"Atas nama siapa, Kak?" tanya petugas kasir pada Rintik.
"Rintik Asa," jawab Rintik seraya membuka dompetnya
Sedangkan petugas kasir segera mencari bil milik Rintik "Totalnya tujuhpuluh dua ribu ya, Kak," kata petugas kasir, Rintik pun segera menyerahkan selembar uang seratus ribuan.
"Tante! Ayo, pulang! Om itu jahat kan sama Tante?" tanya Gilang seraya memegangi tangan kiri Rintik.
Rintik tersenyum lembut seraya mengelus puncak kepala Gilang, "Sebentar, ya. Tante masih nunggu kembalian."
Tak lama setelah itu petugas kasir menyerahkan struk dan uang kembalian. Rintik dan Gilang pun segera pergi meninggalkan cafe tersebut.
Malam ini Rintik sedang memasak makan malam di dapur, sedangkan Gilang sedang menonton kartun dari laptop milik Rintik, ia duduk dengan manis di kursi makan.
"Selesai! Ayo kita makan, Gilang!" seru Rintik seraya menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam dua piring. Kemudian membawanya ke meja makan. Ia juga menuangkan jus mangga ke dalam dua gelas.
"Ayo, makan! Nonton kartunnya nanti lagi," kata Rintik yang dituruti oleh Gilang. Kemudian mereka makan malam bersama.
Beberapa saat setelahnya, Rintik dan Gilang telah menyelesaikan makan malamnya. Kemudian Rintik segera mencuci piring dan gelas bekas makan malam dan mengantarkan Gilang ke dalam kamarnya untuk tidur, karena tadi ketika makan malam Gilang sempat mengeluh bahwa ia mengantuk.
Setelah Gilang tertidur, Rintik memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan duduk bersantai di atas ayunan rotannya. Namun baru beberapa saat ia mendudukkan dirinya di sana, ponselnya bergetar, menandakan ada panggilan masuk.
Rintik menatap layar ponselnya dan membaca ID Caller, namun ia mengerutkan keningnya ketika mengetahui siapa yang meneleponnya.
"Halo, Pak Wira! Assalamualaikum! Gimana, Pak?" tanya Rintik ketika menerima panggilan suara dari Wira.
"Halo, Rin! Waalaikumussalam! Gini, Bapak ingin membicarakan tentang kuliah kamu," jawab Wira dari seberang sana.
Wira Iswara merupakan salah satu dosen di jurusan Sastra Indonesia, ia juga merupakan dosen pembimbing Rintik ketika skripsi. Wira merupakan dosen yang ramah dan konyol, ia tidak galak dan tidak pernah marah. Tidak hanya itu, yang lebih luar biasanya lagi yaitu awal Wira dengan Embun saling mengenal adalah ketika Wira menjadi dosen pembimbing Rintik.
Wira memang bukan hanya memiliki gelar sarjana Sastra Indonesia, namun ia juga bergelar sarjana administrasi perkantoran. Itu sebabnya ia bisa bekerja di perusahaan besar milik almarhum ayah Alaska.
"Kuliah saya, Pak?" tanya Rintik.
"Iya," jawab Wira singkat.
"Memangnya kenapa, Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Asa [COMPLETED]
ChickLit|BELUM REVISI| Ini tentang Rintik Asa, seorang gadis yang menyukai alam. Karena alamlah yang membawanya menjadi seorang penulis dan karena alamlah yang membawanya menemukan jati dirinya. Menjadi dirinya sendiri merupakan hal paling indah yang pernah...