Happy reading GuysMaaf ya kalo typo
Saat ini Naura sedang berada di kantor Devan, dia akan melakukan interview kerja.Naura awalnya sempat kaget saat mengetahui bahwa yang mewawancarainya adalah Devan.
Ternyata perusahaan suaminya ini sedang mencari sekertaris untuk CEO perusahaan tersebut dan CEO di perusahaan ini adalah Devan.
Setelah hampir setengah jam Naura menunggu giliran untuk di interview, akhirnya namanya di panggil juga.
Naura masuk keruangan itu setelah mengetuk pintu tiga kali, dan saat dia masuk, Naura dapat melihat suaminya yang sedang menulis sesuatu, mungkin menandatangani berkas.
Naura jadi teringat omongan Devan tadi malam, jika dia tidak lolos interview maka dia akan menjadi OG (office girl) di perusahaan Devan.
"Duduk," ucap Devan tanpa menoleh ke arahnya.
Naura duduk di hadapan Devan dengan meja menjadi penghalang Antara mereka berdua.
Devan merapikan kertas kertas yang ada di mejanya, lalu beralih menatap Naura dengan intens.
"Naura Alisha Wijaya, " ucap Devan dingin tanpa mengalihkan tatapannya, dengan menekan kata wijaya.
Naura yang mendengar itupun terkejut, dia merasa tidak pernah menambahkan marga Devan di ujung namanya.
"Maaf pak, saya tidak bermaksud memakai marga bapak," ucap Naura, dia takut Devan akan marah padanya.
"Kenapa kamu tidak memakai marga saya?" tanya Devan.
"Maksudnya?" Naura benar-benar tidak mengerti maksud Devan.
Setelah beberapa saat berpikir dia akhirnya mengerti, ternyata bukan dia yang menuliskan marga Devan diujung namanya, tetapi Devan lah yang menambahnya.
"Kamu tidak menganggap saya sebagai suami? Saya tahu kamu tidak suka dengan perjodohan ini, tetapi apa susahnya sih hargai saya sebagai suami kamu," ucap Devan dingin, tajam plus datar.
"Maaf, saya nggak bermaksud seperti itu, saya kira bapak akan marah kalo saya pakai marga bapak," ucapan Naura membuat Devan menghela nafas kasar.
"Kita mulai. Ceritakan tentang diri kamu," ucap Devan menatap Naura intens, Naura pun mulai menceritakan tentang dirinya.
Dimulai dari asal sekolahnya sampai pengalaman terbaiknya.
"Kenapa anda resign dari tempat kerja anda yang lama?" tanya Devan.
'Lah ni orang pikun atau gimana sih, kan dia yang nyuruh gue resign pake nanya lagi,' batin Naura.
"Karena itu permintaan suami saya," ucap Naura, Devan langsung mengangguk anggukkan kepalanya.
Tanpa sepengetahuan Naura, Devan tersenyum tipis saat mendengar jawaban Naura.
Setelah interview, Naura tidak di izinkan pulang oleh Devan, dia harus pulang bersama Devan.
Dan disinilah dia saat ini, di ruangan Devan, bersama sang suami berwajah datar yang sibuk dengan kertas-kertasnya.
"Kak, masih lama ya? Aku bosan tau," ucap Naura.
Devan hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan pekerjaannya dan itu membuat Naura semakin kesal.
"Aku tunggu di kantin aja," ucap Naura sambil berjalan keluar dari ruang Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold and Sweet Husband
Ficção Adolescentebaca aja!! *Masih belajar, maaf jika ada yang salah. *Ide dan alur murni dari pikiran sendiri. *Tidak pandai membuat sinopsis -story 2