Maaf ya kalo typo
"Pagi" balas Naura sambil tersenyum ramahDevan hanya melirik sekilas sekertarisnya lalu kembali melanjutkan jalannya
"Baru lagi?" Tanya Naura saat melihat sekertaris Devan yang baru
Devan mengangguk "iya, aku nggak mau punya sekertaris perempuan lagi. Ribet" ucapnya
Naura mendengus kesal "berarti aku juga ribet? Aku kan dulu juga sekertaris kamu" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca
Devan yang melihat itu pun langsung kelabakan "eh...eh...nggak gitu, maksud aku kecuali kamu. Kamu itu sekertaris terbaik aku" ucapnya
Naura menatap Devan dengan air mata yang masih mengalir, membuat Devan menjadi tidak tega
"Kalo aku nggak gitu, terus kenapa kamu mecat aku?" Tanyanya dengan nada bergetar
Devan mengacak rambutnya frustasi, dia tidak bisa melihat air mata istrinya itu. Terlebih lagi ekspresi wanita itu yang terlihat sangat sedih
"Aku nggak mau kamu kecapean kalo kerja" ucap Devan pelan berharap sang istri mengerti
Naura hanya diam membuat Devan semakin resah "aku serius yang, aku nggak mau kamu kecapean" ucapnya berusaha meyakinkan
"Aku juga nggak mau kamu dekat sama si baja itu" sambungnya lirih
Naura mengangkat kepalanya melihat sang suami "namanya raja bukan baja" ucapnya membenarkan
"Sama aja" balas Devan
dia menarik Naura menuju meja kerjanya lalu mendudukkan istrinya di kursi kebesarannya
"Loh..kok aku di dudukin di sini? Kamu duduk dimana dong?" Tanya Naura heran
Devan mengambil kursi yang berada di depan mejanya lalu menariknya agar bersebalahan dengan sang istri
"Aku ngapain duduk disini?" Tanya Naura
"Nemenin aku lah, emang mau ngapain lagi?" Ucap Devan santai
Naura menghela nafas kasar hendak berdiri tetapi tubuhnya langsung ditahan Devan
"Mau kemana?" Tanya Nya
"Mau ke sofa" jawab Naura sambil berjalan menuju sofa
Devan berdecak kesal, dia menumpukkan kertas kertas yang ada di atas mejanya ke laptop, lalu berjalan menuju sofa dengan kedua tangan membawa laptop
"Lah..kamu ngapain kesini?" Tanya Naura
"Nyuci baju" jawab Devan kesal
Naura terkekeh melihat suaminya yang cemberut itu, dia yang tadinya rebahan di sofa kini membenarkan duduknya
"Ala tayang tayang...sini peluk dulu" ucap Naura sambil merentangkan tangannya
Devan yang berada di seberang kursinya hanya bersedekap dada lalu memalingkan mukanya
Percayalah Naura saat ini sangat gemas melihat tingkah suaminya yang seperti anak kecil ini
"Nggak mau peluk ni?" Tanya Naura menggoda
Devan menggelengkan kepalanya pertanda tidak, tapi tubuhnya malah berjalan menghampiri Naura dan memeluknya
Membuat Naura harus menahan tawanya, karna jika dia ketawa bisa dipastikan Devan akan ngambek lagi
"Manja banget sih.." ucap Naura sambil mengusap rambut suaminya itu
Devan tidak membalas ucapan Naura, dia masih betah berada di pelukan sang istri
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold and Sweet Husband
Novela Juvenilbaca aja!! *Masih belajar, maaf jika ada yang salah. *Ide dan alur murni dari pikiran sendiri. *Tidak pandai membuat sinopsis -story 2