FA - 11⚠️

7.3K 591 47
                                    

Warning ⚠️
Smut, handjob
Explicit

Entah keberanian dan kekuatan dari mana, Jaehyun secara kasar menarik tangan Mingyu yang tadinya menjepitnya antara dirinya dengan tembok, ke kamarnya yang terletak di lantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah keberanian dan kekuatan dari mana, Jaehyun secara kasar menarik tangan Mingyu yang tadinya menjepitnya antara dirinya dengan tembok, ke kamarnya yang terletak di lantai dua. Menyeretnya melalui tangga yang tidak bisa dibilang pendek, karena tingginya sekitar dua kali tinggi badan Mingyu.

Mengunci pintu kamarnya sesaat setelah mereka berdua berada di dalam. Jaehyun duduk di sofa kecil berbahan velvet lembut berwarna putih yang terdapat di kamarnya, "Kau tidak mengerti!" Jaehyun menunduk sambil mencengkeram rambutnya dengan kuat.

"Bagian mana yang aku tidak mengerti? Aku adalah matemu dan sudah tugasku untuk menjagamu!" Mingyu tidak duduk menyusul Jaehyun. Dia masih berdiri di depan pintu menghadap Jaehyun.

Jaehyun menggelengkan kepalanya sebelum mendangak menatap Mingyu, "Orang yang aku anggap kekasih itu adalah orang yang dijodohkan padaku oleh ayah," Bibir Jaehyun bergetar, menahan semua emosi yang tertimbun di dalam dirinya agar tidak meledak.

"Dulu aku mencintainya, dan aku menutup mata akan semua tindakannya yang meyakitiku. Dia dengan terang-terangan menjalin hubungan dengan orang lain tanpa berusaha untuk menutupinya sedikit pun dariku, dan aku membiarkannya. Aku adalah kekasihnya tapi terasa seperti akulah yang merupakan orang ketiga di hubungan mereka. Terakhir kali aku menemuinya, dia memperlakukanku dengan sangat manis, menggandeng lenganku layaknya kita adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Aku hampir jatuh pada pesonanya untuk kedua kalinya sampai aku sadar bahwa itu hanya permainannya saja untuk mengambil hati kolega bisnis ayahku," Air mata berlinang di pelupuk mata Jaehyun.

Mingyu mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, ia yakin kukunya melukai telapak tangannya. Berani-beraninya orang brengsek macam itu menyakiti orang yang dicintainya.

Jaehyun melanjutkan, "Bodohnya aku pernah mencintai orang seperti itu," Jaehyun mengambil nafas sebelum melanjutkan, "Aku takut diriku yang hancur ini menyakitimu, Mingyu."

Mingyu tidak habis pikir. Dia melangkah mendekati Jaehyun, berhenti tepat di depannya, "Kau tidak akan pernah menyakitiku. Aku tau itu."

Jaehyun menggeleng lagi, "Tolong mengertilah! Bagaimana bisa aku menyalurkan rasa cinta dan kasih sayang kalau aku sendiri tidak pernah merasakannya?" Satu tetes air mata lolos dari pelupuk mata Jaehyun. Membasahi pipinya yang seputih susu.

Mingyu berjongkok di hadapan Jaehyun dan meraih tangan Jaehyun yang sedari tadi meremas lututnya, "Karena itulah aku di sini, untuk memberimu rasa cinta tulus yang melimpah sampai kau menampung terlalu banyak kasih sayang dan mampu untuk menumpahkannya pada orang lain. Itulah gunanya mate, Jaehyun."

Perlahan namum pasti, Jaehyun menarik Mingyu ke dalam pelukannya. Isak tangisnya terdengar dengan jelas oleh Mingyu karena posisi kepalanya yang sekarang tepat berada di samping telinga Mingyu. Karena posisi yang tidak nyaman, Mingyu mengangkat tubuhnya dan juga tubuh Jaehyun. Menggendongnya bagaikan koala dan mendudukan dirinya di sofa kecil tempat Jaehyun duduk semula, membuat Jaehyun menjadi berada dalam pangkuannya dengan masih memeluknya.

Feel Alive - GYUJAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang