PART 18

164 17 0
                                    

"Bapak sudah suka alam?" tanya Rintik dengan penasaran pada Alaska yang kini sedang meminum es kelapa muda.

Setelah pembicaraan mereka tadi, Alaska mengajak Rintik untuk meminum es kelapa muda.

Alaska menggeleng. "Belum begitu menarik bagi saya."

Rintik menghela napas ringan.

"Kamu kenapa panggil saya 'Pak'lagi?" tanya Alaska yang mengingat panggilan Rintik padanya sejak kemarin.

"Saya nggak suka panggil Pak Alaska pakai sebutan 'Kak'."

"Memangnya kenapa?" tanya Alaska penasaran.

"Pak Alaska bukan kakak saya," jawab Rintik ringan.

"Tapi jika kamu panggil saya dengan sebutan 'Pak'saya juga bukan bapak kamu," balas Alaska tak mau kalah.

Rintik berdecak. "Tapi Bapak kan dosen di kampus saya."

"Tapi kan saya nggak ngajar kamu," balas Alaska lagi.

"Au ah! Bapak ngeselin!!" seru Rintik sebal. Kemudian ia bangkit dan pergi meninggalkan Alaska.

Rintik sendiri memilih bermain pasir dan membuat istana pasir. Embun yang melihatnya ikut mendekatinya dan bermain pasir bersama.

"Woi, Ka! Ayo main voli!!" seru Wira mengajak Alaska bermain voli di pinggir pantai.

Alaska menoleh, kemudian bangkit dan mendekati Wira dan juga Romeo yang sudah siap bermain voli.

"Cuma bertiga main voli-nya?" tanya Alaska dengan wajah bingungnya.

Wira menganggukkan kepalanya polos. "Iyalah! Sama siapa lagi?"

"Sama Rintik! Rintik jago main voli!" kata Romeo memberikan usulan.

Alaska menggeleng. "Jangan! Dia cewek, kasian kalo harus tanding sama cowok."

"Rin! Lo mau main voli, nggak?!" seru Romeo pada Rintik yang asik bermain pasir.

Rintik menoleh. "Oke!" Rintik pun menghampiri

"Tapi apa daya? Jiwa lanangnya  itu masih ada," kata Romeo seraya mengendikkan bahunya dengan wajah tengilnya.

"Ayo, bro!" ajak Wira dengan salah satu matanya yang ia kedipkan jahil.

"Sayang! Kamu mau jadi wasit kita?" tanya Wira pada Embun. Embun pun menganggukkan kepalanya senang.

"Ayo!"

Mereka pun asik bermain voli tanpa mengingat waktu yang semakin lama semakin mendekati senja.

"Udah-udah! Istirahat dulu!" kata Embun pada ketiga temannya dan suaminya.

"Salat dulu, Kak!" kata Embun mengajak Wira untuk salat ashar.

Wira mengangguk, mereka pun segera melaksanakan salat ashar berjamaah setelah sebelumnya berganti pakaian. Karena pakaian mereka kotor penuh keringat.

 Karena pakaian mereka kotor penuh keringat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rintik Asa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang