"Takdir tuh lucu ya," Jaehyun bergumam sambil merebahkan badannya di atas kasur."Apanya yang lucu?" Pertanyaan Mingyu membuat Jaehyun menolehkan kepalanya, menatap Mingyu tepat di manik matanya.
"Kita. Entah bagaimana caranya tapi pertemanan kita berjalan dengan sangat mulus. Siapa yang bakal mengira bahwa kita ternyata satu jurusan dan satu kelompok praktik fisika untuk satu semester," Jaehyun mengangkat tangannya dan meletakannya di bawah kepala sebagai pengganti bantal.
Mereka berdua baru saja selesai mengerjakan tugas praktik fisika di apartemen Mingyu dan memutuskan untuk beristirahat sebentar sebelum Jaehyun pulang ke rumahnya.
"Kita juga memiliki takdir yang sama."
"Jae, perlu kubilang berapa kali agar kau percaya kalau takdir kita ini berbeda?" Mingyu menyusul Jaehyun berbaring di atas kasur.
"Kalau takdir kita berbeda, kita tidak mungkin dipersatukan sebagai teman seperti ini mingyu."
Mingyu menoleh ke arah Jaehyun, memandang senyum di wajah Jaehyun yang mengembang dan lesung pipinya yang dalam. Rasanya Mingyu bisa tenggelam di dalam lesung pipi Jaehyun.
Belum sempat Mingyu membantah pernyataan tersebut, Jaehyun melanjutkan perkataannya, "Aku senang memilikimu disisiku. Winwin adalah teman terdekatku, tetapi kau terasa berbeda. Itu pasti karena takdir kita sama! Kau terlahir sebagai omega dengan fisik alpha sepertiku makanya aku merasakan tarikan kuat terhadapmu."
Mingyu hanya menghela nafas. Jaehyun itu keras kepala. Ia hanya mempercayai apa yang ia mau percayai, lagi pula Mingyu menyukai sisi Jaehyun yang protektif terhadapnya.
Jaehyun membalikan badannya menghadap Mingyu sepenuhnya dengan bibir yang dimajukan beberapa centi tanda ia sedang cemberut, "Tapi setelah dipikir-pikir, kita agak berbeda. Kau, hanya fisikmu saja yang menyerupai alpha tetapi instingmu seperti omega, kau mau submit kepada alphamu, instingku bukanlah insting omega. Tidak pernah dalam hidupku aku ingin submit kepada siapa pun."
Mingyu mengikuti Jaehyun membalikan badannya membuat mereka saling berhadapan, "Kau itu spesial, Jaehyun."
Jaehyun tersenyum saat mendengar perkataan Mingyu dan makin lebar senyumnya saat melihat kesungguhan di mata Mingyu. Binar mata Mingyu selalu berhasil memberinya kekuatan dan perkataan Mingyu selalu berhasil menenangkannya.
"Apa kau tinggal sendiri, Mingyu?" Jaehyun mengalihkan pembicaraan saat ia merasa telinganya mulai memerah karena memperhatikan senyum manis Mingyu.
"Iya, kau mau menemaniku tinggal di sini?" Mingyu menggoda Jaehyun dengan menaik turunkan alisnya. Senyuman nakal tampak di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Alive - GYUJAE
Fanfiction[COMPLETED] Terkadang, apa yang kau butuhkan sudah ada di depan mata. Terkadang, apa yang kau inginkan sudah tersedia untuk kau raih. Terkadang, orang yang kau anggap sebagai teman, berarti lebih bagi dirimu. Tetapi tidak ada yang mengatakan bahwa...