🌷Bab 62. Siap-siap

61 8 0
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

---HAPPY READING---

  Rani turun dari kamarnya yang ada di atas melalui tangga. Ia melihat Reno sedang duduk bersama dengan istrinya, Alefa sambil memeluknya.

Melihat perlakuan Reno terhadap kakak iparnya itu, ia menjadi teringat pada Maha.

Ini weekend, tetapi ia malas untuk keluar apalagi sebentar lagi akan lulus dan harus masuk ke universitas terbaik di Indonesia.

Kalau bisa ia ingin melanjutkan pendidikannya ke luar negeri agar mendapatkan gelar yang bagus.

"Rani, sini mama mau bicara, Nak."

Tiba-tiba suara Rina menyadarkannya dari lamunan. Untungnya ia tidak lagi berada di tangga.

Rani menggangguk lalu berjalan menuju mamanya dan duduk di sampingnya.

"Ia Ma, Ada apa?" tanya Rani sambil melihat mamanya yang sedikit tersenyum.

"Jadi gini, Nak..." Rina merubah arah duduknya menjadi berhadapan dengan anaknya.

Rani hanya bisa diam dan mendengar kan.

"Sebelum ke intinya, mama mau nanya sama kamu."

"Tanya apa, Ma?" heran Rani ketika melihat Reno sedikit menyeringai padanya.

"Hubungan kamu sama Maha baik-baik aja, 'kan?" Rani mengangguk.

"Memang kenapa, Ma?" Rani semakin heran dan entah mengapa ia tidak suka pembicaraan ini.

"Gak pa-pa, mama cuma mastiin aja. Oh iya, malam ini keluarga kita sama Rehanda mau makan malam bersama di restoran. Kamu ikut, ya? Disana ada Maha loh."

"Ada acara apa kok pake makan malam bersama," tanya Rani penasaran.

"Ada deh. Pokoknya kamu datang aja dulu."

Rani sedikit menyipitkan matanya. "Bukan masalah perjodohan, 'kan?" ucapnya serius penuh selidik.

"Bukan, tapi kamu datang aja, Nak."

"Iya," jawab Rani seadanya.

---°🌷🌷🌷°---

Maron duduk dengan santai di sofa sambil menikmati kopi buatan istri tercintanya, Ema.

"Sayang," ujar Ema pada Maron yang langsung menoleh kearahnya.

Maron yang baru saja menyeruput kopinya kini terhenti karena panggilan dari istrinya kemudian ia meletakkan cangkir yang ia pegang di atas meja.

"Iya, sayang?"

Maron melihat sang istri sepertinya sedang memikirkan sesuatu.

MahaRani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang