Jaehyun dan Mingyu sekarang sudah berada di kediaman keluarga Lee, ayah Jaehyun, atau sebut saja Tuan Lee. Jaehyun duduk dengan santai, kepalanya ia sandarkan pada bahu Mingyu. Sedangkan Mingyu duduk dengan sangat tegang, jantungnya berdetak dengan sangat cepat seakan mau keluar dari tubuhnya. Padahal yang sedang berada dalam masalah adalah Jaehyun."Hentikanlah detakan jantungmu," Jaehyun mendecakan lidahnya dengan malas.
"Kau ingin aku mati?!" Sahut Mingyu dengan tidak santai.
Jaehyun menegakkan tubuhnya, "Bukan begitu, bodoh!" Tangan Jaehyun menempeleng Mingyu sebelum dia melanjutkan, "Kenapa kau gugup sekali sih? Aku saja santai begini."
Mingyu memutar bola matanya dan mendengus, "Itu karena kau tidak berperasaan! Aku ini takut kehilangan dirimu."
Jaehyun mencubit pipi Mingyu gemas, "Aduh bayi besarku ternyata sangat mencintaiku ya," Jaehyun terkekeh.
Mingyu menepis tangan Jaehyun, "Sakit!"
Tawa Jaehyun malah makin kencang. Sekarang posisinya bukan duduk lagi tetapi sudah setengah berbaring di atas kursi sambil memegang perutnya. Sampai suara seseorang berdeham membuyarkan tawa Jaehyun.
Saat menyadari siapa yang baru saja sampai ke ruang tamu, Jaehyun langsung dengan panik membenahi posisi duduknya dan merapihkan pakaiannya, "Wah tumben sekali tidak didampingi anak kesayanganmu?" Sindir Jaehyun.
Tuan Lee mendudukan dirinya di hadapan Jaehyun, "Jujur saja aku tidak tau adikmu itu sekarang sedang berada di mana. Saat kau melangkah keluar dari rumah ini, dia juga pergi entah ke mana."
Jaehyun yang mendengar itu langsung shock. Jaehyun malah jadi khawatir akan keadaan Jeno. Karena setaunya Jeno tidak punya teman yang sangat dekat dengan dirinya sampai mau menampungnya. Dan Jeno bahkan sudah pergi tepat di hari Jaehyun juga pergi, yang berarti sudah tiga bulan.
Mingyu merasakan aura omega sedang stress yang menguar dari Jaehyun. Dia meraih tangan Jaehyun di pangkuannya dan mengelusnya dengan lembut. Berusaha untuk meredakan stress Jaehyun.
Jaehyun meremas tangan Mingyu balik, "Kenapa kau membiarkannya pergi? Dia kabur dan kau bahkan tidak berusaha untuk mencarinya?!," Jaehyun mencemooh, "Kau itu ayahnya atau bukan?"
Tuan Lee memandang Jaehyun dengan tajam, "Tutup mulutmu sebelum aku kehilangan kesabaran!" Bentaknya dengan suara rendah.
Mingyu yang mendengar suara Tuan Lee yang terdengar berbahaya itu langsung merinding. Tangannya meremas tangan Jaehyun dengan kuat. Punggungnya seketika menjadi kaku. Tuan Lee adalah alpha dominan yang otoriter. Mingyu jadi tau dari mana Jaehyun mendapatkan sifat keras kepalanya.
"Memang apa yang akan kau lakukan jika aku tidak menutup mulutku?" Jaehyun malah menantang, "Aku sudah menderita semenjak aku keluar dari rahim ibuku, jadi sedikit siksaan lagi bukan masalah besar bagiku," Jaehyun menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Alive - GYUJAE
Fanfiction[COMPLETED] Terkadang, apa yang kau butuhkan sudah ada di depan mata. Terkadang, apa yang kau inginkan sudah tersedia untuk kau raih. Terkadang, orang yang kau anggap sebagai teman, berarti lebih bagi dirimu. Tetapi tidak ada yang mengatakan bahwa...