Episode 6

26 1 0
                                    

ada BAHAGIA ada KECEWA

Baru beberapa menit melaju, taksi tiba tiba berhenti. Sepertinya ngadat mesin.
Claudia agak panik, sementara malam sudah hampir larut tapi belum sampai juga ke tempat tujuan.
Padahal sebelum pergi, dia sudah janji pada Papanya, tidak akan pulang lebih dari jam 9 malam.
Maklum anak Gadis rumahan, apalagi semata wayang.
Wajar saja jika dicemaskan.

"Kenapa, Pak?" Tanya Claudia.

"Mati mesin kayaknya, mbak..."

"Yaahh... gimana donk, Pak?"

"Aduh... maaf ya, Mbak?!"

Terpaksa, Claudia pun turun dari badan taksi. Setelah membayar total argo yang tertera.

Menepi di pinggir jalan, pandangan Claudia menyisir. Berharap ada taksi lain yang melintas.
Namun yang nampak dari kejauhan adalah lampu dari sebuah sepeda motor.
Dalam kepanikan, Claudia mengukir senyum tenang, akhirnya tukang ojek yang sedang berkeliling datang.

Tangan Claudia melambai bersamaan dengan laju motor yang semakin mendekat.

Dan motor pun berhenti tepat di depannya.
Drivernya tampak rapi dan gagah dengan helm hitam mengkilat.

"Mas... tolong anter ke jalan Rubi, ya?" Pintanya.

Driver itu tak menjawab, baru setelah melepas helm dia memberi tanggapan.

"Kemana aja boleh..." Timpalnya dengan senyum ramah yang sumringah.

Dia lagi... Claudia tertegun.
Agak tak enak hati menganggap Pemuda semenarik itu sebagai Tukang Ojek.
Aduh malu...

"Maaf ya... aku pikir kamu Tukang Ojek! Aduh maaf banget, jadi ga enak..." tuturnya menyesal.

"Ga apa apa kok dipanggil Kang ojek juga, kalo penumpangnya kamu hehehe..."

Ariel tertawa, jurus gombalnya keluar begitu saja. Sampai membuat Driver taksi yang tengah sibuk menghubungi jasa derek menyeringai geli, karena mau tak mau harus mendengarkan obrolan mereka.

"Mau kemana, Non?"

"Mau ke ulang tahun temen Kampus... eh, taksinya malah mogok."

"Emm... ke ulang tahunnya Dita kan?!"

"Iya... kok kamu tau?!"

"Heheh, ya tau donk. Dita kan temen sekampus saya juga. Saya juga mau ke sana. Kalo mau... Kita barengan aja, yuk?"

Claudia tersenyum, diam sambil berpikir menimbang tawaran pemuda yang baru dikenal.

"Udah Mbak... mau aja! Udah malem lho, taksi udah langka yang lewat."

Tak ada kabel sambungan, tapi Driver taksi nimbrung sembarangan.
Ariel terkekeh. Dalam hati girang dapat dukungan.

Claudia masih menimbang, bukan apa apa. Dia tidak mudah untuk bisa mempercayai orang.
Dan sepertinya Ariel peka akan perasaan itu.

"Saya bukan orang jahat, kok... Saya jamin keselamatan kamu, pulang pergi, gratis! Hehehe..."

"Tuh Mbak... udah mau aja!" Lagi lagi Driver taksi ikutan membujuk.

Love And FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang