Episode 9

23 0 0
                                    


Kiranya, usai sudah masalah dengan Dita. Dan dari balik pohon besar di sana Indra pun ikut lega, ternyata masih ada harapan untuknya bersama Dita meski entah kapan...

***

Malam ini Ariel tampak terlihat kurang semangat, ia lebih banyak menghabiskan waktu sambil main playstation... sesekali nyomot popcron di mangkuk besar yang tersedia di sampingnya.

Sampai akhirnya pintu kamar terbuka dan ia sudah tau siapa saja yang datang...

"Hmmm, ikutan ah ikutan..." Ukie semangat, ikut duduk di sampingnya dan mengambil joystick.

"Pada nongol deh, pas masalah beres.... resek lo semua!" Sindir Ariel, agak sebal dan menyerahkan joystick yang dipegangnya kepada Andika yang langsung sibuk melahap popcron.

"Masalah? Masalah apaan si, Bor?! Kok sampe bikin muke lo langsung ga asik gitu diliatnya?" sambut Loekman sambil merebahkan diri ke tempat tidur Ariel, melepaskan lelah...

Sementara Indra masih belum mendekat, ia malah menyendiri menikmati pemandatangan malam dari balkon kamar Ariel sambil merenung...
Tapi akhirnya nimbrung juga.

"Yang udah selesai ga usah dibahas lah, biarin aja berlalu!" Begitu kata Indra dengan nada ketus.

"Apaan si lu, orang gue masih pengen bahas... emangnya masalah?!" Timpal Ariel santai, masih sibuk mondar mandir beres beres...

"Iyalah masalah buat gue, terus mau lo apa?!"

Mendadak Indra jadi garang, sehingga membuat suasana di kamar Ariel menegang, apalagi saat Indra kemudian mendekati Ariel dan menatapnya seperti ingin menyerang. Teman teman yang lain jadi merasa takut ada pertengkaran.

Namun Ariel masih santai menanggapinya, dengan selumbar senyuman.

"Eh... kenapa si lo berdua ah?! Udah... udah!" Reza menengah.

"Biarin, Za... ga apa apa... kayaknya ni anak punya problem tersembunyi ama gue..."timpal Ariel menyingkirkan tubuh Reza pelan.

"Kenapa lo?!" tanya Ariel, menantang.

"Lo sopan dikit ama cewe!" Sahut Indra geregetan.

"Owh... Dita??? Nguntit gua, lu?" Kini Ariel mengerti, masih dengan santai menanggapi. "Duduk dulu sini, biar gue jelasin..."

Ariel hendak merangkul agar semua duduk masalah bisa dijelaskan secara pelan pelan, namun rupanya Indra yang masih dikuasai ego dan emosi malah menyingkirkan rangkulan Ariel dengan kasar.

"Weeiissssst... nyantai..."

"Udah ngomong aja, lo... ga usah kebanyakan tingkah!"

Sikap itu, malah menggelitik Ariel untuk terus tersenyum. Tetap bertahan dengan santai menghadapi Indra.
Sejenak ia berpikir menyusun kata yang pas untuk ia lontarkan pada Indra.

"Hmmm..." terhela panjang napasnya sebelum memulai.

"Emangnya gua apain Dita, si? Gua pukul? Kagak. Anjiss, kotor amat tangan gua mukul cewe! Sekali pun tu cewe beringas. Niatannya jahat buat nyakitin orang. Tenang, Bro! Cuman gua nasehatin. Haha ternyata, saking cintanya dalam diam ya, lu?
Diem diem juga lu nyaksiin apa yang terjadi tadi sore di dermaga? Makanya ni, Gaes. Jadi gini dia ke gua tingkahnya."

Love And FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang