chapter 42

152K 11.2K 1.2K
                                    

Maaf ya kalo typo


"Pagi" balas Naura sambil tersenyum ramah

Devan hanya melirik sekilas sekertarisnya lalu kembali melanjutkan jalannya

"Baru lagi?" Tanya Naura saat melihat sekertaris Devan yang baru

Devan mengangguk "iya, aku nggak mau punya sekertaris perempuan lagi. Ribet" ucapnya

Naura mendengus kesal "berarti aku juga ribet? Aku kan dulu juga sekertaris kamu" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca

Devan yang melihat itu pun langsung kelabakan "eh...eh...nggak gitu, maksud aku kecuali kamu. Kamu itu sekertaris terbaik aku" ucapnya

Naura menatap Devan dengan air mata yang masih mengalir, membuat Devan menjadi tidak tega

"Kalo aku nggak gitu, terus kenapa kamu mecat aku?" Tanyanya dengan nada bergetar

Devan mengacak rambutnya frustasi, dia tidak bisa melihat air mata istrinya itu. Terlebih lagi ekspresi wanita itu yang terlihat sangat sedih

"Aku nggak mau kamu kecapean kalo kerja" ucap Devan pelan berharap sang istri mengerti

Naura hanya diam membuat Devan semakin resah "aku serius yang, aku nggak mau kamu kecapean" ucapnya berusaha meyakinkan

"Aku juga nggak mau kamu dekat sama si baja itu" sambungnya lirih

Naura mengangkat kepalanya melihat sang suami "namanya raja bukan baja" ucapnya membenarkan

"Sama aja" balas Devan

dia menarik Naura menuju meja kerjanya lalu mendudukkan istrinya di kursi kebesarannya

"Loh..kok aku di dudukin di sini? Kamu duduk dimana dong?" Tanya Naura heran

Devan mengambil kursi yang berada di depan mejanya lalu menariknya agar bersebalahan dengan sang istri

"Aku ngapain duduk disini?" Tanya Naura

"Nemenin aku lah, emang mau ngapain lagi?" Ucap Devan santai

Naura menghela nafas kasar hendak berdiri tetapi tubuhnya langsung ditahan Devan

"Mau kemana?" Tanya Nya

"Mau ke sofa" jawab Naura sambil berjalan menuju sofa

Devan berdecak kesal, dia menumpukkan kertas kertas yang ada di atas mejanya ke laptop, lalu berjalan menuju sofa dengan kedua tangan membawa laptop

"Lah..kamu ngapain kesini?" Tanya Naura

"Nyuci baju" jawab Devan kesal

Naura terkekeh melihat suaminya yang cemberut itu, dia yang tadinya rebahan di sofa kini membenarkan duduknya

"Ala tayang tayang...sini peluk dulu" ucap Naura sambil merentangkan tangannya

Devan yang berada di seberang kursinya hanya bersedekap dada lalu memalingkan mukanya

Percayalah Naura saat ini sangat gemas melihat tingkah suaminya yang seperti anak kecil ini

"Nggak mau peluk ni?" Tanya Naura menggoda

Devan menggelengkan kepalanya pertanda tidak, tapi tubuhnya malah berjalan menghampiri Naura dan memeluknya

Membuat Naura harus menahan tawanya, karna jika dia ketawa bisa dipastikan Devan akan ngambek lagi

"Manja banget sih.." ucap Naura sambil mengusap rambut suaminya itu

Devan tidak membalas ucapan Naura, dia masih betah berada di pelukan sang istri

Cold and Sweet Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang