"Kesambet apa kau pakai turtle neck di hari sepanas ini?" Winwin menatap Jaehyun dengan penuh keheranan saat Jaehyun berjalan menghampiri meja yang ia tempati. Mereka janjian bertemu di sebuah cafe dekat universitas.Jaehyun mendudukkan dirinya di hadapan Winwin, "Ceritanya panjang," Lalu dengan santainya menyambar coffee latte yang jelas-jelas bukan miliknya karena dia belum memesan apapun dan meminumnya.
Winwin menampar tangan Jaehyun, "Ya! Itu minumanku!"
"Ck! Pelit sekali."
"Kau kaya, kau bisa saja membeli cafe ini kalau kau mau. Sedangkan aku harus membagi uang bulananku untuk jajan dan berkencan!" Winwin menyambar kembali coffee lattenya dari tangan Jaehyun.
Melihat Jaehyun hanya memonyongkan bibirnya dan tidak berniat untuk berbicara, Winwin berinisiatif membuka pembicaraan, "Kulihat kau sekarang selalu menempel pada mahasiswa berkulit hitam itu? Mentang-mentang aku beda jurusan kau mulai melupakanku."
Jaehyun melirik Winwin melalui ujung matanya, "Kulitnya tidak hitam tapi eksotis!"
Jaehyun menyandarkan tubuhnya pada sandaran bangku kayu di cafe itu, "Dan kalau aku sudah melupakanmu, aku tidak akan mungkin memintamu menemuiku sekarang."
Winwin terkekeh pelan, "Kau tidak pernah memanggilku tanpa alasan. Pasti ada maunya."
Jaehyun nyengir lebar, "Kau tau saja."
"Kita tuh sahabat bukan sih?! Kau selalu saja datang hanya saat butuh bantuan. Kebiasaan," Winwin mencebikkan bibirnya.
Jaehyun menjentikkan jarinya, "Justru itu gunanya sahabat! Saling membantu."
Winwin memutar bola matanya dan menyeruput coffee lattenya berharap kafein yang terkandung di minumannya itu bisa meredakan sedikit rasa kesalnya pada sahabat sedari kecilnya itu, "Ada masalah apa kali ini?"
Jaehyun menghela nafas dan terdiam sebentar, "Ayahku akan pulang dari Amerika."
"Kapan?" Winwin kembali menyeruput coffee lattenya.
"Besok."
Winwin langsung tersedak. Dia batuk berkali-kali sampai Jaehyun harus mengelus punggungnya dan memijat lehernya pelan.
Itu berlangsung untuk beberapa saat. Wajah Winwin terlihat memerah karena tersedak tadi, "Hah?! Kenapa tiba-tiba sekali?! Bukannya rencana awalnya dia akan pergi sampai kau lulus kuliah?"
"Itu aku juga tidak tau kenapa," Jaehyun berdecak, "Dasar pria tua! Sekarang aku harus mencari tempat tinggal."
Winwin menatap waswas ke arah Jaehyun, "Kau tidak bermaksud untuk tinggal di apartemenku kan?"
Jaehyun mengatupkan kedua tangannya memohon kepada Winwin, "Tampung aku di apartemenmu, please. Aku janji hanya untuk sementara!"
Mata Jaehyun sudah ia kedip-kedipkan. Dia mencoba menunjukkan puppy eyes terbaiknya. Tetapi Winwin tidak terpengaruh, "Tidak bisa, Jaehyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Alive - GYUJAE
Fanfiction[COMPLETED] Terkadang, apa yang kau butuhkan sudah ada di depan mata. Terkadang, apa yang kau inginkan sudah tersedia untuk kau raih. Terkadang, orang yang kau anggap sebagai teman, berarti lebih bagi dirimu. Tetapi tidak ada yang mengatakan bahwa...