---HAPPY READING---
Sedari tadi setelah Lulu keluar dari toilet perempuan. Laki-laki yang diketahui bernama Jecko itu terus mengikutinya tanpa henti. Bisa dikatakan saat ini Lulu merasa risih akan tapi untuk apa ia mengikuti Lulu?Apalagi saat mengikuti Lulu pun tidak ada sepatah kata pun yang dilontarkan laki-laki tersebut.
"Lo penguntit, ya?" tajam Lulu memberhentikan langkahnya secara tiba-tiba sehingga membuat Jecko tak sengaja menabrak Lulu.
Melihat tubuh Lulu yang kurang keseimbangan dengan cekatan Jecko langsung menangkap Lulu dan memeluknya.
"Gue bukan penguntit." Lulu yang mendengar penjelasan itu langsung terheran dan mencoba untuk melepaskan pelukan dari laki-laki yang bertubuh kekar di hadapannya saat ini.
"Lepasin gue!"
Jecko semakin mempererat pelukannya. "Gue lepasin, tapi Lo harus jadi pacar gue. Gimana?"
Lulu melotot tak percaya atas apa yang baru saja terjadi.
"Gue gak mau! Lepasin!" gerutu Lulu yang masih memberontak untuk mencoba melepas diri dari Jecko.
"Lo gak suka apa sama gue? Gue ganteng gini masa Lo gak mau jadi pacar gue," heran Jecko sambil menatap mata Lulu dengan senyum yang mengulum.
"Hidup Lo itu terlalu pede jadi Lo gak bisa sadar diri."
Kalimat yang diucapkan Lulu menusuk bagi Jecko. Ia tidak terima dikatai seperti itu. Apa-apaan coba?!
Pikir Jecko."Wajah imut tapi kelakuan gak ada imut-imutnya," sindir Jecko yang tak kalah menusuk.
"Berani-beraninya lo ngatain cewek seimut gue?!" kesal Lulu memasang wajah cemberutnya.
"Gak usah diimut-imutin deh, Lo mau gue rebus pipi Lo itu?"
"Kenapa sih Lo ngeselin?!" sebal Lulu memukul-mukul dada bidang milik Jecko.
"Badan Lo keras banget. Lo makan besi, ya?" tanya Lulu dengan polos ketika merasakan tubuh Jecko yang dirasa keras karena kekekarannya.
"Yakali gue makan besi. Gue makan bakso juga kali."
"Kok bisa samaan? Tadi gue juga makan bakso. Lo ikut-ikutan ya!"
"Masa? Berarti kita sehati dong. Kalo gitu Lo harus jadi pacar gue!"
"Kok tiba-tiba? Kan gue gak suka sama lo. Gue gak mau."
"Gue suka sama Lo," ujar Jecko dengan lembut. Lulu tersentak langsung melihat ke arah Jecko.
"Gak masalah Lo gak suka gue yang penting Lo harus jadi pacar gue!"
Lulu diam. Sepertinya ia sedang menimang pernyataan dari Jecko barusan.
"Nanti Lo nyesel."
Jecko menatap lekat mata Lulu yang sempat menghindar. "Jatuh cinta gak butuh alasan apalagi penyesalan, Lu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MahaRani [END]
Ficção AdolescenteCukup lucu apabila ada seorang laki-laki yang cuek di luar tetapi sebenarnya ia adalah orang yang ramah di dalam, yang membuat kesalahan dua kali pada seorang perempuan yang tidak di kenalinya dalam satu hari. Tetapi siapa yang tahu? Ternyata, di...