Chapter 4 || FM

35.7K 1.7K 14
                                    

••• Happy Reading •••

Lisa baru saja memasuki rumahnya setelah ia pergi keluar untuk membeli sesuatu. Rumahnya terlihat sangat sepi karena ia tau di rumah ini hanya ada dirinya dan Kathryn. Suami dan anak sulungnya belum pulang. Jadi, untuk saat ini hanya mereka berdua yang berada di rumah.

"Assalamualaikum," ucap Lisa saat ia sudah memasuki rumahnya.

Ia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk kembali melanjutkan kegiatannya.

Namun, saat ia telah sampai di bagian dapur, ia membulatkan kedua bola matanya ketika melihat keadaan Kathryn yang sudah tergeletak di lantai dan tidak sadarkan diri.

"Ya Allaahh!! Kathryyn!!" teriaknya histeris seraya menghampiri Kathryn.

Ia langsung berlari mendekat ke arah puterinya. Ia mematikan kompor gas terlebih dahulu yang masih menyala. Kemudian setelah itu, ia langsung membawa Kathryn ke dalam pelukannya.

"Kathryn, sebenarnya ada apa denganmu, Naakk?!! Ya allaahh!!!" ujarnya dengan air mata yang telah membasahi pipinya.

"Assalamualaikum," tiba-tiba seseorang datang dan masuk ke dalam rumahnya. Lisa tau betul pemilik suara itu. Yah! Itu pasti Reihan.

"Waalaikumsalam! Reii!! Reiii!!" teriak Lisa memanggil puteranya itu.

Tak lama kemudian, Reihan pun datang menghampirinya dengan napas yang sedikit terengah-engah.

"Iya, ada apa Bu?" tanya Reihan.

"Tolongin adikmu, Nak! Kita harus bawa dia ke rumah sakit!"

"Kathryn kenapa, Bu?!" tanya Reihan terkejut kala ia melihat keadaan adiknya yang sudah tak sadarkan diri.

"Ibu juga nggak tau, Rei. Tadi, pas ibu pulang dari warung, keadaan adikmu sudah seperti ini," jawab Lisa menjelaskan kejadiannya.

"Ya sudah, ayo kita bawa dia ke rumah sakit," ucap Reihan. Lalu, ia mengangkat tubuh adiknya itu untuk segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

🌿🌿🌿

Rumah sakit

Lisa dan Reihan pergi untuk mengikuti sang Dokter yang telah memeriksa keadaan Kathryn tadi. Sementara itu, Kathryn masih berada di ruangan melati dengan keadaan yang masih belum sadarkan diri.

"Dokter, bagaimana keadaan puteri saya, dok?" tanya Lisa tak sabaran ketika ia telah berada di ruangan dokter tersebut yang di ketahui bernama dokter Mila.

"Uhm, begini Bu.. Saya sarankan agar puteri anda jangan terlalu kelelahan, jangan terlalu stres dan banyak pikiran. Karena itu dapat membahayakan janin yang berada didalam rahimnya," jelas dokter Mila. Lisa dan Reihan saling menatap heran. Kenapa dokter Mila berkata seperti itu?

"Ma-maksud Bu dokter? A-anak saya hamil?!"

Dokter itu mengulum senyumnya, "begini Bu, puteri anda sedang mengandung, dan usia kandungannya baru memasuki pada minggu ke tiga. Maka dari itu, ia harus banyak istirahat, jangan terlalu kelelahan, dan jangan banyak pikiran. Karena itu, dapat membahayakan janinnya."

I'm Sorry [Terbit E-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang