••• Happy Reading •••
Esok harinya, Kathryn mengajak Arkan untuk jalan-jalan mengelilingi kota Jakarta ini. Lama sudah rasanya ia tak pernah melihat suasana di kota ini lagi. Ia jadi merindukannya. Namun, seketika ia juga teringat akan kejadian masalalu kelam yang telah dialaminya.
Mumpung hari ini adalah hari minggu, sangat cocok untuk berjalan-jalan dan menghabiskan hari ini sepenuhnya untuk bersenang-senang bersama sang anak.
Kota ini, menjadi saksi masalalu kelam yang di alaminya 5 tahun yang lalu. Saat ia bertemu dengan pria brengsek itu sehingga menjadi seorang Arkan Sanjaya yang keluar dari rahimnya.
"Bukankah kota ini sangat indah kan, Bunda?" tanya Arkan saat ia dan Kathryn sedang berjalan mengelilingi taman.
Kathryn menyunggingkan senyumnya, "iya, sayang. Tentu kota ini indah sekali! Makanya, Bunda ngajakin kamu jalan-jalan untuk mengelilingi kota ini," jawabnya. Arkan hanya tersenyum menanggapi.
"Kita duduk di sini, ya? Arkan mau beli makanan apa?" tanya Kathryn seraya mendudukkan bokongnya di sebuah kursi yang berbentuk memanjang yang berada di taman itu.
"Em ... Apa ya? Oh iya, Alkan pengen beli es klim yang ada di sebelah sana, Bunda!" pekik Arkan seraya menunjuk seorang penjual ice cream yang lumayan cukup jauh dari lokasi mereka.
"Oke! Kamu tunggu disini ya? Jangan kemana-mana!" ucap Kathryn memperingati Arkan agar dia tetap diam dan tidak beranjak kemana pun. Arkan pun mengangguk paham seraya tersenyum.
Lalu, ia pun pergi meninggalkan Arkan yang sedang duduk di kursi untuk membelikan ice cream keinginannya.
Beberapa menit telah berlalu, namun Kathryn masih belum juga kembali. Arkan masih setia menunggu Ibunya meskipun sudah mulai merasa bosan dan kesepian karena tidak ada yang menemaninya. Tapi, tiba-tiba saja seseorang datang menghampirinya sehingga membuat Arkan sedikit terkejut karena kehadirannya.
"Hai, adik kecil! Boleh Om duduk?" tanyanya pada Arkan. Arkan pun hanya mengangguk setuju memperbolehkan orang itu untuk duduk.
"Siapa namamu, Nak?" tanya orang itu lagi.
"Namaku Alkan, Om," jawab Arkan sambil melirik laki-laki dewasa yang sedang berada tepat di sampingnya.
"Oh, Alkan. Kenalin nama Om, Daniel," ucap laki-laki itu memperkenalkan dirinya pada Arkan.
Arkan tersenyum saat Daniel telah memperkenalkan nama padanya.
"Alkan ke sini sama siapa sayang? Kok kamu sendirian? Bahaya tau! Entar kalo Alkan diculik gimana? Jakarta itu kejam, Alkan," ucap Daniel.
"Alkan ke sini sama Bunda, Om. Bunda Alkan lagi beliin es klim buat Alkan. Itu Bunda ada di sana!" ucap Arkan seraya menunjuk Bundanyaa yang berada jauh dari pandangannya.
"Oh itu. Ya udah, gimana kalau Om temenin kamu disini sebentar? Alkan mau kan?" tawarnya.
"Boleh kok, Om!"
"Oiya, Om sendili di sini lagi ngapain? Dan Om ke sininya sama siapa?" tanya Arkan.
"Om lagi jalan-jalan aja Alkan, dan Om ke sini cuma sendirian kok," jawab Daniel. Arkan hanya ber-oh ria sebagai jawabannya.
"Oh iya Alkan, Om punya permen lollipop nih. Kamu mau permen lollipop nggak?" ucap Daniel menawarkan permen kepada Arkan.
"Mau Om! Alkan mau pelmen lollipop!" pekik Arkan dengan semangat.
"Ya udah, ini buat kamu. Jangan lupa dimakan ya?" kata Daniel seraya menyodorkan sebuah permen lollipop berukuran sedang pada Arkan. Arkan pun mengambil permen lollipop itu dari tangan Daniel.
"Iya, Om! Makasih ya Om! Om Daniel baik banget!" ucap Arkan memuji. Daniel hanya terkekeh mendapat pujian dari anak kecil itu.
Daniel menatap Arkan yang tengah menyantap permen lollipop pemberian darinya itu dengan lahap. Entah kenapa, hatinya merasa senang berada didekat anak ini. Ia memang sering dekat dengan anak kecil dari saudara-saudara nya, tetapi ketika ia dekat dengan Arkan, ada rasa yang berbeda berdesir dalam hatinya. Entah kenapa juga, ia merasa dirinya sangat menyayangi anak ini. Seperti--- anak sendiri?
"Om mau?" tawar Arkan pada Daniel.
Seketika, Daniel langsung tersadar dari lamunannya, "Hah? Uhm ... Nggak deh. Alkan makan sendiru aja ya? Ayo habisin lollipop nya!" jawab Daniel.
Drrtt drrtt
Tiba-tiba Handphone yang berada di dalam saku celana bahannya bergetar, ia langsung merogoh saku celananya dan mengangkat panggilan yang masuk ke dalam Handphone nya tersebut.
"Hallo?" sapa Daniel lewat via telpon.
"....."
"Ya udah, oke oke! Aku ke sana sekarang!"
"....."
"Iya."
Tuut
Ia pun langsung memutuskan panggilannya dan kembali duduk di samping Arkan.
"Em ... Alkan? Sebenarnya, Om masih ingin nemenin kamu di sini dan ketemu sama Bunda kamu. Tapi, Om harus segera pergi. Maaf ya, semoga lain waktu kita bisa bertemu lagi. Alkan gapapa kan, Om tinggal?" ucap Daniel.
"Iya, Om gapapa kok," jawab Arkan.
"Om pergi ya, sayang?" ucap Daniel seraya mengacak rambut Arkan gemas. Kemudian ia pergi meninggalkan Arkan yang masih setia duduk di sana.
Tak lama setelah Daniel pergi, lalu terlihatlah Kathryn yang sedang berjalan menuju ke arahnya.
"Bunda, kenapa Bunda lama sekali?" tanya Arkan.
"Maafkan Bunda ya sayang, tadi di sana rame banget sampe Bunda juga capek ngantre di sana. Nih, es krim nya," ucap Kathryn.
Arkan pun langsung mengambil es krim cokelat itu dari tangan Kathryn. Tapi, ia tidak langsung melahapnya karena ia masih memakan permen lollipop pemberian dari Daniel tadi.
"Arkan, kamu dapet permen lollipop ini dari mana sayang?" tanya Kathryn heran.
"Ini pembelian dali Om Daniel Bunda," jawab Arkan sambil tetap fokus pada permen lollipopnya.
"O-om Daniel?" cicit Kathryn. Arkan hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya.
Kathryn nampak berpikir sejenak. "Gak! Jangan bilang kalau orang itu adalah dia! Nggak!! Arkan gak boleh ketemu sama cowok brengsek itu!"
"Bunda?" panggil Arkan. Seketika, ia tersadar dari lamunannya, "i-iya, ada apa sayang?" tanyanya.
"Bunda kenapa? Kok ngelamun sih?"
"Eng-nggak! Bunda nggak ngelamun kok! Ya udah, mending kita jalan-jalan lagi yuk! Kita habiskan hari ini untuk bersenang-senaaanngg!!"
Kemudian, mereka berdua pun beranjak dari kursi itu untuk menghabiskan waktu weekend mereka dengan berjalan-jalan.
To be continue😚
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry [Terbit E-book]
Teen FictionCERITA LENGKAP SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE/GOOGLE PLAYBOOK. Bagi yang mau membeli e-book cerita ini, bisa langsung cari aja judulnya di playbook ya. •••••☆••••• Kathryn Sanjaya. Seorang gadis berusia 18 tahun itu harus menerima kenyataan pah...