🌷Bab 33. PDKT-3 (II)

47 9 0
                                    

---HAPPY READING---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---HAPPY READING---

Lari.

Saat ini lelaki itu sedang berlarian di koridor sekolah. Ya, lelaki tersebut ialah Maha. Ia sedang mengejar waktu agar Rani tidak langsung menghindarinya hanya karena alasan tertentu yang mungkin penting baginya tetapi tidak bagi Maha.

Buk!

Tak disangka. Ia tak sengaja menabrak anak kelas sebelas di gedung IPS 2. Maha berhenti sesaat kemudian melihat wajah orang itu. Dilihatnya orang tersebut yang memandangnya juga.

"Lain kali kalo jalan liat-liat!" ujar Maha dingin.

"Iya, maaf Kak."

Maha langsung melanjutkan perjalanan nya menuju kelas Rani dan berjumpa dengan kasih sayang.


---°🌷🌷🌷°---

Rani melangkah ke dalam perpustakaan dengan santainya. Seharusnya ia sedang di kantin sekarang bersama dengan Lulu dan Deas sambil menikmati santapan yang siap di makan. Akan tetapi rasanya malas sekali apalagi bila tiba-tiba ia bertemu dengan Maha secara tak kebetulan atau memang Maha yang sudah merencanakannya membuat semuanya terasa lebih sulit.

Rani menghembuskan napasnya pelan kemudian berjalan menuju rak buku yang tinggi dan disusun dengan rapi.

Ia suka dengan perpustakaan karena tempatnya tenang dan damai. Jarang sekali orang sering datang ke perpustakaan untuk membaca. Maka dari itu membuat perpustakaan sepi dan tak banyak suara, paling cuma suara orang lewat atau penjaga perpustakaan yang sedang ngorok karena keasyikan molor.

"Enaknya buku apa, ya?" monolog Rani sambil berpikir ingin mengambil buku apa yang akan ia baca saat ini.

Rani terus melihat pelan judul demi judul di rak buku tersebut. Namun, tak kunjung menemukan yang membuat matanya tertarik untuk mencoba membaca buku tersebut.

"Ah, buku ini aja kali. Kayaknya gue belum pernah baca yang ini."

Mata Rani berbinar tapi tidak dengan sempurna, secukupnya saja. Menunjukkan rasa ketertarikan pada buku tersebut secara alamiah atau tanpa dibuat-buat.

Setelah menemukan buku yang cocok. Rani kembali berjalan dengan santai ke pojok tempat biasanya ia membaca.

Ia duduk kemudian membaca buku yang ia dapatkan dengan khidmat. Rani terus membaca sampai akhirnya suara pintu masuk perpustakaan terbuka membuatnya memberhentikan aksi bacanya.

Entah mengapa saat ini rasanya ada yang tidak beres. Rani merasakan ada yang tidak baik.

Rani diam. Hanya ingin fokus pada bukunya tanpa ada yang mengganggu.

MahaRani [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang