya rumah tanggamu! Itu semua salahmu sendiri yang nggak becus jadi kepala rumah tangga! "

Dia Jodohku?  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang