PART 11

156 15 2
                                    

Pagi ini Rintik sudah siap dengan outfit syar'inya dan satu tas ransel berwarna coklat tua miliknya. Pagi ini ia akan pergi ke rumah orang tua Embun, karena besok pagi Embun akan melangsungkan akad nikah, dan malamnya ia akan melakukan resepsi. Sebelum Embun melepas masa lajangnya, ia ingin bersenang-senang bersama Embun.

Setelah selesai sarapan dan mencuci piring, ia bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Embun. Ia tidak membawa mobil meskipun mobilnya yang kemarin dipinjam oleh Fajar sudah dikembalikan. Fajar memang meminjam mobil Rintik, akibat ia tak membawa mobil ketika pulang dari Lombok dan menginap di rumah Rintik. Ketika dari bandara menuju rumah Rintik pun ia menggunakan taksi bersama dengan Senja.

Ketika akan membuka pegangan pintu, ponselnya bergetar, seseorang meneleponnya.

Setelah melihat ID Caller, ia segera mengangkatnya.

"Halo, Mi! Assalamualaikum!" sapa Rintik seraya mendudukkan dirinya di atas ayunan rotan.

"Waalaikumussalam! Heh! Kamu anak Mami bukan, sih?!" tanya Nirmala di seberang sana sambil marah-marah.

Rintik mengerutkan keningnya bingung, "Anak Mami, dong. Memangnya kenapa sih, Mi?"

"Kamu itu udah sidang skripsi nggak bilang Mami, lulus sidang kamu juga nggak lapor Mami, kan? Mau kamu itu apa? Heran Mami sama kamu. Jadi ngerasa nggak dianggep jadi ibunya," cerocos Nirmala dengan emosi.

Rintik membelalakkan matanya terkejut, ia melupakan itu. "Maaf, Mi! Rintik lupa mau lapor Mami, astagfirullah. Rintik itu kemarin lagi panik-paniknya, Mi. Jadi Rintik malah lupa mau kasih tahu Mami sama Papi."

"Aish! Ya udahlah. Terus sekarang kamu gimana? Udah lulus ini. Libur tiga bulan mau kemana? Karantina di rumah? Atau mau jalan-jalan?" tanya Nirmala serius.

"Emang boleh Mi kalau Rintik jalan-jalan?!!" tanya Rintik terkejut.

"Ya bolehlah. Tapi inget, ada syaratnya. Papi kemarin udah kasih syaratnya, tinggal mana calonnya? Kita udah nungguin dari zaman ikan masih jadi batu," kata Nirmala yang bercanda di akhir kalimatnya.

"Belum ada yang ngelamar, Mi. Terus Rintik harus gimana?"

"Ya usaha, dong. Ngapain kek gitu. Sholat tahajud kek, ngaji, perbanyak istighfar. Banyak-banyak ikhtiar, bukan kerudung doang yang digedein. Harus istiqomah dong, Rin. Kamu masih sering ngaji nggak sekarang? Tahajud masih dilakuin??"

"Astagfirullah hal aziimm," kata Rintik terus menerus di dalam hatinya. Jujur saja ucapan ibunya memang menohok hatinya, tapi memang begitu kenyataannya. Ia terkadang masih terlalu sibuk dengan urusan dunia, hingga ia melupakan urusan akhirat.

"Iya, Mi. Terimakasih sudah mengingatkan."

"Yaudah, Mami cuma mau bilang gitu aja. Inget pesan Mami pokoknya, ya. Jadi anak yang baik, Sayang. Assalamualaikum!" kata Nirmala sebelum menutup teleponnya.

"Waalaikumussalam!"

"Waalaikumussalam!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rintik Asa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang